Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Tingkat Kecanduan akibat Ganja Meningkat Setiap Tahun

Kompas.com - 27/07/2022, 11:51 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Upaya legalisasi ganja medis di Indonesia kembali mencuat beberapa hari lalu.

Gagasan untuk melegalkan ganja demi kepentingan medis disuarakan berulang kali, namun sampai hari ini tak kunjung membuahkan hasil.

Tidak diketahui apakah ganja efektif untuk digunakan sebagai pengobatan. Namun, studi terbaru yang dimuat dalam jurnal Lancet Psychiatry justru membuktikan fakta sebaliknya.

Ditemukan, konsentrasi tetrahydrocannabinol atau THC yang lebih tinggi --komponen dari tanaman ganja yang menyebabkan mabuk-- membuat banyak orang di berbagai belahan dunia merasa kecanduan.

Individu yang menggunakan ganja dengan konsentrasi THC tinggi lebih berisiko mengalami kecanduan dan masalah kesehatan mental.

Hasil ini dibandingkan dengan individu yang hanya menggunakan ganja dengan potensi THC yang lebih rendah (sekitar 5-10 miligram per gram).

Para ilmuwan menetapkan standar THC sebesar 5 miligram dalam studi ini.

Jumlah tersebut diketahui menyebabkan keracunan ringan bagi pengguna ganja non-reguler.

"Salah satu studi kualitas tertinggi yang termasuk dalam publikasi kami menemukan, penggunaan ganja potensi tinggi dibandingkan ganja potensi rendah dikaitkan dengan peningkatan risiko kecanduan empat kali lipat."

Pernyataan itu disampaikan co-author studi, Tom Freeman, dosen senior di departemen psikologi dan direktur kelompok kecanduan dan kesehatan mental di University of Bath, Inggris.

Seperti dilaporkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), sekitar tiga dari 10 orang di AS yang menggunakan ganja mengalami cannabis use disorder.

Cannabis use disorder adalah istilah medis untuk menggambarkan seseorang yang kecanduan ganja.

European Monitoring Centre for Drugs and Drug Addiction menemukan, terdapat peningkatan 76 persen pada individu yang menjalani pengobatan untuk kecanduan ganja selama satu dekade terakhir.

"Sementara potensi ganja terus meningkat selama waktu yang sama," jelas Freeman.

"Laporan dari PBB menemukan, dalam dua dekade terakhir, proporsi orang yang mencari pengobatan untuk kecanduan ganja telah meningkat di semua wilayah dunia selain Afrika."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com