Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanda Kekerasan Psikis dalam Hubungan, Posesif dan Suka Mengontrol

Kompas.com, 28 Juni 2023, 09:06 WIB
Niken Monica Desiyanti,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kekerasan dalam hubungan atau abusive relationship adalah istilah untuk menggambarkan perilaku kasar atau kekerasan yang dilakukan seseorang terhadap pasangannya. 

Tak hanya secara ini, tindakan tersebut juga bisa menyerang psikis atau kondisi mental seseorang. 

Sering kali, sulit untuk mengidentifikasi kekerasan psikis dalam hubungan karena disalahartikan sebagai bentuk cinta yang berlebihan.

Tanda adanya kekerasan psikis dalam hubungan

“Banyak orang yang salah mengidentifikasi kekerasan sebagai bentuk cinta. Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui beberapa tanda perilaku kekerasan dalam hubungan,” kata Executive Director Yayasan Pulih, Dian Indraswari.

Baca juga: 4 Jenis Kekerasan yang Termasuk KDRT

Dalam peluncuran kampanye “Abuse is Not Love” kolaborasi YSL Beaute dan Yayasan Pulih yang digelar di Jakarta Selatan kemarin, ia membagikan sejumlah perilaku yang kerap dilakukan pasangan dalam hubungan yang diwarnai kekerasan secara psikis.

1. Manipulatif

Menurut Dian, pasangan yang selalu menempatkan kita di posisi yang salah, dan membuat kita terpaksa menyutujui semua pendapatnya adalah tanda dari sifat pasangan yang abusive.

“Kadang pasangan memanipulasi, membuat kita jadi selalu salah, membuat merasa kita ini error, dan itu terjadi secara terus menerus,” kata Dian.

Baca juga: Tanda-tanda Seseorang Menjadi Korban Manipulasi

Selain itu, manipulasi ini juga biasanya dibungkus dengan kata, seperti “ini demi kebaikan untuk kamu” ataupun “aku melakukan ini karena peduli sama kamu”.

Padahal, hubungan yang sehat adalah hubungan yang saling menghargai dan tidak memaksakan kehendak.

“Setiap orang punya freedom, tapi ketika kita dipaksa melakukan sesuatu yang tidak kita inginkan, nah itu salah satu tanda kekerasan atau abuse,” lanjut Dian.

2. Suka mengatur

Ilustrasi pasangan bertengkar dan mengeluarkan kata-kata toxic perusak hubungan.Unsplash Ilustrasi pasangan bertengkar dan mengeluarkan kata-kata toxic perusak hubungan.
Suka mengatur atau controlling juga merupakan tanda adanya kekerasan dalam hubungan, yang menurut Dian, biasanya ditunjukan oleh hal-hal kecil.

“Ketika mau pergi ke suatu tempat dilarang, bergaul dengan seseorang dilarang, bahkan cara berpaikanpun terkadang diatur,” jelas Dian.

Baca juga: Penyebab Kekerasan Psikis pada Anak, Benarkah Karena Relasi Kuasa?

Lebih lanjut, dian mengatakan bahwa controlling yang dilakukan pasangan membuat seseorang tidak mempunyai kebebasan dalam bertindak.

Hal ini akan menimbulkan snowball effect jika dilakukan secara terus menerus dapat memicu terjadinya kekerasan fisik.

3. Intrusif

Banyak orang menyalahartikan perilaku intrusif sebagai bentuk cinta seseorang pada pasangannya, padahal intrusif adalah bentuk kekerasan dalam suatu hubungan.

“Meminta password, minta share location, atau video call. Nah itu perilaku intrusif yang bisa jadi tanda adanya kekerasan, karena dari hal-hal kecil bisa jadi hal besar,” kata Dian.

Perilaku intrusif ini dapat membuat hubungan menjadi tak nyaman, dipenuhi rasa curiga dan merusak batasan privasi dalam suatu hubungan.

Ilustrasi menjalani hubungan jarak jauh.PEXELS/ANDREA PIACQUADIO Ilustrasi menjalani hubungan jarak jauh.
Selain itu, ada juga beberapa perilaku yang sering dilakukan pasangan abusive dalam suatu hubungan, seperti sering memberi silent treatment, sering mengancam dan meremehkan.

Sikap cemburu berlebihan, sering mengintimidasi, bahkan mengisolasi pasangan dari lingkungannya juga sama buruknya.

Baca juga: Bahaya Cemburu Berlebihan dan Cara Mengatasinya

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau