Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Wisata Belanja di Indonesia Masih Rendah, Ini Alasannya

Kompas.com - 01/02/2024, 14:24 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wisata belanja atau shopping tourism menjadi salah satu terobosan menarik untuk mendukung merek-merek lokal, terutama yang berlokasi di destinasi wisata.

Sayangnya, tren wisata belanja di Indonesia sampai saat ini masih terbilang rendah karena beberapa hambatan, seperti infrastruktur yang kurang memadai.

Ketua Umum DPP Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja mengungkapkan, tingginya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia tidak serta merta mendorong kegiatan wisata belanja.

Sebab, masih banyak pusat perbelanjaan yang tidak secara langsung terintegrasi dengan tempat wisata sehingga masyarakat maupun wisatawan kesulitan untuk menjangkaunya.

"Kalau kita lihat negara-negara seperti Thailand, Malaysia, Hongkong, dan Singapura, di sana itu ada spot-spot yang memang khusus untuk wisata belanja," kata Alphonzus dalam acara rakernas APPBI di Jakarta, Rabu (31/1/2024).

Baca juga: Tips agar Belanja Jadi Cara Tepat untuk Self Care

Menurutnya, Indonesia memiliki banyak potensi pariwisata yang cukup besar, namun kendalanya adalah kurangnya akses dan pusat perbelanjaan yang terintegrasi.

"Coba datang ke Singapura, orang pasti cari Orchard Road, datang ke Malaysia bisa ke Bukit Bintang, datang ke Hongkong ada Causeway Bay, atau ke Tokyo ada Ginza, Shibuya, dan Shinjuku," tutur Alphonzus.

"Tapi kalau di Jakarta nih, misalnya, tempat wisata seperti Kota Tua kan tidak dekat dengan pusat perbelanjaan," ujar dia.

Kendati demikian, dari sisi jumlah pengunjung yang datang ke pusat perbelanjaan pada tahun 2024, APPBI memproyeksi akan terus ada peningkatan jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Adapun target penambahan pengunjung di pusat perbelanjaan pada tahun 2024 diprediksi sekitar 20 sampai dengan 30 persen.

"Berdasarkan hasil pengamatan kami, di tahun 2023 itu pusat belanja masih harus berbagi dengan wisata, karena sudah tiga tahun pandemi orang banyak yang kangen jalan-jalan," ungkapnya.

"Tapi di tahun 2024, kami memprediksi wisatanya tidak akan setinggi di tahun 2023, bukan turun ya cuma lebih ke normal saja," terang dia.

Selain itu, Alphonzus menambahkan bahwa peningkatan pengunjung pusat perbelanjaan akan lebih terlihat pada momen-momen tertentu, seperti Imlek, bulan Ramadan, dan Idulftri.

Baca juga: Penjelasan Mengapa Belanja Bikin Bahagia

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com