Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Didiet Maulana Sulap 45.000 Meter Kain Tenun Jadi Seragam BCA

Tapi, kali ini Didiet bukan menggunakannya untuk menciptakan busana fesyen, melainkan seragam kantoran.

Proses selama dua tahun dilaluinya untuk membuat busana tersebut.

Busana tersebut adalah hasil kolaborasi dengan bank swasta BCA untuk seragam korporasi terbaru mereka.

Didiet menjelaskan, proses dua tahun sudah termasuk dengan proses pembuatan seragam selama enam bulan.

Sebanyak 500 workshop dengan total sekitar 2.500 tenaga penenun dilibatkan dalam pembuatan busana ini.

"Untuk desain dan menghasilkan tenun kurang lebih setahun. Pakai riset dulu karena sebelum melangkah riset harus terpenuhi," kata Didiet.

Hal itu diungkapkannya dalam acara peluncuran seragam baru korporasi BCA di Menara BCA, Senin (9/7/2018) kemarin.

Menurut dia, riset sangat diperlukan untuk melihat kebutuhan dari korporasi, dan menuangkannya ke dalam desain tenun.

Didiet ingin agar seragam tersebut nantinya tidak hanya keren saat digunakan, namun juga memunculkan rasa bangga bagi pemakainya.

Sebab, setiap tenun yang diplikasikan ke seragam akan menghasilkan sebuah kisah tersendiri.

Cengkeh sebagai motif khas BCA pun dipilih, kemudian digabungkan dengan inspirasi motif Indonesia.

Didiet lalu melakukan "mirroring" sehingga motif saling terikat.

Hal itu dilakukan untuk menunjukkan ada banyak sekali keberagaman di korporasi BCA, namun perbedaan tersebut bisa disatukan.

Warna biru dan kuning pun mendominasi seragam tersebut. Dari 45.000 meter kain dijadikan sekitar 80.000 seragam.

Didiet mengaku pembuatan seragam tersebut tidak mudah, karena tetap diproses menggunakan tangan.

"Semua pembuatannya dengan tangan. Jadi, warna satu pun harus melalui proses pencelupan yang natural dengan tangan," ujar dia.

Sementara itu, Presiden Direktur BBCA Jahja Setiaatmadja berharap seragam yang didesain sepenuh hati tersebut bisa membuat para karyawan memiliki rasa bangga.

Sebab, seragam tersebut didesain dan dipersiapkan dengan baik. "Kami harap ini mendorong loyalitas, dedikasi dan kebanggaan," kata Jahja.

Di sisi lain, ia juga berharap tenun bisa semakin dimaksimalkan dan terpromosikan secara luas.

Sebab, tenun dinilai sebagai produk khas Indonesia yang memiliki potensi untuk dikenal luas ke seluruh dunia.

"Kami harap tenun ikat ini menjadi salah satu yang bisa diakui internasional, bahwa ini karya anak bangsa Indonesia. Bukan diklaim negara lain. Kami harap ini bisa memperkaya," tutur Jahja.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/07/10/100000620/didiet-maulana-sulap-45.000-meter-kain-tenun-jadi-seragam-bca

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke