KOMPAS.com - Sebagian orang mungkin tak cuma merasakan nyeri saat sakit gigi menyerang, tetapi juga sakit kepala hingga migrain.
Ini bisa terjadi karena beberapa alasan, seperti iritasi pada saraf yang disebut saraf trigeminal yang memicu sensasi tertentu di area wajah.
Terkadang, sakit gigi yang dialami pun bisa didasari oleh kondisi medis, seperti infeksi sinus atau disfungsi sendi temporomandibular.
Sementara untuk gejala migrain yang dirasakan akibat sakit gigi, kondisi itu dapat disebabkan oleh banyak faktor. Berikut penjelasan selengkapnya.
Baca juga: Sakit Gigi Lebih Sering Kambuh di Musim Hujan, Apa Sebabnya?
Migrain merupakan keluhan umum yang ditandai dengan sensasi berdenyut-denyut dan biasanya dirasakan di bagian kepala sebelah, mual, muntah atau kepekaan berlebihan pada cahaya dan suara.
Para ahli percaya, hubungan antara sakit gigi dan migrain disebabkan oleh gangguan pada saraf trigeminal atau munculnya refleks trigeminovaskular.
Saraf trigeminal berperan dalam mengontrol gerakan dan sensasi pada bagian mata dan wajah, termasuk di bibir atas, bawah, rahang, gigi serta gusi.
Efek dari refleks itu dapat memengaruhi saraf trigeminal dan memicu ketidaknyamanan yang saling berhubungan satu sama lain.
Dalam kasus ini, nyeri akibat sakit gigi dapat mengiritasi saraf sehingga memicu munculnya migrain.
Baca juga: Sakit Gigi Bisa Picu Penyakit Jantung, Ini Penjelasan Dokter
Selain migrain, beberapa masalah pada kesehatan gigi dan mulut lainnya dapat berpotensi meningkatkan risiko sakit kepala.
Sensasi nyeri yang dirasakan itu dapat terjadi karena memiliki keterkaitan sejumlah saraf yang saling terkoneksi (melalui saraf trigeminal) dan menghubungkan gigi serta struktur wajah lainnya ke otak.
Berikut beberapa pemicu masalah pada gigi yang menimbulkan sakit kepala.
Kerusakan gigi berasal dari penumpukan bakteri di gigi. Biasanya kondisi ini disebabkan oleh kebiasaan menyikat gigi yang buruk.
Jika tidak diobati, kerusakan gigi dapat memicu gigi berlubang dan abses gigi yang terinfeksi.
Infeksi gigi dapat menyebabkan komplikasi serius dan terkadang mengancam nyawa.