Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hindari Kata 'Hati-hati' pada Anak yang Sedang Bermain

KOMPAS.com - Orangtua tentu menginginkan anaknya tumbuh sehat, bahagia, dan dalam kondisi yang aman.

Karenanya, ketika anak bermain, orangtua sering mengucapkan kata "hati-hati!", harapannya agar anak tidak terpeleset atau terjatuh.

Namun rupanya, kata "hati-hati!" tidak membantu anak untuk lebih waspada atas perilakunya.

Ketika anak mendengar "hati-hati!" dari orangtua, maka anak akan menjadi terlalu berhati-hati dan mencegah anak untuk mengambil risiko.

Padahal, menurut para ahli di VeryWell Family, pengambilan risiko penting untuk kesehatan dan tumbuh kembang anak.

Sebagai contoh, ketika anak bermain di taman, ada beberapa objek yang kita anggap berbahaya bagi anak, seperti perosotan, anak tangga, dan banyak lagi.

Objek-objek di tempat bermain sebenarnya dapat membantu memperkuat otot, tulang, paru-paru, dan jantung anak.

Aktivitas lain seperti bersepeda dan berolahraga di luar, yang juga kerap dianggap berbahaya, sebenarnya bisa membuat anak lebih sehat.

Pengambilan risiko akan membantu anak membangun kepercayaan diri, pengaturan diri, dan bahkan anak menjadi lebih mandiri.

Menurut Bright Horizons, menghalangi kesempatan anak untuk mengambil risiko akan membatasi pertumbuhan emosional dan kognitif anak.

Sederhananya, kata "hati-hati!" akan memberikan batasan bagi anak untuk berkembang.

Selain itu, jika orangtua mengatakan "hati-hati!" terlalu sering, maka akan ada keraguan dan kecemasan di dalam diri anak.

Satu studi yang dilakukan oleh tim di Macquarie University menemukan, anak yang menerima isyarat fisik dan verbal seperti "hati-hati!" dari orangtua lebih mungkin mengembangkan gangguan kecemasan di masa depan.

Ganti dengan kata-kata lain

Josee Bergeron, penulis di Backwoods Mama mengatakan ada banyak frasa berbeda yang bisa digunakan orangtua untuk anak yang mendorong kesadaran tanpa membatalkan pengambilan risiko.

Ia mencontohkan beberapa frasa seperti "perhatikan bagaimana itu", "apakah kamu melihat itu", atau "bisakah kamu mendengarnya" untuk mengingatkan anak yang sedang bermain.

Dengan frasa tersebut, anak bisa menyadari kemungkinan adanya bahaya lewat cara yang mendorong anak untuk berpikir dan bertindak secara mandiri.

Frasa yang dicontohkan oleh Bergeron tidak mendorong anak untuk merasa ragu atau menghalangi keinginan anak melakukan eksplorasi.

Sebaliknya, frasa tersebut mendorong rasa ingin tahu dan mengajarkan anak bagaimana menyadari kondisi lingkungan di sekitarnya.

Begitu pula dengan frasa seperti "cobalah bergerak" atau "cobalah menggunakan itu". Dua frasa ini dapat membantu membimbing anak melewati situasi menantang saat anak merasa tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Juga, kedua frasa itu membantu anak belajar dengan tepat apa yang harus dilakukan dalam sebuah situasi.

Anak kemudian dapat menyimpan kata-kata "cobalah bergerak" atau "cobalah menggunakan itu" dari orangtuanya untuk digunakan di masa mendatang.

Frasa seperti "apakah yang kamu rasakan" dapat membantu anak belajar untuk memeriksa emosinya saat ia bermain.

Menyadari emosi pada anak penting untuk membantu anak mengatur diri dan terhindar dari situasi yang dapat menyebabkan anak panik atau marah.

Dengan mengajarkan anak untuk mengetahui emosinya, orangtua membantu anak meminimalkan ketidakmampuan mengatur emosi saat ia tumbuh menjadi remaja dan dewasa.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/04/26/164456420/hindari-kata-hati-hati-pada-anak-yang-sedang-bermain

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke