Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pilihlah Metode Jangka Panjang untuk Lawan Kegemukan

Ahli endokrin Bartolome Burguera, MD, PhD mengatakan, menurunkan berat badan sesungguhnya tidak sesulit yang dipikirkan.

Kebanyakan orang hanya mencari cara yang instan, padahal yang perlu dipikirkan adalah bagaimana menjaga berat badan ideal dalam jangka panjang.

Obesitas menjadi masalah kesehatan utama di banyak negara, namun, sayangnya banyak treatment tidak efektif mengatasinya.

"Alasannya adalah karena kita menggunakan treatment jangka pendek, seperti diet, untuk penyakit kronis. Obesitas seharusnya diatasi dengan perencanaan jangka panjang," kata Burguera.

Menurutnya, terapi untuk obesitas harus menyasar nutrisi, aktivitas fisik, tidur yang optimal, dan manajemen stres.

Kini mari kita bedah beberapa diet populer yang telah mendapat banyak testimoni dari orang yang berhasil menurunkan berat badannya.

Diet Keto

Ketika dikombinasikan dengan intervensi gaya hidup keseluruhan, diet keto bisa membantu menurunkan berat badan jangka pendek secara signifikan.

Lewat diet rendah kalori ini, kita akan merasa tidak lapar karena mencapai ketosis, dimana tubuh membakar cadangan lemak karena tidak ada persediaan gula dari karbohidrat yang cukup.

Diet keto direkomendasikan, ketika:

- Indeks Massa Tubuh (IMT) di atas angka 30.

- Individu memiliki masalah kesehatan terkait berat badan.

- Intervensi penurunan berat badan lainnya tidak berpengaruh.

Jika kamu menderita diabetes tipe 2, pola makan rendah kalori bisa meningkatkan gula darah dan sensitivitas insulin.

Namun, diet keto bukanlah solusi jangka panjang.

"Ketosis sulit dijaga jangka panjang karena penganut diet ini benar-benar membatasi kalori, serta mengeliminasi gula dan alkohol," kata Burguera.

Selain itu, tubuh akan mengkonversikan kalori ekstra, bahkan dari protein, menjadi glukosa. Hal ini membuat ketosis tidak efektif dan membuat kita semakin lapar.

Diet tinggi protein yang dilakukan di bawah pengawasan dokter bisa memberi hasil penurunan berat badan yang cukup cepat.

Namun, penurunan berat badan tersebut tidak akan bertahan lama kecuali pelakunya meningkatkan aktivitas olahraga.

Beberapa studi juga menyarankan diet puasa untuk target penurunan berat badan.

"Orang-orang cenderung mengkonsumsi lebih sedikit kalori, hormon pertumbuhan yang lebih tinggi dan level insulin yang rendah bisa membantu menghancurkan lemak," ujarnya.

Tingkat metabolisme basal (jumlah energi yang dibakar tubuh baik ketika bergerak maupun tidak) juga semakin meningkat. Jadi, akan semakin banyak kalori yang dibakar.

Pada intinya, diet puasa bisa mereduksi resistensi insulin pada penderita diabetes tipe 2. Namun, dibutuhkan bukti ilmiah yang lebih solid untuk mendapatkan manfaat jangka panjangnya.

Perencanaan jangka panjang yang efektif

Lalu, strategi apa yang ampuh untuk menurunkan berat badan?

Dr. Burguera menyarankan tahapan berikut:

- Lakukan diet keto selama dua atau tiga bulan, lalu ganti pola menjadi diet Mediterania.

- Makan perlahan dan minum banyak air.

- Meningkatkan aktivitas fisik.

- Tidur enam hingga tujuh jam setiap malam.

- Belajar manajemen stres dan mencari bantuan jika mengalami stres berkepanjangan bahkan timbul gejala depresi.

- Berkonsultasi dengan ahli gizi atau psikolog.

- Jika nafsu makan tidak terkontrol, tanyakan kepada dokter tentang obat penurun berat badan yang aman.

- Bergabung dengan kelompok yang peduli dengan gaya hidup sehat dan mengatur perjanjian pengobatan (medical appointment).

Pada kunjungan kelompok, dokter akan fokus pada obesitas itu sendiri alih-alih pada masalah kesehatan yang mungkin diakibatkan oleh obesitas.

Di samping edukasi dan perhatian antar-individu, para pasien menikmati kondisi saling dukung dengan pasien lain yang memiliki perjalanan serupa.

Jadi, ketika kamu benar-benar berkomitmen untuk menurunkan berat badan, pilihlah pola diet jangka panjang dan kamu akan senang kamu berhasil melakukannya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/01/10/170000620/pilihlah-metode-jangka-panjang-untuk-lawan-kegemukan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke