Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaitan antara Kopi dan Migrain, Menyembuhkan atau Memperparah?

Kompas.com - 12/06/2023, 06:06 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketika mengalami migrain kronis, kopi adalah salah satu minuman yang dihindari karena dikhawatirkan dapat memicu penyakit tersebut.

Padahal sebenarnya, kopi tidak selalu menyebabkan migrain, tergantung dari berapa banyak jumlah kafein yang dikonsumsi.

Ahli sakit kepala Emad Estemalik, MD, menjelaskan hubungan yang rumit antara migrain dan kafein serta beberapa tips untuk menikmati kopi tanpa menimbulkan migrain.

Manfaat kafein untuk meredakan migrain

Studi menunjukkan, bagi orang yang mengalami migrain episodik (0-14 kali sakit kepala sebulan), mengonsumsi satu hingga dua porsi kafein dapat mengurangi kasus sakit kepala sepanjang hari.

Pada individu yang biasa mengonsumsi kafein, mengonsumsi satu hingga dua porsi kafein tidak memiliki efek pada migrain di hari yang sama atau hari berikutnya.

Kafein sendiri bisa bersifat mengurangi peradangan, yang dapat membantu mengurangi rasa sakit pada migrain.

Baca juga: 7 Makanan untuk Mampu Redakan Sakit Kepala dan Migrain

Asupan kafein berlebih bisa memicu migrain

Namun perlu diingat, mengonsumsi tiga porsi atau lebih kafein dapat menimbulkan masalah.

Kafein bersifat diuretik, yang dapat membuat kita lebih sering buang air kecil.

Mengonsumsi terlalu banyak kafein dapat menyebabkan dehidrasi dan kehilangan magnesium akibat sering buang air kecil. Kedua faktor tersebut dapat memicu migrain.

Selain itu, mengonsumsi kafein berlebih dapat mengubah migrain episodik menjadi migrain kronis (15 atau lebih sakit kepala dalam sebulan).

Nagih kafein

Jika terbiasa minum kafein secara teratur dan kemudian tidak mengonsumsinya selama satu atau dua hari, kita dapat mengalami gejala nagih kafein. Salah satu gejala ini adalah migrain.

Kafein menyebabkan pembuluh darah di otak menyempit, tetapi setelah asupan kafein terhenti, pembuluh darah tersebut kembali melebar, yang dapat menyebabkan rasa sakit.

Menurut studi, gejala nagih kafein biasanya mulai muncul dalam waktu 12-24 jam setelah berhenti mengonsumsi kafein, dan bisa berlangsung antara 2-9 hari.

Obat pereda nyeri dan migrain

Beberapa obat pereda nyeri mengandung kafein.

Studi mengungkap, kafein dapat membantu penyerapan obat menjadi lebih baik, sehingga memberikan bantuan lebih cepat.

Namun, kita perlu berhati-hati. Jika mengonsumsi terlalu banyak obat pereda nyeri yang mengandung kafein atau minum obat itu terlalu sering, kita mungkin mengalami sakit kepala akibat penggunaan obat berlebihan.

Baca juga: Perubahan Gaya Hidup untuk Redakan Nyeri Akibat Migrain

Tindakan pencegahan migrain

Ada beberapa hal penting terkait konsumsi kafein yang perlu diperhatikan untuk mencegah migrain, seperti:

  • Membatasi konsumsi kafein sekitar 150-200 miligram per hari (setara satu hingga dua cangkir kopi).
  • Perhatikan ukuran sajian minuman yang mengandung kafein. Misalnya, satu kopi porsi besar jauh lebih banyak kafeinnya daripada satu porsi kecil.
  • Hindari kopi tanpa kafein jika kita sangat peka terhadap kafein. Meskipun mengandung sedikit kafein, tetap perlu diwaspadai.
  • Bagi yang menderita migrain, perhatikan asupan kafein dan gejala migrain yang mungkin timbul.
  • Jika ingin mengurangi konsumsi kafein, lakukan secara perlahan atau menjaga asupan kafein tetap konsisten demi mencegah serangan migrain.

Baca juga: Orgasme Sembuhkan Migrain, Mitos atau Fakta?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com