Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 8 November 2023, 07:59 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Brides

KOMPAS.com - Overthinking atau berpikir secara berlebihan bisa terjadi dalam berbagai jenis hubungan, terlebih hubungan asmara antara kita dengan pasangan.

Dalam hubungan asmara, kita juga cenderung merasa overthinking terhadap banyak hal, yang bisa saja didasarkan pada ketakutan maupun trauma dari pengalaman masa lalu.

Ada begitu banyak alasan mengapa hal ini bisa terjadi. Misalnya, jika kita pernah disakiti atau dikhianati dalam hubungan sebelumnya, maka kita mungkin takut hal itu akan terjadi lagi dan ini adalah respons yang sepenuhnya normal.

Terutama di awal hubungan, kita akan merasa sulit untuk mempercayai bahwa pasangan baru kita memiliki pemikiran yang sama dengan kita.

"Kekhawatiran yang umum terjadi adalah terlalu banyak menganalisis perilaku pasangan untuk menentukan apakah dia mencintai kita," kata seorang pakar hubungan, Gabriel Brenner.

"Beberapa orang takut ditinggalkan dan tidak dicintai, tetapi terkadang emosi menjadi tidak terkendali, yang membuat mereka terus overthinking."

"Jika kita pernah kecewa di masa lalu, ini adalah kekhawatiran yang dapat dimengerti," ungkapnya.

Gabriel juga mengatakan, ia bahkan pernah melihat orang-orang overthinking dalam sebuah hubungan karena mereka takut akan pandangan dunia luar.

"Ada pemikiran berlebihan tentang apa yang dipikirkan teman, kolega, dan keluarga tentang hubungannya," jelasnya.

Hal ini dapat terjadi jika kita memiliki hubungan asmara dengan seseorang yang dianggap tidak ideal. Tapi, ingatlah bahwa pada akhirnya yang paling penting adalah bagaimana perasaan kita dan pasangan.

Baca juga: 6 Cara Berhenti Overthinking demi Kesehatan Mental

Tips untuk berhenti overthinking dalam hubungan asmara

Overthinking dalam sebuah hubungan asmara dapat berdampak negatif bagi kesehatan mental.

Beberapa pasangan menciptakan masalah yang lahir dari kecemasan atau menjadi sangat gugup, sehingga akhirnya membuat mereka saling menjauh.

Untungnya, ada cara untuk menenangkan pikiran dan berhenti memikirkan hal-hal di luar kendali kita.

Dilansir dari laman Brides, Gabriel pun membagikan beberapa tipsnya untuk berhenti overthinking dalam hubungan asmara seperti berikut ini.

1. Temukan pendengar yang bisa berempati

Karena overthinking cenderung berasal dari ketakutan yang mengakar, kita membutuhkan orang-orang di sekitar kita yang memahami hal itu dan dapat memberikan empati dan kasih sayang.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau