KOMPAS.com - Tren perceraian di Indonesia semakin meningkat, khususnya di kalangan generasi milenial.
Salah satu penyebab utamanya adalah harapan yang terlalu tinggi pada pasangan sebelum menikah.
"Ada pikiran, 'dia pasti akan berusah sesudah menikah', atau 'menikah pasti akan membawa kebahagiaan lahir batin," terang psikolog klinis, Dharmayati Utoyo Lubis MA,Ph.D, dalam webinar yang diselenggarakan Yayasan Psikologi Unggulan Indonesia ( YPUI), minggu lalu.
Baca juga: Angka Perceraian Tertinggi dalam 6 Tahun Terakhir, Banyak Pasangan Hilang Rasa
Kenyataannya, banyak orang akhirnya kecewa terhadap pasangannya saat sudah berstatus suami istri.
Bisa soal anak, karier, keluarga, sampai perilaku sehari-hari yang dinilai tidak sesuai.
Didorong pula dengan karakter generasi milenial yang lebih open minded, individualis, dan percaya diri maka konflik rumah tangga itu lalu berbuah dengan perceraian.
"Ada kecenderungan banyak yang pilih bercerai karena ingin dan merasa dirinya berhak bahagia," ungkap Dharmayati.
Baca juga: 4 Pertanyaan pada Diri Sendiri Sebelum Memilih Bercerai
Banyak pasangan menikah bermodal perasaan cinta yang dimiliki pada satu sama lain.
Namun romantisme dalam pernikahan biasanya tidak berlangsung lama sehingga perlu usaha untuk menjaga dan memupuk rasa cinta tersebut.
Tujuannya agar tidak ada saling kritik atau kekecewaan mendalam saat pasangan berlaku tidak sesuai harapan dan kebutuhan kita.
Baca juga: Cegah Selingkuh, Bagaimana Cara Punya Hubungan Sehat Saat Menikah?
Selain itu, Dharmayati juga menyarankan setiap pasangan untuk mendiskusikan berbagai hal penting sebelum menjadi suami istri.
Setidaknya ada 9 hal yang wajib dijawab sebelum mantap menikah, seperti penjelasan psikolog keluarga ini.
Pernikahan adalah kerja sama antara kedua belah pihak.
Kita disarankan untuk menguraikan lebih jauh pembagian peran yang mungkin dilakukan dalam rumah tangga nantinya.
Baca juga: Suami Tak Bantu Pekerjaan Rumah Tangga, Istri Pilih Selingkuh
Tegaskan lagi komitmen kita dan apa saja yang mungkin dilakukan untuk membuat pernikahan tersebut berhasil.