Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah 3 Wanita Korban Selingkuh 1 Lelaki Jadi Sahabat dan Liburan Bersama

Ia menyebut hal itu sebagai pertanda dari alam semesta.

Setelah menyaksikan akun Instagram sang kekasih, Tabor menemukan ada wanita lain yang selalu bersama pria pujaannya.

Wanita berusia 21 tahun itu akhirnya menemukan fakta mengejutkan. Kekasihnya mengencani wanita lain yang berada satu kampus dengan Tabor, Utah State University.

Bukan hanya itu. Tabor pun menyadari kekasihnya juga mengencani dua wanita lain di Boise, Idaho.

Kedua wanita tersebut adalah Abi Roberts (dikencani lebih dari sebulan), dan Bekah King (dikencani lima bulan).

"Hal itu nyata. Itu sangat aneh dan mengerikan untuk didengar," cetus Tabor.

"Dari sana, banyak dari kami yang membandingkan waktu berkencan, membayangkan ulang orang yang tampaknya kami kenal dan kami percayai, dan itu gila," ujar Roberts.

"Kami saling mengirim pesan singkat, benar-benar berusaha untuk pulih dari hal ini dan memahami apa yang terjadi pada kami."

Mereka lantas memutuskan untuk bertemu pertama kalinya secara langsung, bahkan pergi berlibur ke Hawaii bersama.

Berdasarkan cerita mereka, pria itu rupanya pernah berjanji akan mengajak setiap wanita untuk melakukan perjalanan dengan van.

"Setelah kita semua bertemu, saya menyadari, 'ini sebenarnya adalah orang-orang yang saya lihat di hidup saya,' dan saya rasa kita semua menyadari hal yang sama," kata Tabor.

Pada April 2021, Tabor, Roberts, dan King memutuskan untuk mewujudkan impian mereka dan membeli bus sekolah sebagai pengganti mobil van.

Bus sekolah yang mereka beli merupakan bekas bus pemadam kebakaran.

Ketiganya setuju menyisihkan dana untuk bus dan renovasi, total sekitar 5.000 dollar AS atau lebih kurang Rp 71,8 juta.

Selama dua bulan, mereka bekerja sama merenovasi bus sekolah. Hal itu membuat mereka semakin dekat.

"Itu benar-benar menantang, tapi sangat menyenangkan," kata Roberts.

"Saya rasa kita semua belajar banyak tentang konstruksi dan kemampuan kita," sambung dia.

"Butuh banyak penelitian, perencanaan dan penganggaran, tetapi itu sangat berharga. Melelahkan, tetapi semuanya terbayar," imbuh dia.

King menambahkan, mereka bekerja penuh waktu dan menyelesaikan sekolah sambil merenovasi bus.

"Itu gila. Ada banyak sesi mengerjakan bus pukul 4.00. Saya tidak pernah membayangkan akan kurang tidur dalam hidup. Kami hidup dari kafein."

Kendati proses merenovasi bus tidak mudah, mereka merasa hal itu dapat memulihkan diri mereka.

"Proses itu benar-benar menyembuhkan, menghabiskan waktu menggunakan energi menjadi sesuatu yang benar-benar produktif dan kreatif daripada sesuatu yang merusak," kata Tabor.

"Saya pikir itu sangat penting," cetus dia.

Setelah renovasi bus selesai, ketiga wanita memulai perjalanan mereka musim panas ini.

Bus itu diberi nama BAM Bus, yang diambil dari nama depan masing-masing (Bekah, Abi, Morgan).

Mereka lalu menjelajahi tempat favorit mereka, Jackson Hole dan Yellowstone, dengan bus tersebut.

Pada bagian depan bus, terdapat sofa dan area dapur yang dilengkapi lemari es.

"Bus ini sangat sederhana, tidak memiliki pendingin dan semua piring dan peralatan kami serta wastafel di ujung yang kami rancang dari mangkuk," ujar Roberts.

Di bagian tengah bus, ada dua ranjang susun. Tabor dan Roberts tidur di ranjang itu.

Lalu, satu ranjang di bagian belakang adalah tempat tidur King.

Bagian belakang bus juga memiliki area untuk pakaian mereka dan toilet kecil yang digunakan dalam keadaan darurat.

Bus sekolah yang disulap menjadi van ini terbilang sederhana dan ukurannya tidak terlalu besar. Namun, ketiganya mengaku senang bisa hidup bersama-sama.

"Itu sebenarnya jauh lebih mudah daripada yang saya pikir awalnya," tutur Tabor.

"Saya pikir kami semua sangat nyaman antara satu sama lain, dan tidak terlalu terganggu. Kami hanya bercanda dan bersenang-senang."

Hanya saja, bus itu tidak dibekali pendingin ruangan.

"Untungnya, kami biasa tinggal di pegunungan, tetapi berada di bus sekolah di musim panas, cuaca menjadi sangat panas sepanjang waktu," sebut Roberts.

Pertemuan ketiga wanita yang tidak biasa ini justru membuat mereka bersyukur.

King mengatakan, mereka hampir tidak pernah membicarakan mantan kekasih mereka lagi.

"Dalam proses penyembuhan, kami memprioritaskan persahabatan kami terlepas dari apa yang terjadi," kata dia.

"Kami menemukan banyak kedamaian dan kegembiraan karena mengetahui persahabatan kami tidak didasarkan pada dia (mantan kekasih)."

Dari cerita Tabor, King, dan Roberts, pria itu mengetahui jika mereka pergi berlibur bersama. Namun ia tidak mau berkomentar.

Saat ini mereka sudah memiliki rencana untuk bepergian ke banyak tempat. "Kami mencintai komunitas di sini," kata Tabor.

"Kami ingin terus melakukan hal ini selama kami bisa. Ini menjadi impian kami semua, dan sungguh luar biasa, saya benar-benar tidak ingin kembali."

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/08/13/141132520/kisah-3-wanita-korban-selingkuh-1-lelaki-jadi-sahabat-dan-liburan-bersama

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke