Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pernikahan Tanpa Seks? Mungkin Ini yang Terjadi...

"Pernikahan tanpa seks adalah hal yang nyata. Itu adalah epidemi. Ada banyak orang yang tidur sendirian, menikah, namun tetap 'sendirian'."

Begitu kata Dr. Doug Weiss, Direktur Eksekutif Heart to Heart Counseling Center di Colorado Springs, Amerika Serikat.

Pada tahun 2015, frasa "perkawinan tanpa seks" dilaporkan sebagai salah satu frasa paling banyak dicari orang terkait seks dan pernikahan.

Seperti diberitakan The New York Times, 21.000 orang mencari dengan kata kunci itu, setiap bulannya.

Weiss mengaku telah melihat banyak pasangan yang hidup dalam pernikahan, namun tanpa keintiman seksual. Dia menegaskan, kondisi semacam ini banyak terjadi.

Mereka yang tidak secara fisik terhubung lewat seks dapat berlangsung selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan puluhan tahun.

"Saya pernah tahu ada pasangan yang selama 20 tahun tidur di ranjang yang sama, tapi tak pernah berhubungan seks," kata Weiss kepada laman Good Morning America.

Heather Hawkins dan suaminya, Nathaniel Hawkins, mengaku isu pernikahan tanpa seks merupakan hal yang terus mereka perjuangkan sejak menjadi pasangan suami-istri selama hampir 20 tahun.

"Itu menyakitkan. Terutama karena ketika saya berbicara dengan teman-teman saya tentang hal itu, mereka tidak mengerti."

"Mereka mengeluh tentang betapa suami mereka menginginkan seks, hal itu membuat saya merasa, mungkin ada sesuatu yang salah dengan saya," kata Heather.

Sekarang, Weiss dan sejumlah dokter lain menemukan sesuatu yang baru, terkait kurangnya keintiman fisik dalam perkawinan.

Mereka menyebutnya "anoreksia keintiman". Sebuah gangguan di mana seseorang dalam suatu hubungan menahan emosi untuk keintiman, spiritual, dan seksual dari pasangannya.

"Pernikahan tanpa seks terjadi karena beberapa alasan. Yang pertama adalah keintiman anoreksia, di mana ada kondisi yang menahan hasrat itu secara aktif."

Begitu kata kata Dr Weiss, yang pertama kali mengkaji istilah tersebut setelah melihat kurangnya keintiman dalam hubungan kliennya, yang terungkap sepanjang sesi konseling.

Menurut dia, hilangnya hasrat seks bisa muncul karena dampak depresi, hormon, atau kelainan kepribadian.

"Tetapi anoreksia keintiman mungkin merupakan penyebab utama, di mana orang tersebut sebenarnya secara intensif menahan hasrat untuk keintiman dan seksualitas," kata dia.

Di Heart to Heart, Weiss dan timnya bekerja untuk membantu pasangan dan individu yang kurang memiliki keintiman dalam hubungan mereka.

Ini menjadi hal penting, sebab keintiman merupakan dasar dan bagian penting dalam menciptakan hubungan yang dekat.

Pasangan Hawkins adalah klien Weiss. Mereka sempat berada di ambang perpisahan setelah Nathaniel selingkuh untuk memenuhi kebutuhan emosional dan fisik.

Beruntung, pasangan ini bisa diselamatkan. Nataniel sadar dan mau "move on" dengan cara yang positif, ketika sang istri, Heather menemukan latihan online dari Dr. Weiss online.

Mereka lalu mendalami tentang anoreksia keintiman. "Aku benar-benar merasa untuk pertama kalinya dilihat dan didengar," kata Heather.

"Ada begitu banyak wanita dan -mungkin pasangannya dalam posisi ini, mereka tidak terlihat dan mereka tidak didengar - mereka tidak diakui," ungkap Heather.

Dengan bantuan progam di Heart to Heart, pasangan ini mengaku mampu menjadi lebih dekat dari sebelumnya, dan mulai mengawali kembali perjalanan mereka sebagai pasangan.

"Tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu, seperti babak baru dalam kehidupan saya, sungguh berbeda, karena suami saya sembuh, berubah, dan saya pun sembuh," ungkap perempuan itu.

"Kami 'nempel' satu sama lain, secara spiritual, emosional, dan juga fisik. Saya tak akan mau lagi menukarnya dengan apa pun," tambah Nathaniel.

https://lifestyle.kompas.com/read/2019/10/08/210000720/pernikahan-tanpa-seks-mungkin-ini-yang-terjadi-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke