Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rahasia Awet Muda Wulan Guritno, Tak Konsumsi Gula

KOMPAS.com— Artis peran Wulan Guritno berbagi kiat bagaimana ia bisa memiliki tubuh yang kencang di usia 39 tahun.

Rupanya, Wulan memilh berhenti mengonsumsi gula sejak berusia 35 tahun, yakni, 4 tahun yang lalu.

Hal ini diungkapkan Wulan dalam video yang diunggah di kanal YouTube 3SECOND TV.

“Mereka bilang aku awet muda, ya, itu enggak datang dari langit atau jatuh dari pohon. Semua butuh dijaga dan dirawat. Aku olahraga, aku juga enggak makan gula sejak umur 35. Karena gula itu mempercepat penuaan,” ucapnya.

Sebenarnya apa yang terjadi pada tubuh ketika kamu berhenti konsumsi gula?

Sebuah studi tahun 2016, mengungkapkan, peningkatan konsumsi gula telah terbukti akan meningkatkan kadar dopamin dengan cara yang mirip dengan penggunaan narkoba.

Untuk itu, wajar bila gula bisa membuat kita ketagihan untuk terus mengonsumsi dan mengecap rasa manisnya di lidah.

"Karena indra perasa menginginkan rasa manis, kita cenderung menginginkan makanan yang lebih bergula, sehingga berpotensi menyebabkan pesta gula (gula berlebih),” ujar ahli gizi Laure O'Connorn.

Sebagian besar dari kita sebenarnya sudah mengetahui dampak langsung dari kelebihan gula.

Lauren mengatakan, gula akan meningkatkan nafsu makan, membuat keinginan kita untuk mengonsumsi makanan manis menjadi lebih tinggi. 

Kerusakan yang disebabkan oleh kelebihan mengonsumsi gula bahkan akan mendatangkan efek sangat buruk bagi tubuh.

“Penambahan berat badan, kelebihan lemak di sekitar bagian tengah, potensi kondisi diabetes, dan risiko penyakit jantung,” ujar Lauren.

Sebenarnya hal ini bisa dicegah dengan segera mengurangi konsumsi gula dan memperbaiki pola makan.

Efek jangka panjang dari mengganti pola makan penuh gula dengan makanan padat nutrisi dan menyehatkan jantung bahkan lebih mengesankan.

Berikut hal yang akan terjadi pada tubuh saat berhenti mengonsumsi gula menurut Laurent O’Connor.

1. 20 Menit

Tak berbeda dengan alkohol, mengonsumsi makanan manis justru membuat kita ingin makan lebih banyak gula.

Tapi setelah berhenti selama 20 menit kamu akan merasa cepat puas dengan satu porsi makanan manis saja. “Cenderung tidak meraih porsi kedua atau makanan penutup," kata Laurent.

Jika sudah berhasil melewati 20 menit pertama, bulatkan tekad untuk terus menambah durasi bebas gula sehari-hari.

2. Satu Jam

Satu jam setelah tak mengonsumsi gula, tetap dibutuhkan usaha karena tubuh sedang menyesuaikan diri.  

“Kamu harus merasa berenergi dan menjadi lebih produktif. Kamu akan cenderung tidak memiliki keinginan untuk mengambil kue atau beberapa camilan olahan,” ujar Lauren.

3. Satu hari

Menurut Lauren mengonsumsi gula akan membatasi keinginan kita untuk memberi tubuh makanan yang bernutrisi, termasuk lemak sehat, protein, dan banyak serat, yang membuat kita tetap sehat dan aktif.

Setelah berhasil menjalani sepanjang hari tanpa gula, tubuh sudah bisa mendapatkan makanan yang padat nutrisi.

Dengan meningkatnya asupan sayuran dan protein tanpa lemak, gula darah akan menjadi stabil, perubahan suasana hati akan mereda, dan kamu akan semakin mudah mengendalikan rasa ingin mengonsumsi makanan manis.

4. Tiga hari

Pada fase ini, kita mulai merasa kurang nyaman. Bagaimanapun, gula akan mengakibatkan kecanduan. Gejala untuk ingin mengonsumsi makanan manis pasti akan muncul pada tahap ini.

Beberapa hari kemudian, keinginan untuk mengonsumsi gula sangat tinggi. Kita juga mungkin akan merasa cemas, sakit kepala, dan bahkan dalam kasus yang lebih serius, kamu bisa depresi.

Efek ini sering kali berkurang setelah minggu pertama, tetapi tergantung pada tingkat kecanduan gula pada tubuh, efek ini dapat bertahan selama satu atau dua minggu. Konsumsi cukup air untuk mengurangi keinginan.

5. Satu minggu

Seminggu setelah berhenti konsumsi gula, ada dua hal yang mungkin terjadi. Jika pola mkan sebelumnya didominasi oleh makanan olahan, jus, soda, dan makanan penutup (yang manis), kamu mungkin masih dalam mode detoks.

Tetapi jika sebelumnya asupan gulamu berada di porsi sedang, kamu akan mulai merasa lebih baik dan lebih stabil.

6. Satu bulan

Jika sudah melewati tahap ini, artinya kamu sudah berhasil melewati masa-masa yang berat.

Keinginan untuk makan makanan manis akan hilang dan timbul kesadaran untuk terus berkomitmen menjalani pola makan sehat.

7. Satu tahun

Setelah menjalani hidup tanpa gula selama setahun penuh, status kesehatan kemungkinan  akan meningkat. Tubuhmu sekarang disesuaikan untuk mengolah nutrisi penting, dan karena tidak lagi memiliki gula untuk disimpan sebagai lemak, berat badan juga mungkin akan turun.

Jika sudah ada dalam fase ini, tak masalah sekali-sekali mengonsumi makanan manis untuk memberikan kesenangan bagi diri sendiri.

Kamu mungkin akan merasa lebih bahagia dengan pola makan baru ini, sehingga saat kamu sesekali mengonsumsi makanan manis, kamu tak lagi merasa berdosa.

https://lifestyle.kompas.com/read/2020/11/22/122905520/rahasia-awet-muda-wulan-guritno-tak-konsumsi-gula

Terkini Lainnya

Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com