KOMPAS.com - Terdengar serupa, asam folat dan asam sulfat sebenarnya adalah dua jenis zat yang sama sekali berbeda.
Kendati demikian, masih banyak orang yang sering salah mengucapkannya, sama seperti kejadian yang dialami oleh calon wakil presiden (cawapres), Gibran Rakabuming, belum lama ini.
Dalam sebuah diskusi terbuka bersama pelaku usaha kreatif dan influencer, Gibran yang saat itu mengkampanyekan program Kartu Indonesia Sehat (KIS) untuk ibu dan anak pun salah menyebut asam folat menjadi asam sulfat.
Lantas, apa perbedaan asam folat dan asam sulfat, serta seberapa penting asam folat ini berpengaruh pada kesehatan ibu hamil?
Nah, untuk mengetahuinya lebih lanjut, simak penjelasan selengkapnya sebagai berikut.
Asam folat atau folic acid dikenal sebagai salah satu zat penting bagi kesehatan ibu hamil yang juga dapat menunjang perkembangan janin selama masa kehamilan.
Menurut Mayo Clinic, asam folat adalah vitamin B9 yang penting dalam pembentukan sel darah merah dan untuk pertumbuhan dan fungsi sel yang sehat.
Nutrisi ini sangat penting selama awal kehamilan untuk mengurangi risiko cacat lahir pada otak dan tulang belakang.
Baca juga: 10 Makanan yang Mengandung Asam Folat dan Baik Dikonsumsi
Berbeda dengan asam folat, asam sulfat (sulfuric acid) adalah zat korosif yang merusak kulit, mata, gigi, dan paru-paru. Paparan yang parah dapat menyebabkan kematian.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan bahwa asam sulfat banyak digunakan untuk memproduksi bahan kimia, bahan peledak, dan lem, untuk menyuling minyak bumi, mengawetkan logam, dan pada aki mobil berbahan timbal.
Beberapa contoh orang yang berisiko terpapar asam sulfat antara lain:
• Pekerja luar ruangan yang bekerja di area pembakaran batu bara, minyak, atau gas
• Mekanik yang menangani aki kotor
• Tukang pipa dan kontraktor yang bersentuhan dengan pembersih toilet yang bercampur dengan air
• Pekerja di penerbitan, percetakan, atau toko fotografi