Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Ajarkan Anak Keberagaman dan Inklusivitas

Kompas.com - 20/09/2023, 06:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ristiana D. Putri

KOMPAS.com - Mengajarkan hal-hal baik pada anak perlu dilakukan sejak dini. Hal ini karena pola asuh yang diterapkan sejak mereka balita bisa berdampak pada tumbuh kembangnya, termasuk pembelajaran seputar keberagaman atau inklusivitas.

Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya, latar belakang, hingga bentuk tubuh. Itulah mengapa keberagaman dan perbedaan pasti akan anak temukan seiring dengan tumbuh dewasanya mereka.

Dalam siniar Dongeng Pilihan Orangtua episode “Cerita Belajar Menghargai Perbedaan” dengan tautan s.id/DopingPerbedaan, dikisahkan Yaya adalah kucing dengan mata yang berbeda. Hal tersebut membuatnya sering diejek oleh teman-temannya.

Kenapa Keberagaman dan Inklusivitas Penting?

Keberagaman adalah perbedaan yang dimiliki setiap manusia, mulai dari ras, etnis, hingga asal kebangsaan. Sementara itu, inklusivitas adalah keterlibatan atau pengakuan terhadap perbedaan yang dimiliki setiap orang.

Memberikan anak terhadap dua pemahaman ini dapat meningkatkan dan memupuk rasa saling toleran serta memahami perbedaan yang ada. Anak pun jadi memiliki rasa keingintahuan yang tinggi, percaya diri, dan saling membantu.

Tak hanya itu, dua hal ini juga membantu anak belajar berempati dengan orang-orang yang berbeda dari mereka karena adanya perbedaan sudut pandang.

Baca juga: 6 Hewan Ini Berperan Menjaga Keseimbangan Lingkungan

Salah satu cara terbaik untuk mengajarkan kepada anak tentang keberagaman dan inklusivitas, yaitu melalui praktik langsung oleh orangtua. Misalnya, mengenalkan lewat cerita-cerita fiksi atau memberikan pemahaman terhadap lingkungan sekitarnya.

Mengajarkan Anak Keberagaman dan Inklusivitas

Dilansir Children’s Mercy, ada beberapa hal yang bisa orangtua lakukan untuk mengajarkan keberagaman dan inklusivitas pada anak. Meskipun tak mudah, akan tetapi prosesnya patut untuk dicoba.

Kenalkan dan akui adanya perbedaan

Saat anak memperhatikan ada orang lain yang berbeda darinya, orangtua harus memberikan penjelasan yang jujur. Misalnya, jelaskan mengapa temannya menggunakan kursi roda atau mempunyai kulit yang cenderung hitam.

Jelaskan hal itu dengan menekankan aspek-aspek positif dari perbedaan dan jujurlah mengenai perlakuan buruk yang kerap dialami seseorang karena perbedaan yang mereka miliki.

Setelah itu, berikan penjelasan pula bagaimana caranya agar anak dapat membantu dan merangkul teman-teman yang memiliki perbedaan tersebut.

Dengarkan pendapat anak tanpa menghakimi

Keingintahuan anak adalah harta yang paling berharga. Saat melihat sesuatu yang berbeda, anak akan terus bertanya kepada orangtuanya. Di sinilah, orangtua memiliki peranan penting dalam mengajarkan dan memberikan penjelasan yang tepat soal keberagaman dan inklusivitas.

Doronglah anak untuk terus bertanya tanpa menghakimi pertanyaannya. Karena pada saat ini, tak hanya anak yang sedang belajar, melainkan juga para orangtua. Hal ini disebabkan adanya ruang diskusi yang asertif.

Ambil tindakan bersama

Anak-anak dan orangtua bisa berdiskusi dan bertanya bagaimana keadaan teman-temannya yang memiliki perbedaan? Apakah mereka pernah dirundung?

Dengan pertanyaan itu, orangtua bisa mengidentifikasi bagaimana lingkungan sekitar anak. Jika mereka mengalami diskriminasi, orangtua bisa berdiskusi dengan anak hal apa yang bisa ia lakukan agar bisa membantu temannya. Misalnya, lapor kepada guru atau menolong mereka.

Baca juga: Cara Mengajarkan Anak untuk Bersyukur

Dengarkan berbagai cerita dongeng yang seru dalam siniar Dongeng Pilihan Orangtua di Noice dengan tautan dik.si/DopingNoice.

Akses juga playlist-nya di YouTube Medio by KG Media untuk mengetahui dongeng-dongeng lainnya yang tak kalah seru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com