Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
INDONESIA TERHUBUNG

Bangun Fondasi Literasi Digital pada Anak, Bagaimana Caranya?

Kompas.com - 13/06/2023, 20:50 WIB
Aningtias Jatmika,
Aditya Mulyawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Di tengah perkembangan teknologi yang masif, literasi digital merupakan aspek penting yang harus dikuasai masyarakat, terlebih dalam mendidik anak-anak.

Untuk diketahui, literasi digital merupakan kemampuan untuk memahami serta menggunakan informasi yang berasal dari banyak sumber. Adapun sumber ini dapat diakses melalui komputer dan perangkat canggih lain dengan dukungan jaringan internet cepat, misalnya IndiHome dari Telkom Indonesia.

Sementara itu, orangtua juga memiliki peran penting dalam meningkatkan kemampuan literasi digital anak. Terlebih, pada anak berusia di bawah tujuh tahun yang belum mencapai perkembangan otak secara sempurna.

Hal itu dirasakan Shafira Adlina. Narablog yang menaruh perhatian pada dunia parenting ini berpendapat bahwa orangtua sudah sewajarnya berupaya meningkatkan kemampuan literasi digital pada anak.

Literasi digital tidak hanya berkaitan dengan teknologi, tetapi juga kemauan untuk belajar serta kemampuan untuk berpikir kritis, kreatif, dan inovatif di dunia digital,” ujar Shafira dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (13/6/2023).

Nah, berikut adalah tip dari Shafira untuk membangun fondasi literasi digital pada anak.

1. Ajarkan anak untuk menahan pandangan

Menyiapkan anak untuk masuk ke dunia digital bukan berarti harus memberikannya gadget sejak balita. Hal terpenting adalah mengajarkan anak mengenai batasan waktu penggunaan gadget.

Baca juga: Meneladani Kisah 3 Perempuan Inspiratif yang Berhasil Mengangkat Daerahnya

Selain itu, orangtua juga sebaiknya membatasi akses internet kepada anak agar tidak terpapar situs yang tidak pantas.

“Pada prinsipnya, orangtua harus mengajarkan anak untuk menahan pandangan dan menjaga kemaluan. Jika orangtua tidak membicarakan hal tersebut, anak tidak tahu cara menyikapinya,” ujar Shafira.

Sebagai pengganti gadget, orangtua juga perlu menyediakan alternatif kegiatan lain, misalnya ikut sertakan anak pada les berenang, basket, futsal, dan gitar.

2. Bangun komunikasi dengan anak

Shafira menjelaskan, ketimbang memberikan gadget, orangtua sebaiknya mengedepankan komunikasi dengan anak. Sebagai contoh, ajak anak bicara setiap kali pulang sekolah atau berkegiatan. Tugas menumpuk, teman jahil, atau guru menyebalkan bisa menjadi hal berat bagi mereka. Menurut dia, lewat komunikasi, anak akan merasa didengarkan.

Baca juga: Mengenal Digital Parenting, Pola Asuh di Era Digital agar Anak Menjadi Generasi Emas

“Pada kesempatan itu, orangtua dapat membicarakan perasaan anak. Tanyakan perasaannya di hari itu serta apa yang membuatnya bahagia dan sedih. Dengan begitu, anak akan mudah bercerita kepada orangtua setiap kali ia merasakan sesuatu,” jelas Shafira.

3. Temani anak saat berselancar di internet

Di zaman serbadigital, orangtua mustahil menjauhkan anak dari gadget. Untuk menyiasatinya, orangtua perlu mendampingi dan mengawasi anak ketika mereka berselancar di internet.

“Saya merasa sedih ketika menemukan anak-anak dibiarkan menonton video di media sosial secara bebas (tanpa pendampingan orangtua). Konten yang tidak sesuai value serta budaya Timur dapat terekam di pikiran anak di bawah umur,” imbuh Shafira.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com