Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Tips Memulai Bisnis Rumahan di Masa Pandemi

Di tengah pandemi, bisnis rumahan menjadi salah satu jalan keluar utama bagi banyak orang dengan berbagai alasan.

Mulai dari menopang ekonomi keluarga, menambah penghasilan maupun untuk menyambung hidup akibat kehilangan pekerjaan.

Meski terbilang bisnis skala kecil, namun bukan berarti tak memerlukan strategi.

Ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan agar bisnis yang dijalani tak sekadar bisa memberi tambahan penghasilan, tetapi juga bisa bertahan lama.

Penulis buku "Jalan Buat Napas", Raiy Ichwana menyebutkan ada beberapa hal kunci yang perlu diperhatikan ketika seseorang mau memulai bisnis rumahan.

Mulai dari hal yang sudah banyak diketahui, seperti menyiapkan modal dan komitmen, hingga pentingnya membuat merek dagang.

Adapun buku yang dirilis dalam format digital tersebut terinspirasi dari kisah-kisah para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang mendadak merangkai merek dagang dan jasa untuk bisnisnya di masa pandemi.

Beberapa tips memulai bisnis rumahan tersebut, di antaranya:

1. Menyiapkan modal
Setiap bisnis tentu memerlukan modal. Modal yang dimaksud bukan hanya uang, tetapi juga pemahaman tentang bisnis yang akan dijalani.

Menurut Raiy, berdasarkan riset yang dilakukannya ke para pelaku UMKM dadakan, pelaku UMKM harus tahu betul tentang segmentasi konsumennya, bukan asal memilih bisnis.

"Modal minim kalo kita paham segmen dagangan yang ingin kita jangkau pasarnya, pasti oke-oke saja," ungkapnya kepada Kompas.com.

Salah satu kesalahan yang kerap dilakukan ketika seseorang baru memulai bisnis dan membuat bisnisnya tidak bertahan lama adalah kurangnya komitmen.

Ketika memutuskan untuk memulai bisnis, pastikan kamu siap mengurus segala tantangan yang dihadapi, termasuk meluangkan waktu dan tenaga.

Tanpa komitmen, bisnis bisa saja tersendat di tengah jalan atau berhenti, bahkan sebelum kamu sempat balik modal.

"Sekalipun bos atau owner yang meng-hire jasa konsultan atau memperkerjakan karyawan, tetap harus punya waktu untuk memantau dan berdiskusi soal peta bisnisnya mau dibawa kemana di masa pandemi seperti ini," kata penulis yang juga melahirkan novel Senggang dan Gama itu.

Lalu, bagaimana jika pelaku UMKM memiliki pekerjaan lain atau juga menjadi ibu rumah tangga?

Pastikan kamu menyusun pembagian tugas dengan baik, sehingga tidak ada pekerjaan yang terbengkalai, termasuk bisnismu.

"Soal membagi waktu bagi yang kerja bisa difokuskan saat weekend untuk mantau bisnisnya kalau weekday terlalu full aktivitasnya."

"Kalau IRT mungkin bisa membuat to-do-list soal aktivitas yang dilakukan di kesehariannya, di situ bisa dicatat jam berapa sampai jam berapa atau hari apa untuk cek bisnisnya," ungkap Raiy.

Selain itu, penting untuk memisahkan kontak pribadi dengan kontak bisnis, sehingga pelaku UMKM tidak repot ketika berkontak dengan klien dan mitra bisnis di tengah kesibukannya dengan aktivitas lain.

Selain itu, konsistensi menjadi lanjutan dari komitmen ini.

Raiy menyebutkan kasus salah satu narasumber yang ditemuinya saat riset.

Pelaku UMKM tersebut sebetulnya memiliki modal besar, lahan yang strategis dan stok produk yang mumpuni, namun kurang konsisten dalam mengelola bisnisnya.

"Saat bisnisnya sudah ada, dia tidak konsisten dalam mengelola. Baru buka satu bisnis sudah mencoba bikin bisnis baru lagi."

"Akhirnya keteteran dan terabaikan. Jadi kurang terurus bisnisnya," ungkap Raiy.

3. Kreatif membuat merek
Sekecil apapun bisnis yang akan kamu mulai, merek atau brand tetaplah diperlukan.

Terlebih tren bisnis di masa pandemi semakin beralih ke ranah online.

Selain merek, penting pula untuk memiliki akun media sosial untuk memperkenalkan merek atau logo dagangan, sekaligus menjadi media berkomunikasi dengan konsumen.

Menurut Raiy, merek tersebut tak harus dibuat rumit tetapi idealnya mudah diingat.

Meski terdengar sederhana, namun membuat merek yang "catchy" juga tidak mudah dan perlu unsur kreativitas.

"Nama merek harus unik, kreatif, mengandung sisi emosi dan yang penting, belum dipakai sama pihak lain," ungkap penulis yang juga berprofesi sebagai konsultan bisnis.

4. Tidak buru-buru mencari untung

Kesabaran dan mengikuti proses adalah bagian yang harus dijalani ketika memulai bisnis.

Semua orang yang berbisnis pasti ingin untung, namun jangan terburu-buru ingin mendapatkan banyak keuntungan sejak awal.

Ini, kata Raiy, adalah salah satu kesalahan umum yang kerap ditemuinya pada beberapa pelaku UMKM.

Sikap itu pada akhirnya membuat bisnis yang baru dijajal jadi sulit untuk bertahan dalam waktu yang panjang.

"Padahal namanya berbisnis pastinya bukan proses yang instan."

"Jadi, kalau pelaku UMKM dadakan tidak konsisten dan tidak sabar, maunya cepat untung tanpa jalanin proses, ya siap-siap saja ambyar," tuturnya.

Adapun buku "Jalan Buat Napas" dibanderol seharga Rp 80.000 dan dapat dipesan melalui Tokopedia atau Instagram @semestasenggangofficial.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/02/21/201543320/4-tips-memulai-bisnis-rumahan-di-masa-pandemi

Terkini Lainnya

Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com