Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serpihan Emas, Emosi, dan Seni dalam Parfum Atelier des Ors

Kompas.com - 01/09/2023, 20:54 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Setiap orang memiliki pilihan sendiri dalam hal aroma yang disukai. Ada yang menyukai aroma bunga, aroma buah segar, aroma hijau daun-daunan, wangi kayu, hingga keharuman rempah.

Untunglah berbagai jenis aroma tersebut tersedia melalui berbagai brand parfum yang bisa kita beli.

Namun perlu diketahui, tidak semua aroma yang dibuat perfumer akan memiliki efek yang sama pada pemakainya, sehingga penting untuk memilih dengan cermat aroma yang paling sesuai dengan kita.

Disebutkan bahwa parfum yang baik adalah parfum yang bisa membangkitkan mood atau suasana hati kita, entah menjadi ceria, lebih percaya diri, merasa sexy atau macho, atau mengingatkan kita pada hal-hal yang indah.

Nah, bagian itulah yang dijadikan credo oleh Atelier des Ors, rumah wewangian artistik yang terinspirasi oleh kemegahan Haute Parfumerie.

Terlahir dari keinginan untuk menciptakan aroma yang unik, memikat, dan sensual, Atelier Des Ors seolah ingin membangkitkan emosi yang kuat dengan perjalanan puitis di tubuh kita lewat aromanya.

"Kami menempatkan warisan, pengetahuan, dan savoir-faire Prancis kami ke dalam setiap wewangian sebagai pernyataan yang kuat dalam hal penciuman, desain, dan estetika untuk menyampaikan keanggunan abadi," begitu ditulis oleh Atelier des Ors.

Baca juga: Memilih Wewangian yang Tepat Untuk Anda

Wewangian dengan sentuhan seni

Emosi, Seni, dan Emas dalam Parfum Atelier des Ors Emosi, Seni, dan Emas dalam Parfum Atelier des Ors
Atelier des Ors didirikan pada tahun 2015 di Perancis oleh Jean-Philippe Clermont. Tumbuh dikelilingi lukisan dan seni, Jean-Philippe terdorong untuk mengembangkan kepekaan artistiknya sendiri, yang diekspresikan dalam pencarian keindahan dan estetika.

Ia kemudian mendirikan Atelier des Ors dengan mimpi menciptakan parfum yang memadukan elemen-elemen seni untuk memberikan kesenangan dan inspirasi bagi pemakainya.

Bersama perfumer Marie Salamagne, Jean-Philippe menciptakan wewangian yang masing-masing memiliki kisah spesifik yang berbeda.

Parfum Rose Omeyyade misalnya, terinspirasi dari Dinasti Umayyah, menceritakan tentang kemegahan istana yang didekorasi dengan mewah.

Wewangian ini menggabungkan aroma mawar damaskus dengan rasberry dan pink pepper di bagian top notes, disusul aroma nilam, brown sugar, dan guaiac wood sebagai middle notes, dan ditutup dengan keharuman kayu gaharu, cendana dan amber.

"Rose Omeyyade memunculkan aroma mawar damaskus yang menawan, dipadukan dengan keharuman lembut raspberry dan wangi kayu yang intens, seperti Gaiac Wood dan kayu gaharu yang mistis," ujar Marie Salamagne.

Sedangkan parfum Bois Sikar terinspirasi dari cerutu dan kayu cedar yang digunakan sebagai kotaknya, dipadukan dengan wiski Islay dan aroma drum kayu ek.

Hasilnya adalah aroma smoky tembakau dengan nada kayu yang kuat sekaligus unik, aroma yang melambangkan kekuasaan, kemewahan, sekaligus kecanduan yang memabukkan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com