Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Anak Gemuk Tak Disarankan Ikuti Diet Keto

KOMPAS.com - Anak yang kegemukan mungkin membuat orangtua berpikir untuk mengajarkan diet tertentu kepada anak, seperti diet keto.

Beberapa tahun terakhir diet keto cenderung populer dan dipilih banyak orang untuk menurunkan berat badan dengan cepat. Akan tetapi, diet keto tidak aman jika diterapkan pada anak.

"Program manajemen berat badan seperti keto membutuhkan pemantauan yang cermat oleh profesional perawatan kesehatan. Ditambah lagi, tumbuh kembang anak tidak sama dengan orang dewasa," kata ahli diet anak Kaitlyn Nowacki, MS, RD, LD.

Skema penurunan berat badan secara cepat tidak berkelanjutan pada anak.

"Penting untuk mengajarkan anak pilihan dan gaya hidup sehat agar anak lebih sukses sebagai orang dewasa," sambung dia.

1. Alasan diet keto buruk untuk anak

Diet keto akan menghilangkan tiga dari lima kelompok makanan yang memiliki vitamin dan mineral esensial yang dibutuhkan anak selama pertumbuhan.

Jika anak mengurangi karbohidrat, memang anak bisa mengonsumsi mentega, daging, dan telur. Namun banyak nutrisi yang tidak akan diperoleh anak jika menerapkan diet keto, seperti:

- Produk susu yang mengandung vitamin D dan kalsium untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang.

- Buah-buahan yang tinggi serat makanan, vitamin C dan kalium.

- Biji-bijian yang mendorong perkembangan otak dan memberi energi untuk anak tumbuh, bermain, dan berolahraga.

2. Hal yang terjadi ketika anak menjalani diet keto

Nowacki mengingatkan bahwa anak bisa mengalami berbagai hal di saat menjalani diet keto, yaitu:

- Sembelit. Ketika anak tidak mengonsumsi biji-bijian dan buah-buahan, anak akan kehilangan serat. Diet tinggi lemak dan rendah serat dapat menyulitkan anak untuk buang air besar.

- Lesu. Anak yang mengikuti diet keto bisa kekurangan energi, terutama pada awal diet. Juga, kalori yang dikonsumsi anak jauh di bawah jumlah yang dibutuhkan anak di masa pertumbuhan.

Sebuah penelitian menyebutkan, diet keto bisa mengendalikan kejang pada beberapa anak yang menderita epilepsi.

Namun, untuk menerapkan diet keto, kondisi anak harus dipantau oleh ahli di bidang kesehatan.

3. Anak yang alami obesitas akibat pandemi

Pandemi memicu obesitas, karena kita tidak kurang beraktivitas fisik dan cenderung mengonsumsi camilan atau makanan tidak sehat. Hal yang sama juga dialami oleh anak.

Perbaikan indeks massa tubuh atau body mass index (BMI) sangat penting bagi anak yang kelebihan berat badan atau obesitas.

Tetapi anak tidak memerlukan diet yang membatasi asupan kalori untuk mencapai penurunan berat badan, karena anak bisa membakar energi lebih cepat dan mencapai indeks massa tubuh yang lebih baik seiring pertumbuhannya.

Jika seorang anak atau remaja perlu membatasi asupan makanannya, ahli diet atau dokter harus mengawasi dan mengelola proses tersebut agar kondisi anak tetap aman.

Rencana penurunan berat badan pada anak harus disesuaikan dengan kebutuhannya.

4. Setop kebiasaan buruk yang memicu kenaikan berat badan

Nowacki menyarankan kita untuk menghentikan kebiasaan buruk yang menyebabkan penambahan berat badan dengan melakukan hal berikut:

- Tidak terlalu sering membeli camilan

Makanan di restoran cepat saji dan rumah makan berkontribusi pada peningkatan lemak, kalori, dan gula pada anak.

"Orangtua harus berhenti dan memastikan bahwa apa yang mereka anggap sebagai kesenangan sesekali bukanlah sesuatu yang mereka beli secara teratur."

- Lebih banyak bergerak

Jika seorang anak kurang aktif dan menikmati camilan yang minim nutrisi, anak bisa berakhir dengan ketidakseimbangan kalori yang sangat besar.

"Selama setahun, ketidakseimbangan itu bisa berarti penambahan berat badan berlebihan pada anak yang sudah kelebihan berat badan."

Orangtua harus mendorong anak untuk menjauh dari layar perangkat dan lebih banyak beraktivitas, seperti olahraga atau bermain di halaman rumah.

- Meminta anak memilih makanan yang baik

Bantu anak memahami bahwa makanan adalah bahan bakar, dan beberapa makanan memberikan manfaat yang lebih baik.

Ketika anak memilih makanan, ajarkan anak untuk bertanya pada diri sendiri apakah makanan itu baik bagi tubuhnya atau tidak.

"Saya mendorong anak untuk melihat makanan mereka secara berbeda dan bertanya apa yang mungkin mereka lakukan untuk mengonsumsi makanan yang lebih sehat," ucap Nowacki.

5. Makanan yang dianjurkan

Untuk mencegah kenaikan berat badan pada anak, Nowacki menganjurkan makanan seperti:

- Daging rendah lemak seperti ayam

- Roti gandum daripada roti tawar putih

- Buah-buahan segar

- Membatasi saus keju

- Meminum air putih ketimbang minuman bersoda

Sekali lagi, Nowacki menyarankan orangtua untuk berkonsultasi pada ahli diet atau dokter anak guna menemukan cara penurunan berat badan yang aman bagi anak.

"Jangan membahayakan kesehatan jangka panjang anak Anda dengan mengandalkan penelusuran web," katanya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/04/26/171504320/anak-gemuk-tak-disarankan-ikuti-diet-keto

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke