Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perihal #CrazyRichSurabayan, Sosiolog Nilai Itu Hanya Lelucon...

Entah benar atau tidak, cerita mengenai perilaku orang kaya Surabaya terkait pengalokasian uang yang mereka miliki banyak mendapat tanggapan dari khalayak luas.

Sebagian besar dari netizen membenarkan terjadinya hal itu. Mereka bahkan menyebutnya sebagai kejadian yang sudah lama terjadi di Surabaya, hanya saja tidak tereskpos media.

Meski demikian, sosiolog Universitas Airlangga di Surabaya, Bagong Suyanto, menyebut bahwa tagar #CrazyRichSurabayan itu hanya lelucon semata.

"Saya tidak tahu persis ya, tapi dugaan saya itu lucu-lucuan, karena di media Surabaya saya enggak membaca itu sebagai berita yang serius," ujar Bagong saat dihubungi melalui telepon, Jumat (14/9/2018).

Jika benar ada, perilaku yang ditunjukkan oleh kalangan kaya di Surabaya tidak seekstrem yang digambarkan melalui cuitan di Twitter. Bagong menilai, hanya sebatas gaya hidup orang kalangan menengah ke atas.

"Memang itu kan bagian dari cara orang kelas menengah ke atas memperlihatkan identitas sosialnya. Kita tidak berbicara apakah perilakunya rasional kalkulatif atau tidak, tapi itu lebih kepada lifestyle orang," kata Bagong.

Saat berdiskusi tentang perayaan ulang tahun seorang anak dari kalangan berada yang dirayakan secara mewah, Bagong menyebut tidak ada kerugian yang didapat oleh keluarga penyelenggara, tetapi justru keuntungan.

"Jangan dikira mereka rugi lho. Orang kaya kalau mengadakan ulang tahun untuk anaknya itu, kalau mengundang orang kaya mereka bukannya rugi tapi malah untung, karena kadonya lebih banyak," kata Bagong.

"Sekarang di hotel bintang lima, makan satu orang, katakanlah Rp 200.000, Rp 200.000x2 ya, satu undangan dua orang datang, kan Rp 400.000. Masa orang kaya kasih kado Rp 400.000? Kan kadonya bisa Rp 1 juta lebih, jangan dibayangkan itu selalu rugi, enggak. Minimal impas," ucap dia.

Menurut Bagong, apa yang dilakukan oleh orang-orang itu, jika memang ada, merupakan sesuatu yang wajar, mengingat status ekonomi dan keadaan finansial mereka yang mencukupi.

"Yang mengira pamer kan kita-kita. Kalau menurut mereka yang kelas menengah ke atas ya biasa saja, punya uang banyak," ucapnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2018/09/14/190451320/perihal-crazyrichsurabayan-sosiolog-nilai-itu-hanya-lelucon

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke