Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Pertanyaan yang Perlu Dibahas dengan Pasangan Sebelum Menikah

Kompas.com - 09/10/2023, 11:59 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Tren perceraian di Indonesia semakin meningkat, khususnya di kalangan generasi milenial.

Salah satu penyebab utamanya adalah harapan yang terlalu tinggi pada pasangan sebelum menikah.

"Ada pikiran, 'dia pasti akan berusah sesudah menikah', atau 'menikah pasti akan membawa kebahagiaan lahir batin," terang psikolog klinis, Dharmayati Utoyo Lubis MA,Ph.D, dalam webinar yang diselenggarakan Yayasan Psikologi Unggulan Indonesia ( YPUI), minggu lalu.

Baca juga: Angka Perceraian Tertinggi dalam 6 Tahun Terakhir, Banyak Pasangan Hilang Rasa

Kenyataannya, banyak orang akhirnya kecewa terhadap pasangannya saat sudah berstatus suami istri.

Bisa soal anak, karier, keluarga, sampai perilaku sehari-hari yang dinilai tidak sesuai.

Didorong pula dengan karakter generasi milenial yang lebih open minded, individualis, dan percaya diri maka konflik rumah tangga itu lalu berbuah dengan perceraian.

"Ada kecenderungan banyak yang pilih bercerai karena ingin dan merasa dirinya berhak bahagia," ungkap Dharmayati.

Baca juga: 4 Pertanyaan pada Diri Sendiri Sebelum Memilih Bercerai

9 pertanyaan wajib sebelum menikah

Banyak pasangan menikah bermodal perasaan cinta yang dimiliki pada satu sama lain.

Namun romantisme dalam pernikahan biasanya tidak berlangsung lama sehingga perlu usaha untuk menjaga dan memupuk rasa cinta tersebut.

Tujuannya agar tidak ada saling kritik atau kekecewaan mendalam saat pasangan berlaku tidak sesuai harapan dan kebutuhan kita.

Baca juga: Cegah Selingkuh, Bagaimana Cara Punya Hubungan Sehat Saat Menikah?

Selain itu, Dharmayati juga menyarankan setiap pasangan untuk mendiskusikan berbagai hal penting sebelum menjadi suami istri.

Setidaknya ada 9 hal yang wajib dijawab sebelum mantap menikah, seperti penjelasan psikolog keluarga ini.

Apa yang akan kita berikan pada pernikahan ini?

Pernikahan adalah kerja sama antara kedua belah pihak.

Kita disarankan untuk menguraikan lebih jauh pembagian peran yang mungkin dilakukan dalam rumah tangga nantinya.

Baca juga: Suami Tak Bantu Pekerjaan Rumah Tangga, Istri Pilih Selingkuh

Tegaskan lagi komitmen kita dan apa saja yang mungkin dilakukan untuk membuat pernikahan tersebut berhasil.

Seberapa sering kita ingin punya waktu sendiri/menikmati waktu kita masing-masing (tidak bersama)?

Diskusikan soal 'me time' yang mungkin kita dan pasangan butuhkan.

Misalnya kemungkinan kita pergi liburan dengan teman tanpa pasangan, aktivitas lainnya secara terpisah, atau hobi.

"Apakah ternyata nanti pasangan tidak mengizinkan kita pergi sendirian, atau harus bersama terus," terang Dharmayati.

Baca juga: Menikah tapi Tinggal Terpisah Makin Diminati Pasangan, Mau Coba?

Apa sasaran karier masing-masing?

Ilustrasi wanita karier.benzoix/ Freepik Ilustrasi wanita karier.
Generasi milenial memiliki kepribadian yang berorientasi pada keberhasilan khususnya dalam hal karier.

Jadi kita perlu membahas bagaimana karier akan berdampak pada pernikahan kita termasuk kemungkinannya di masa depan.

Baca juga: Jadi Wanita Karier Banyak Tantangan? Pakar Bagikan Tips ini

Di sisi lain, perceraian di Indonesia biasanya cukup dipengaruhi mobilitas sosial dan karier, khususnya pada istri yang bekerja full time.

Bagaimana kita membagi waktu untuk keluarga atau orangtua kita?

"Di Indonesia, perkawinan itu diantara dua keluarga, bukan hanya dua orang saja, jadi harus dibicarakan," pesan Dharmayati.

Tentukan seperti apa kita akan menikmati kebersamaan dengan keluarga masing-masing, seperti di waktu liburan atau hari raya.

Baca juga: Kiat Tetap Nyaman Menginap di Rumah Mertua Saat Momen Idul Fitri

Bagaimana sistem pengelolaan keuangan keluarga kita nanti?

Pasangan yang hendak menikah disarankan untuk terbuka soal kondisi keuangan masing-masing.

Lalu tentukan bagaimana keuangan rumah tangga akan dilakukan dan siapa yang bertanggung jawab untuk hal-hal tertentu.

Baca juga: Tips Melakukan Manajemen Keuangan Keluarga pada Akhir Bulan

Apa saja yang dapat membuatmu marah?

Ilustrasi pasangan selingkuh Pexels / Vera Arsic Ilustrasi pasangan selingkuh
Menurut Dharmayanti, masa pacaran biasanya jarang diwarnai rasa marah terhadap pasangan.

Namun ketika menikah, ada banyak hal yang bisa memicu konflik dan amarah kita.

Cegah hal ini dengan mendiskusikan lebih jauh soal apa saja yang bisa membuat kita kehabisan kesabaran.

Baca juga: Bercinta saat Marah, Apa Dampaknya bagi Hubungan?

Apa harapanmu tentang pernikahan ini?

Tanyakan konsep pernikahan yang ingin diwujudkan oleh pasangan.

Kenali perbedaannya dan potensi masalah yang mungkin kita hadapi.

"Kalau tidak ketemu solusinya, cari jalan tengahnya," ujar Dharmayanti.

Baca juga: 3 Pemicu Keretakan Pernikahan Menurut Pakar

Apa harapan tentang kita, sebagai pasangannya?

Ada orang yang berharap kebiasaan buruk pasangannya akan hilang setelah menikah.

Sebaliknya, ada yang merasa perilaku romantis pasangannya akan tetap bertahan setelah bertahun-tahun menjadi suami istri.

Apa pun harapan yang kita miliki, Dharmayanti menyarankan untuk mengutarakannya sedari awal agar tidak terjadi kekecewaan di kemudian hari.

Baca juga: Apakah Kita Sudah Siap Menikah? Cek 15 Tanda Berikut Ini

Bagaimana tentang anak?

Benarkah anak pertama lebih pintar dibandingkan dengan adiknya?Pexels Benarkah anak pertama lebih pintar dibandingkan dengan adiknya?
Setiap pasangan perlu membahas secara detail soal kehadiran anak di pernikahannya.

"Bicarakan kapan mau punya anak, segera kah atau mapan dulu, umur berapa atau pertimbangan lainnya," urai Dharmayanti.

Jika sudah diputuskan bersama, ia mengingatkan untuk komit pada kesepakatan tersebut dan bukannya malah berubah pikiran begitu saja setelah menikah.

Baca juga: Benarkah Gen Z dan Milenial Tak Lagi Tertarik Punya Anak?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com