Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TikTok Jadi Media Pelampiasan Trauma di Kalangan Gen Z

Kompas.com - 08/09/2023, 16:01 WIB
Dinno Baskoro,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pelampiasan rasa sakit hingga trauma saat ini mengalami pergeseran tren, khususnya di kalangan generasi Z.

Ada satu hal baru ditemukan para ahli tentang media sosial seperti TikTok kini seolah menjelma jadi "ajang" pelampiasan rasa sakit hingga trauma bagi generasi muda.

"Gen Z menjadi generasi pertama yang tidak merasa malu berbagi segalanya di media sosial."

"Saya semakin terbiasa melihat orang-orang terbuka tentang trauma mereka di TikTok."

Demikian kata Meg Schnetzer, seorang praktisi somatik yang biasa menangani trauma, seperti dilansir Study Finds.

Baca juga: Bangkit dari Isu Bangkrut, Revlon Siap Memikat Gen Z 

Meg menjelaskan, trauma yang dimaksud itu berbicara tentang bagaimana preferensi pada generasi Z mendukung dan mengungkapkan pengalaman sulit yang dihadapi.

Kemudian ada pula emosi dan keyakinan yang disimpan dalam sistem saraf kita hingga tercermin dalam perilaku kita selama bertahun-tahun.

Rasa sakit dan trauma yang dialami bisa berupa kecanduan, kemarahan, menyenangkan orang lain, mengasingkan diri, atau ketidakmampuan memercayai orang lain.

Pada dasarnya, menurut Meg, semua itu dilakukan dengan tujuan untuk melindungi diri sendiri dengan cara tertentu.

Sedangkan pilihan kebanyakan Gen Z adalah membagikannya ke media sosial seperti TikTok.

Lebih dari itu, menurut Meg, fenomena berbagi rasa sakit dan trauma di kalangan Gen Z melalui media sosial tidak selalu berdampak buruk.

Justru dia merasa kagum dengan kesadaran para generasi muda dalam mengelola dan tidak mengabaikan rasa sakit yang dialami.

"Kalau soal trauma, menurutku bukan satu hal yang buruk. Tampaknya ada banyak kesadaran sehingga mereka merasa aman untuk terbuka dan berbagi pengalamannya di TikTok."

"Ketika ada orang yang mampu mengumpulkan keberanian untuk berbagi, maka hal itu dapat memicu seluruh gerakan yang serupa," lanjut Meg.

Karakter generasi Z sendiri memang secara khusus cukup membuka diri tentang banyak hal, terutama pada masalah kesehatan mental.

Baca juga: 5 Aksi Sederhana yang Bisa Dilakukan Generasi Z untuk Lawan Polusi 

Ilustrasi Gen Z mengalami stres di dunia kerjaUnsplash Ilustrasi Gen Z mengalami stres di dunia kerja

Perubahan dan tren yang terjadi di media sosial saat ini pun dianggap menjadi salah satu langkah positif dalam mengelola kesehatan mental, meski sebenarnya ada risiko lain terkait berbagi rasa sakit dan trauma di media sosial.

Mulai dari masalah privasi, keamanan berselancar di media sosial, hingga tindakan atau ancaman nyata yang mungkin bisa dialami Gen Z saat berbagi segalanya di media sosial.

"Banyak dari kita, terutama dari generasi saya (Milenial) yang tumbuh menjadi dewasa dengan menyangkal pengalaman kita sendiri."

"Kita cenderung tumbuh dari generasi yang sering mengabaikan emosi, diminta untuk menahan diri daripada membagikannya keluar. Tapi Gen Z memulainya dengan menyadari respons trauma mereka," tutup Meg.

Baca juga: Belanja Online Masih Diminati Generasi Z

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com