Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jersey Sepak Bola dan Dunia Fesyen...

Bahkan, jersey itu sudah laris terjual sebelum turnamen empat tahun sekali itu dimulai.

Padahal, Nigeria tak termasuk negara yang dijagokan masyarakat, jika dibandingkan dengan negara seperti Jerman, Brasil, Spanyol, Inggris, atau Perancis.

Lazimnya, pendukung tim tertentu mungkin langsung mencaritahu desain terbaru jersey tim yang didukungnya.

Namun, yang membuat banyak pihak melirik jersey Nigeria ini adalah desainnya yang fashionable.

Ada garis-garis di bagian badan dan lengan jersey, serta perpaduan warna hijau limau, putih, dan hitam (pada bagian lengan) yang ciamik.

Tak sekadar merilis jersey yang digunakan, Nigeria juga memperkenalkan produk fesyen lainnya, seperti jaket dan celana jogger melalui sesi foto yang temanya amat terkonsep.

Fenomena jersey Nigeria ini kemudian banyak disoroti, tak hanya oleh media massa olahraga, namun juga media massa di bidang mode.

GQ.com bahkan pernah memuat artikel berjudul “How Nigeria’s World Cup Jersey Became a Streetwear Grail”.

Artikel itu hendak menggambarkan kuatnya dampak jersey Nigeria tersebut terhadap tren streetwear.

Di sana dituliskan pula bahwa hype atau obsesi orang-orang dari jersey tersebut sudah seperti obsesi orang-orang terhadap sneakers.

Dirilis pada 1 Juni 2018, jersey produksi Nike ini dalam waktu beberapa menit saja sudah dipesan sebanyak tiga juta buah.

Jersey timnas Nigeria ini juga tercatat menjadi jersey Piala Dunia 2018 terbaik menurut jajak pendapat yang dilakukan Sky Sports.

Bagaimana jersey Nigeria ini menjadi fenomena dimulai dari desainnya yang menarik.

Terlebih jika dibandingkan dengan jersey timnas beberapa negara partisipan yang cenderung polos dan hanya dihiasi lambang negara, seperti jersey timnas Inggris -misalnya.

Desain yang dianggap berbeda tersebut kemudian menyebar di media sosial, dibahas di beberapa blog mode, hingga digunakan oleh para pesohor.

Para desainer jersey Super Eagles (julukan timnas Nigeria) seolah memahami bahwa sepak bola juga bisa menjadi bagian dari fesyen.

Atau, setidaknya jersey layak dijadikan inspirasi gaya berbusana dan menjadi barang mode mewah yang digunakan khalayak luas.

Hype jersey Nigeria yang masih terus berlanjut membuat Nike berencana meluncurkan tas pinggang yang diberi nama “Nigeria Stadium Tech Hip Pack” sebagai tindaklanjut dari tingginya permintaan koleksi jersey Nigeria.

Desainnya tentu saja senada dengan jersey Nigeria, yakni dengan warna dasar hitam dan motif floral hijau.

Desain termudah

Banyak orang mengira desain jersey Nigeria yang memiliki sentuhan retro tersebut melalui proses yang sulit.

Namun, Direktur desain Nike FC, Pete Hoppins justru mengatakan, proses desain jersey Nigeria menjadi yang paling mudah dibandingkan proses desain jersey negara lainnya oleh Nike.

“Tidak sulit, justru paling mudah dan semua orang yang terlibat bersenang-senang saat mengerjakannya."

"Kami bekerja bersama para pemain dan juga federasi sepak bola Nigeria untuk merealisasikannya,” kata Hoppins kepada the Fader.

Menurut dia, Nigeria bukanlah negara yang memiliki pakem khusus pada kostum timnas sepak bolanya.

Tidak seperti Brasil dengan warna kuningnya atau Inggris dengan warna putih.

Nigeria juga bukan negara yang timnas sepak bolanya dijadikan jagoan utama oleh para penggemar sepak bola, baik dari segi performa maupun kostumnya.

Sehingga, tim desainer kostum mereka merasa tak memiliki beban saat bereksplorasi menciptakan kostum tersebut.

Nike melihat Nigeria menurunkan banyak pemain muda pada skuat Piala Dunia 2018 dan mereka dinilai memiliki semangat untuk maju.

Semangat para pemain muda itulah yang dituangkan ke dalam kostum. Ditambah lagi dengan semakin banyaknya anak muda yang menjadi penggemar sepak bola dan menyaksikan Piala Dunia.

Hoppins menilai kesuksesan jersey Nigeria tak lepas dari momentum peluncurannya yang dianggap tepat.

Sebab, para penggemar sepak bola generasi sebelumnya mungkin saja tidak menyukai desain tersebut dan lebih menyukai desain konvensional, seperti kostum Brasil atau Inggris.

Namun tidak bagi para penggemar sepak bola muda yang cenderung menyukai desain dinamis.

Menurut dia, tak sedikit orang yang kemudian mendukung timnas Nigeria karena menyukai kostumnya.

Desain yang tak hanya mempertimbangkan performa bahan tersebut juga menyesuaikan kondisi agar para penggemar sepak bola tak sekadar menggunakannya untuk menonton pertandingan sepak bola, tapi lebih pada keseharian.

“Seringkali, jersey memiliki kisah yang menarik di belakangnya, namun tidak semua orang mau mengenakannya karena lebih seperti seragam."

"Sekarang mungkin banyak perusahaan lain ingin melakukan inovasi seperti yang kami lakukan dan membuat produk sepak bola yang bisa digunakan lebih luas hingga ke bidang fesyen dan budaya,” ujar Hoppins.

Mengoleksi karena desain

Jersey sepak bola adalah barang “seksi” bagi para penggemar yang mengoleksinya.

Mereka, para kolektor jersey sepak bola, tak lagi sekadar membeli kostum tim yang didukungnya tapi juga mengkoleksi kostum tim-tim lainnya.

Kolektor jersey kelas “dewa” bahkan bisa mengoleksi hingga ratusan jersey dan selalu masih ingin mengoleksi lebih banyak jersey.

Berbagai alasan melatarinya. Salah satu kolektor jersey sepak bola dari dalam negeri, Bias Ramadhan (27), misalnya.

Bias sempat mengoleksi lebih dari 60 jersey tim sepak bola dari berbagai tim, tak hanya kostum tim yang didukungnya yaitu Chelsea.

Ia juga kerap berburu jersey lawas. Beberapa yang dimilikinya, seperti kostum klub asal Brasil Cruzeiro tahun 1989 dan kostum timnas Irlandia tahun 1990.

Bias mengungkapkan, selain karena mendukung klub tertentu, ia juga gemar mengoleksi jersey sepak bola karena faktor sejarah di balik jersey tersebut.

“Misalnya jersey Chelsea yang putih dipakai pas lawan Barcelona. Waktu itu Barcelona juara UCL (UEFA Champions League) dan (Fernando) Torres waktu itu hampir cetak gol di menit-menit ahir,” kata Bias saat berbincang dengan KOMPAS Lifestyle.

Faktor lainnya adalah desain jersey yang keren. Ia mencontohkan jersey Nigeria pada Piala Dunia 2018.

Meski begitu, Bias memilih menunda mencari dan membeli jersey tersebut karena harganya yang masih mahal.

“Ingin, sih (beli) tapi enggak sekarang belinya. Mungkin setelah Piala Dunia aja karena kalau enggak salah ada teman yang jual sampai tembus Rp 2,1 juta, atau lebih saking tingginya permintaan,” tuturnya.

Sementara itu, kolektor jersey lainnya, Imron Fadillah (26) mengaku senang mengoleksi jersey yang langka dan jarang dimiliki orang lain.

Selain itu, ia menilai semakin tua jersey maka akan semakin unik dan sulit didapatkan. Hal itu memberikan kesan tersendiri baginya.

Meskipun ia sendiri mengaku tak punya klub atau tim tertentu yang didukung secara personal.

“(Jersey yang langka) Jadi membuat orang bertanya-tanya, itu jersey yang dipakai tim apa, liga apa, dapat di mana,” ujar Imron.

Menjadi kolektor jersey sejak 2009 lalu membuatnya bertemu dengan banyak tipe kolektor. Faktor desain diakuinya menjadi salah satu pertimbangan saat membeli jersey.

Bahkan, ada beberapa kerabatnya yang membeli jersey karena sekadar menyukai desainnya.

“Lumayan banyak yang model begitu (sekadar suka desain). Bahkan mereka kadang saat mau beli minta dikirimi dulu foto jersey yang kira-kira desainnya bagus, tanpa peduli itu tim apa,” kata dia.

Kostum sepak bola dan dunia mode

Kostum tim sepak bola alias jersey sudah banyak dijadikan inspirasi produk mode dan dipamerkan pada sejumlah pekan mode dunia.

Pada pekan mode Paris dan Milan tahun ini, misalnya, sepak bola dan fesyen menjadi satu.

Pada dua pekan mode tersebut, scarf klub sepak bola menjadi aksen yang melengkapi gaya streetwear.

Tren tersebut dibawa oleh Gosha Rubchinskiy dan Demna Gvasalia dari Vetements dan Blenciaga.

Dua desainer tersebut mengikutsertakan scarf yang terinspirasi dari logo klub sepak bola pada koleksinya.

Scarf tersebut disematkan seperti bagaimana anak-anak pendukung sepak bola menggunakannya sambil bersorak menonton pertandingan.

Sebagai bagian dari koleksi Spring/Fall 2018, label busana asal Paris, Koché juga memamerkan koleksi busananya yang memiliki aksen serta hiasan berbau sepak bola.

Mereka menunjukkan logo klub sepak bola asal Perancis, Paris Saint Germain (PSG) yang bekerjasama dengan label tersebut.

Contoh lainnya, misalnya koleksi busana pria 2018 Versace yang juga mengikutsertakan scarf dengan aksen tim sepak bola dan sang desainer, Donatella Francesca Versace yang mengunggah foto dirinya menggunakan baju bertuliskan “Versace FC”.

Dunia fesyen seringkali mengawinkan sub-budaya dan olahraga sebagai inspirasi koleksi busana yang mengesankan.

Gagasan tribalisme lewat jersey sepak bola yang mengharukan dan mendalam mungkin tercermin lewat koleksi musim semi 2016 Dolce & Gabbana, Alta Moda.

Pada koleksi tersebut, kedua desainer terinspirasi dari jersey klub asal Italia, Napoli.

Nama bintang sepak bola Argentina, Diego Armando Maradona menghiasi bagian punggung busana tersebut.

Seperti diketahui, warga Naples memiliki kenangan tersendiri tentang Maradona. Maradona pernah mengantarkan klub mereka menjadi juara liga untuk pertama kalinya pada 1987.

Maradona, bagi mereka adalah seorang pahlawan. Wajah pemain berjuluk "si Tangan Tuhan" pun menghiasi dinding-dinding mural di kota tersebut.

“Maradona adalah kekasih pertamaku. Dia membuatku mengenal rasa takut, marah dan juga bisa merasakan adrenalin yang tinggi,” kata seorang pendukung Napoli seperti ditulis pada Mundial Magazine.

Sementara untuk Piala Dunia 2018 sendiri, FIFA resmi menunjuk Louis Vuitton untuk merancang sebuah kotak buatan tangan (handmade) untuk melindungi trofi Piala Dunia.

Kotak yang dibuat di Asnieres, Perancis tersebut dibuat tak sekadar sebagai pelindung trofi namun lebih daripada itu, untuk memberikan sentuhan fashion pada trofi turnamen sepak bola terbesar di dunia itu.

Ini menunjukkan, busana dan sepak bola bisa menjadi satu dalam balutan fesyen, tanpa menghilangkan kisah di balik olahraga itu sendiri. Kamu setuju? 

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/06/20/093000120/jersey-sepak-bola-dan-dunia-fesyen-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke