KOMPAS.com - Finlandia selama tujuh tahun berturut-turut dinobatkan sebagai negara paling bahagia, menurut World Happiness Report.
Menurut CEO salah satu perusahaan di Finlandia, HappyOrNot, Miika Makitalo terdapat dua faktor utama yang membantu orang Finlandia menemukan kebahagiaan, terutama di tempat kerja.
Baca juga:
Pertama adalah tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap perusahaan dan koleganya, serta fokus yang kuat terhadap keseimbangan kehidupan kerjanya.
Melansir laman CNBC, Senin (1/4/2024), Makitalo juga mengungkap, ada tiga frasa khusus yang menggambarkan mentalitas orang Finlandia dalam menemukan kebahagiaan dan kepuasan di tempat kerja. Apa saja?
Menurut Makitalo, frasa ini menggarisbawahi bahwa “tidak ada seorangpun yang dilahirkan sebagai seorang profesional,” dan “selalu ada banyak hal untuk dipelajari,”.
Ungkapan itu dimaksudkan untuk memberdayakan orang agar bercita-cita melakukan pekerjaan hebat. Meskipun banyak orang masih harus belajar sambil bekerja.
“Jika Anda memimpikan sesuatu, lakukanlah. Lamarlah untuk posisi yang Anda cita-citakan. Dan ketika Anda mendapatkan sesuatu, pelajari cara melakukannya,” ujar Makitalo, dikutip dari CNBC, Senin (1/4/2024).
Baca juga: Finlandia Buka Kelas Kebahagiaan Gratis di Helsinki, Simak Syaratnya
Ungkapan ini juga menekankan bahwa tidak apa-apa membuat kesalahan dalam proses pembelajaran. Selama hal itu memang digunakan sebagai bahan evaluasi dan umpan balik yang konstruktif.
“Tidak perlu atau diharapkan untuk menguasai (sesuatu) langsung pada hari pertama. Kasihanilah diri sendiri,” lanjut Makitalo.
Ungkapan yang satu ini berasal dari novel klasik Finlandia “The Unknown Soldier”.
Makitalo mengatakan, ungkapan ini biasanya digunakan untuk menyoroti hierarki datar yang umum dalam budaya kerja Finlandia.
“Apa pun yang mendesak akan diurus. Tapi kami tidak peduli dengan struktur, para bos. Jangan datang ke sini untuk memberi tahu saya apa yang harus saya lakukan. Saya tahu apa yang harus saya lakukan, dan saya sedang menetapkan prioritasnya,” kata Makitalo.
Baca juga: Bukan Finlandia, Studi Baru Ungkap Tempat Tinggal Masyarakat Paling Bahagia di Dunia
Sebagai CEO, Makitalo mengatakan ia selalu mendengarkan masukan langsung dari para karyawannya.
“Kita semua adalah kontributor yang setara dan (anggapan) ini memperkuat hal tersebut," tuturnya.