Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Temukan Bukti Bagaimana Tanaman Saling "Berbicara"

Kompas.com - 18/10/2023, 10:15 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Pergilah ke taman, kebun, atau hutan, dan kita bisa diselimuti oleh hirup pikuk percakapan yang hening. Percakapan antar tanaman.

Fakta bahwa tanaman bisa "berbicara" sebenarnya sudah diketahui sejak lama. Namun bagaimana mereka bisa "mendengar" satu sama lain belum dipahami. Sampai saat ini.

Dalam sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Nature Communications tanggal 17 Oktober, peneliti di Universitas Saitama Jepang mengungkap dalam seketika (real time) bagaimana tanaman menerima sinyal dari tanaman lain dan bagaimana mereka merespon.

"Tanaman mengeluarkan berbagai senyawa [sinyal] sebagai respons terhadap luka dan serangan herbivor," kata penulis utama studi ini, Masatsugu Toyota, seperti dikutip dari Newsweek.

Senyawa organik volatil (VOC) memberikan berbagai efek perlindungan, seperti langsung mengusir herbivor dan menarik musuh alami dari herbivor tersebut.

Baca juga: 6 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Menanam Pohon di Halaman Rumah

"Tanaman tetangga yang utuh merasakan VOC ini sebagai isyarat bahaya untuk memicu respons pertahanan atau mempersiapkan diri untuk menanggapi tekanan mendatang dengan tepat waktu," paparnya.

Daun tumbuhan yang bernapas dengan menghidrup oksigenpixabay.com Daun tumbuhan yang bernapas dengan menghidrup oksigen

Satu kelompok tertentu dari sinyal VOC ini— yang disebut zat mudah menguap daun hijau— dilepaskan ketika tanaman mengalami kerusakan mekanis atau diserang oleh serangga, untuk memperingatkan tetangganya akan ancaman yang akan datang.

Molekul-molekul ini juga bertanggung jawab atas bau rumput yang baru dipotong (yang pada dasarnya adalah bau jeritan tanaman rumput).

Namun bagaimana tanaman lain mendeteksi dan merespons isyarat peringatan ini?

“Tidak seperti hewan, tumbuhan tidak memiliki ‘hidung’,” kata Toyota.

Baca juga: 3 Cara Merawat Tanaman Anggrek Supaya Subur dan Berbunga

Metode penelitian

Untuk mengamati respons komunikasi tanaman secara langsung, tim mengumpulkan VOC yang dilepaskan dari sekelompok tanaman yang dimakan ulat bulu dan dipompa ke tanaman tetangga yang tidak mengalami kerusakan.

Tanaman-tanaman tetangga ini telah direkayasa dengan sistem pencitraan fluoresensi real-time. Hal ini memungkinkan para peneliti untuk memantau konsentrasi internal ion kalsium di dalam sel tanaman.

Ion kalsium diketahui memainkan peran penting dalam memberi sinyal respons stres di dalam tanaman sehingga dapat dipantau untuk menunjukkan transmisi respons stres tanaman secara real-time.

Tim peneliti menemukan, isyarat eksternal pertama kali dideteksi oleh sel-sel yang melapisi lubang-lubang kecil di permukaan daun, yang disebut stomata, yang memungkinkan udara dan air masuk dan keluar dari tanaman.

"Dengan kata lain, stomata berfungsi sebagai pintu atau hidung untuk merasakan kondisi tetangganya. Hal ini bisa membantu kita memahami bagaimana tanaman berbicara," kata Toyota.

Hasil penelitian juga bisa membantu pengembangan pengendalian hama yang lebih efektif dalam pertanian dan produksi pangan global.

Baca juga: 5 Alasan Sehat Pilih Mendaki Gunung di Akhir Pekan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com