Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data Ungkap Gangguan Mental Paling Banyak Dialami Pengguna Pinjol

Kompas.com, 28 Agustus 2024, 09:15 WIB
Silmi Nurul Utami,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kredit atau pinjaman biasanya diambil untuk tujuan tertentu seperti membeli rumah, kendaraan, atau menyambung kehidupan.

Namun, kredit kerap kali membuat penggunanya merasa stres dan berujung pada gangguan kesehatan mental

Menurut Tim Jurnalisme Data Harian Kompas Albertus Krisna, Kompas mengolah data BPS yang menunjukkan tingkat gangguan mental berdasarkan jenis kredit

"Di data BPS ada beberapa jenis kredit yang ditanyakan kepada setiap responden apakah dalam beberapa waktu menerima kredit, pinjol, leasing, pegadain, atau kredit lainnya," ujarnya dalam acara Kompas Editor's Talks: Apakah Masyarakat Indonesia Sudah Cukup Siap Mental? pada Jumat (23/8/2024). 

Baca juga: Waspada Gangguan Mental pada Wirausaha, Paling Banyak Dialami Pelaku UMKM

Dari Data Mikro Susenas BPS Maret 2022 yang diolah oleh Tim Jurnalisme Harian Kompas didapatkan, bahwa tingkat gangguan kesehatan mental berdasarkan jenis kredit adalah sebagai berikut:

  • Pinjaman daring (pinjol) = 59,7%
  • Kredit perusahaan leasing = 30,3%
  • Pegadaian 29,6%
  • Kredit badan usaha milik desa (BUMDes) = 28,4%
  • Kredit usaha rakyat (KUR) = 25,2%
  • Kredit bank perkreditan rakyat (BPR) = 24,3%
  • Kredit koperasi = 24,0%
  • Kredit perorangan dengan bunga = 22,0%
  • Kredit bank umum = 20,2%

Dari data tersebut, terlihat bahwa jenis kredit yang paling banyak menyebabkan gangguan kesehatan mental adalah pinjaman daring atau pinjol (pinjaman online). 

Lebih dari setengah pengguna pinjol mengalami gangguan kesehatan mental. Hal ini terlihat sangat kontras dengan jenis pinjaman lainnya. Pasalnya, persentase gangguan kesehatan mental pada jenis pinjaman lainnya tidak lebih dari 30%. 

Baca juga: Keluarga Utuh Lebih Banyak Mengalami Gangguan Mental daripada yang Hidup Sendiri

"Dari narsum yang kita wawancarai sebagian besar merasa stres, karena teror dari debt collector," ujar Krisna. 

Jika gagal bayar sekali saja, debt collector akan langsung menagih. Tidak hanya pada peminjam, tapi juga pada keluarga peminjam. 

"Debt collector bahkan datang ke rumah ibunya lebih dari seminggu sekali. Bikin malu dan membuat tidak tenang hatinya," ujarnya. 

Tidak hanya pada keluarga, debt collector juga kerap meneror teman dan orang sekitar, bahkan semua kontak yang dimiliki oleh peminjam. 

Hutang yang belum terbayar, bunga yang makin besar, dan teror debt collector kerap membuat stres peminjam. Tidak jarang peminjam mengalami gangguan mental lain hingga memutuskan untuk bunuh diri. 

Baca juga: 3 Manfaat Jalan-jalan untuk Kesehatan Mental

Lalu, sebenarnya siapa saja yang mengambil pinjol? 

"Dalam data tersebut ada kelompok keluarga miskin, keluarga menengah, dan keluarga kaya. Nyatanya yang banyak mengambil pinjol adalah keluarga kelas menengah," ungkap Krisna. 

Dari total 524.953 orang yang mengambil pinjol, sekitar 45,2 persennya adalah keluarga menengah. 

Artinya, lebih dari setengah pengguna pinjol adalah masyarakat kelas menengah yang sebenarnya tidak terlalu membutuhkan pinjaman tersebut. 

Adapun, 32,7 persennya adalah masyarakat kelas bawah dan 22,1 persennya adalah masayarakat kelas atas. 

"Itu menjadi menarik, karena sebenarnya mereka ini ada kesempatan untuk bisa mengakses ekonomi yang lebih bagus, tetapi malah mengambil pinjol," ujar Krisna. 

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Peran Suami dan Keluarga dalam Menghadapi Mom Guilt Menurut Psikolog
Peran Suami dan Keluarga dalam Menghadapi Mom Guilt Menurut Psikolog
Parenting
Rasa Bersalah Setelah Jadi Ibu, Alasan Perempuan Pilih Career Break
Rasa Bersalah Setelah Jadi Ibu, Alasan Perempuan Pilih Career Break
Wellness
Sering Disepelekan, Mengapa Kesehatan Tulang Perlu Dijaga?
Sering Disepelekan, Mengapa Kesehatan Tulang Perlu Dijaga?
Wellness
4 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Tulang Menurut Dokter Ortopedi
4 Cara Sederhana Menjaga Kesehatan Tulang Menurut Dokter Ortopedi
Wellness
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Ketahui, Dampak Karang Gigi Jika Diabaikan
Wellness
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Tak Ambisi Kurus, Rosa Sukses Turun Berat Badan dengan Gaya Hidup Sehat
Wellness
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Responsif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau