Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Flu Musiman Lebih Buruk Dibanding Virus Corona?

KOMPAS.com - Flu musiman memang membunuh lebih banyak orang daripada virus corona, tapi bukan alasan wabah itu bisa disepelekan. Apalagi data terbaru menunjukkan wabah radang paru dari Wuhan ini telah menginfeksi 37.000 orang.

Salah satu yang dicemaskan para ahli adalah tingkat keparahan, bagaimana penyebarannya, dan faktor risiko yang membuat orang bisa terinfeksi.

"Ini virus baru. Kami tidak tahu banyak, dan karena itu kami semua khawatir untuk memastikannya tidak berkembang menjadi sesuatu yang lebih buruk," kata pakar penyakit menular Ian Lipkin.

Lipkin melakukan karantina sendiri di rumah selama 14 hari usai bepergian ke China untuk menangani wabah virus corona.

Ian Lipkin, direktur Pusat Infeksi dan Kekebalan di Colombia University, berada di Guangzhou dan Beijing, untuk memberikan saran pada pejabat kesehatan setempat.

Ian mengatakan ia tidak melakukan perjalanan ke kota tempat virus corona muncul, Wuhan, karena akan lebih sulit untuk kembali ke AS.

Lipkin yang bekerja pada wabah SARS di tahun 2003, menyebut, flu musiman menimbulkan masalah dan mencatat hingga 650.000 orang meninggal setiap tahun.

Sejauh ini, lebih dari 900 orang yang terjangkit virus corona meninggal dunia.

Menurut dia, Virus corona "hampir tidak menantang bagi kita seperti influenza" ketika dilihat dari jumlah kematiannya. Namun ia mengingatkan, hal itu bukan satu-satunya aspek yang dilihat dari virus corona.

"Kita tidak tahu banyak tentang penularannya. Kita tidak memiliki tes diagnostik yang akurat. Dan kita tidak tahu pasti, ke mana wabah ini akan pergi," ujar Lipkin di CNBC "The Exchange."

"Tanpa vaksin atau obat-obatan, satu-satunya yang kami miliki saat ini adalah penahanan (pasiennya)," ia menambahkan.

Penyebaran

Virus corona muncul di Wuhan sekitar satu bulan lalu dan telah menyebar dari 300 orang hingga lebih dari 40.000 orang. Kasus baru tumbuh ribuan setiap hari, sebagian besar di China.

Umumnya, virus corona menginfeksi hewan, namun terkadang dapat berevolusi dan menyebar ke manusia.

Gejalanya dapat meliputi demam, sakit tenggorokan dan sesak napas.

Penyakit pernapasan ini mampu menyebar melalui kontak manusia ke manusia, kata pejabat kesehatan dunia.

Virus corona juga bisa menyebar sebelum gejala muncul. Pejabat kesehatan memperkirakan, sekitar 20 persen pasien mengalami sakit parah, yang memicu pneumonia dan gagal bernapas.

Lipkin memperkirakan, tingkat kematian akibat virus corona akan mencapai kurang dari satu persen dari jumlah yang terinfeksi. Tapi angka itu "spekulatif" karena tes antibodi lebih lanjut perlu dilakukan.

"Sehingga kita dapat mengetahui siapa yang mungkin telah terinfeksi tapi tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit," ucap dia.

Menanggapi pertanyaan apakah pemerintah China bersikap transparan tentang virus corona, Lipkin menganggap perlu untuk menyebarkan informasi yang dimiliki.

"Apa yang dapat dianggap sebagai kurangnya transparansi barangkali sebenarnya adalah ketidaktahuan mengenai apa yang terjadi," katanya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/02/11/124600320/benarkah-flu-musiman-lebih-buruk-dibanding-virus-corona-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke