Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sensasi Ikut Ultramaraton di Suhu Minus 40 Derajat

KOMPAS.com - Sebagian besar wilayah Amerika Serikat tengah menghadapi cuaca dingin ekstrem akibat Polar Vortex atau pusaran kutub.

Dalam cuaca dingin sampai minus puluhan seperti ini, tubuh bisa beku hanya dalam lima menit. Pemerintah pun mengimbau warga tetap tinggal di dalam ruangan. Tak itu saja, di beberapa negara bagian AS, layanan pengiriman surat dan sekolah pun terpaksa diliburkan. 

Namun, sebagian orang seperti pendaki berpengalaman, pemain ski dan pengendara sepeda justru memilih sebaliknya.

Dilansir dari Business Insider, mereka mencoba menyelesaikan perlombaan ultra-maraton sejauh 135 mil atau 217 km.

Dimulai di dekat perbatasan Kanada pada akhir Januari 2019 lalu, para atlet bersepeda, berjalan, berlari, dan meluncur di jalan setapak berbukit antara dua kota yang secara konsisten memiliki suhu terdingin di Amerika, yakni International Falls dan Tower di Minnesota, AS.

Acara tersebut merupakan Arrowhead 135, acara tahunan yang digelar pada suhu rendah yang dinikmati sebagian orang.

"Mereka menyukai tantangan," kata relawan lomba, Russ Loucks, kepada Business Insider.

Lantas, seperti apa perlombaan ini?

Perlombaan dimulai pukul 7 pagi hari Senin waktu setempat dan mengikuti jejak mobil salju yang rapi melalui hutan.

Loucks mengatakan, suhu sangat dingin pada akhir pekan sebelum perlombaan, yaitu -43 derajat celcius, sehingga hamparan salju seperti “beton padat.”

"Itu sangat cepat," kata Loucks.

Saking cepatnya, sehingga pengendara sepeda Jordan Wakeley mencetak rekor kecepatan baru. Dia melewati garis finish 11 jam dan 43 menit.

Kendati berisiko, penyelenggara perlombaan memastikan setiap orang membawa beberapa peralatan untuk bertahan hidup, seperti kantong tidur, kompor, bahan bakar dan makanan.

"Untungnya sebagian besar (lintasan) ada di hutan. Tapi ada beberapa area terbuka, sehingga benar-benar menyedot energi. Itu sebabnya peserta membutuhkan jaket yang bagus, " kata Loucks.

Temperatur memang di bawah nol, tetapi yang menjadi rintangan terbesar adalah angin.

Saat perlombaan, suhu angin bisa mencapai hingga -55 Fahrenheit atau -48 derajat celcius.

Orang-orang biasanya melindungi diri mereka dari suhu tingkat pusaran kutub dengan mengenakan pakaian berlapis, sarung tangan, sepatu boots besar dengan ruang beberapa kaus kaki.

Puluhan orang sampai garis finish

Dari 146 orang yang memulai lomba, 52 diantaranya sanggup menyelesaikan sampai garis finish.

"Saya memang mengalami hipotermia pada akhirnya, tetapi saya selalu heran dengan panas yang diproduksi tubuh," kata peserta Don Gabrielson kepada Runners World.

Dia menyelesaikan perlombaan dalam 21 jam 23 menit dengan mengendarai sepeda ban besar.

Tidak ada pemain ski yang berhasil sepanjang tahun ini. Salah satu penyebabnya mungkin suhu dingin yang ekstrem.

"Ketika salju menjadi sangat dingin, alat ski tidak meluncur sama sekali. Para pemain ski mengatakan itu seperti Velcro (peranti untuk mengikat dua sisi kain)," kata Loucks.

Orang terakhir yang melewati garis finish tiba lebih dari dua hari setelah dia mulai, yakni sekitar pukul 4 sore di hari Rabu. Dia menyelesaikan perlombaan dalam waktu 56 jam dan 58 menit.

Beruntung, menurut Louck, hingga saat ini belum pernah ada peserta lomba yang meninggal dunia .

Sebab, setiap peserta harus memenuhi syarat ketat dari panitia, dan penyelenggara memastikan semua orang memiliki perlengkapan bertahan hidup yang tepat.

Kendati ini kabar baik, namun di tempat lain di Midwest, setidaknya 21 orang tewas akibat cuaca saat ini, yang artinya ini menjadi pengingat bahwa cuaca dingin yang ekstrem tidak boleh dianggap remeh.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/02/02/160000920/sensasi-ikut-ultramaraton-di-suhu-minus-40-derajat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke