Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Pastor yang Relakan Ginjal demi Nyawa Jemaatnya...

Foto itu menggambarkan sosok dirinya mengenakan jubah putih rumah sakit, saat dia menjalani perawatan usai mendapatkan transplantasi ginjal tiga bulan yang lalu. 

Di sisi kanannya duduk sang pendonor, Mitch Davis. Keduanya berpose sambil mengacungkan jempol. 

"Inilah bagaimana kasih yang sesungguhnya bisa terlihat," kata Terry dengan mata berkaca-kaca.

Davis adalah pastor di gereja tempat Terry beribadah, Franklin Church of Christ.

Pekan ini, Terry menapaki masa tiga bulan hidupnya dengan ginjal yang baru. Sebuah kondisi yang diyakininya sebagai mujizat untuk bisa memulai kehidupan lagi.

Sebelumnya, dalam beberapa tahun terakhir, kesehatan Terry tak pernah sebaik sekarang.

"Momen ini menjadi begitu emosional, karena setelah ini saya akan hidup dengan membawa sebagian tubuh Mitch, untuk sisa umur saya," kata Terry seperti dilansir laman USA Today.

"Menyadari bahwa ada orang yang baru saya kenal 6-7 tahun di gereja, dan mau melakukan hal ini buat saya, tentu merupakan sebuah perbuatan yang amat tak mementingkan diri sendiri."

Menunggu

Dua tahun yang lalu, Terry, yang saat ini berusia 68 tahun, divonis menderita penyakit ginjal stadium IV.

"Dua tahun terakhir hidup saya seperti meredup dan buram," kata dia.

"Fungsi-fungsi kognitif dalam diri saya mulai terpengaruh, membuat saya lebih banyak tidur."

"Saya hanya tidur, bangun, dan lalu tidur lagi. Karena bagi saya saat itu, sungguh berat untuk terus terjaga."

"Dalam penyakit ginjal semacam ini hanya dikenal lima tingkatan, sehingga penyakit stadium IV yang saya derita sungguh dapat menggambarkan apa yang terjadi, seberapa buruk kondisi saya," tuturnya.

Setiap bulan, Terry harus melakukan konsultasi ke dokter, dan dia terus melontarkan pertanyaan yang sama. 

"Bagaimana perkembangan saat ini dok?"

Pada bulan Februari 2017 lalu, dokter mengatakan dia membutuhkan penanganan yang lebih intensif.

Lalu dokter tersebut mengeluarkan pertanyaan. "Dia bertanya apakah saya mau mengantre dalam daftar penerima transplantasi? Lalu saya pikir, ya, kenapa tidak?"

Donasi

Terry bukan tak menyadari bahwa pilihannya untuk menantikan donasi ginjal mungkin akan memakan waktu yang sangat lama. 

Mungkin membutuhkan waktu 5-10 tahun hingga dia bisa masuk ke barisan atas antrean dan mendapatkan organ yang tepat. Setidaknya, begitulah data yang dicatat organisasi the Living Kidney Donor Network.

Demi mempercepat proses tersebut, Terry pun mengunggah pengumuman di akun media sosial Facebook miliknya. 

Dia bertanya kepada teman dan keluarga yang ada dalam jaringan pertemanannya di Facebook, adakah yang bersedia menjalani pemeriksaan untuk mencari kesesuaian organ dengannya.

Dari sanalah mujizat terjadi. Ada tiga orang yang dinyatakan memiliki organ yang sesuai dengan Terry. Namun di antara ketiganya, ginjal milik Davis yang paling sesuai. 

"Itu menjadi keputusan yang amat cepat," kata Davis, pastor yang kini berusia 49 tahun.

"Saya menjalani pemeriksaan, dan selanjutnya tindakan selanjutnya bergulir begitu saja. Di benak saya, saya berpikir, saya sehat, dan seperti langsung muncul keputusan, 'ayo kita lakukan saja'," kata Davis.

Merayap dalam proses

Davis menjadi gembala jemaat di Franklin Church of Christ sejak tujuh tahun terakhir.

Dia berasal dari Hawaii, Davis datang ke wilayah Williamson setelah pernah memimpin gereja di Georgia, Missouri, dan Alabama.

Sebelumya, dia menjalani proses transisi dari seorang pengajar pendidikan khusus, dan lalu menjadi pastor sepenuhnya. 

Anggota jemaat di gerejanya telah dianggapnya sebagai anggota keluarga. Itu bukan kondisi yang baru baginya. 

"(Tapi) jika pun saya sepenuhnya adalah orang asing di sana, saya tetap akan mengatakan ya untuk keputusan donasi ini," ungkap Davis.

"Pikiran itulah yang muncul di benak saya," sambungnya.

Dalam bagian persiapan untuk mendonasikan ginjal untuk Terry, Davis harus menjalani serangkaian evaluasi psikiatrik, dan serangkaian tes darah mendalam.

Pada bulan Agustus tahun lalu, Davis mengetahui bahwa ginjalnya amat cocok untuk diberikan kepada Terry. 

"Sulit mengatakan bahwa ini adalah rencana Tuhan," kata Davis.

"Tapi saya mau mengamini itu. Dari pendirian saya sebagai orang beriman, saya melihat tangan Tuhan bekerja dalam banyak perkara."

"Saya melihat bagaimana campur tangan Tuhan dalam seluruh proses hingga proses transplantasi ini bisa terjadi," kata Davis.

Memahami kejanggalan

Operasi transplantasi dilakukan di RS St. Thomas West di Nashville, pada 19 Oktober 2017 lalu. Terry mengaku, kala itu dia meyakini upaya operasi ini adalah kesempatan terakhirnya untuk mendapatkan kemungkinan hidup sehat kembali.

"Saya paham benar, ini akan menjadi operasi yang teramat serius dan penting bagi kelanjutan hidup saya."

"Tapi saya tidak khawatir. Sebagai pun mengenali risiko yang ada terkait tindakan medis ini. Saya hanya menerima apa adanya, sambil berdoa," kata Terry.

Sebanyak 20-an orang anggota keluarga dari Franklin Church of Christ berkumpul dan berdoa di ruang tunggu saat operasi berlangsung. 

"Keesokan pagi, setelah operasi selesai, saya terbangun. Saya pun bisa merasakan bagaimana apa yang disebut orang sebagai manusia baru."

"Tapi saya tak bisa mendeskripsikan perasaan berbeda itu seperti apa," sebut Terry. 

Setelah menjalani perawatan di rumah sakit selama empat hari, Terry bisa kembali ke rumah. 

Sementara, bagi Davis dibutuhkan waktu lebih panjang untuk memulihkan kondisi fisiknya, dia harus berhenti bekerja selama dua bulan.

Di sepanjang masa itu, jemaat dari Franklin Church of Christ yang mengambil alih tugas dan tanggung jawab kepemimpinan gereja, hingga Pastor mereka dinyatakan siap kembali.

Semua tugas pemuka agama yang selama ini melekat di bahu Davis diambil alih oleh jemaat. Mulai dari berkotbah dalam ibadah di hari Minggu, menyusun buletin gereja, hingga merawat operasional gereja. 

Saat ini, baik Terry dan Davis sudah kembali memulai hidup yang normal, dengan jadwal yang normal pula.

Terry kini menjadi duta bagi "Donate Life", sebuah lembaga nirlaba nasional di AS, yang berjuang untuk menambah jumlah angka danatur organ. 

"Setiap tahun, 4.000 orang masuk dalam daftar tunggu untuk bisa menerima transplantasi ginjal," ungkap Terry.

"Ini merupakan langkah sederhana yang bisa dilakukan. Kesaksian saya akan menjadi salah satu  cerita yang bisa dihayati, bahwa saya bisa 'kembali' hidup."

"Setiap saat kita pergi ke gereja, saya akan selalu teringat bagaimana ada seseorang yang begitu mengasihi saya, hingga rela mempertaruhkan nyawanya untuk menolong saya," kata Terry.    

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/03/02/123000920/kisah-pastor-yang-relakan-ginjal-demi-nyawa-jemaatnya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke