Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cara Cegah Badai Sitokin pada Pasien Covid-19

Pria berkepala plontos ini mengaku sudah negatif Covid-19 ketika kondisinya mulai memburuk.

Meski seharusnya sudah sembuh, ia mengaku masih demam tinggi hingga 40 derajat bersamaan dengan keluhan vertigo.

Kondisinya ini membuat Deddy harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Beruntung, hidup Deddy terselamatkan.

Sayangnya, mendiang Raditya Oloan, suami bintang sinetron Joanna Alexandra, harus berpulang akibat kondisi serupa.

Pada bulan Mei lalu, pria yang bekerja sebagai pendeta itu meninggal dunia, ketika tubuhnya didera reaksi sistem imun berlebih tersebut.

Badai sitokin memang merupakan reaksi sistem imum berlebih yang tak bisa dikontrol.

Bukan hanya menyerang virus, tapi juga bisa menyebabkan peradangan yang menyasar organ tubuh pasien.

Semua pasien Covid-19 berisiko mengalami kondisi ini, termasuk orang tanpa gejala (OTG) seperti Deddy Corbuzier.

Karena itulah, semua orang dianjurkan untuk dapat mendeteksi gejala secara dini, agar dapat diberikan pengobatan yang sesuai.

Spesialis penyakit dalam, RA Adaninggar, dr, SpPD menyebut, badai sitokin bisa diatasi bila si penderita melakukan pemantauan ketat selama infeksi Covid-19.

Langkah ini dapat membantu memperlambat progresivitas peradangan yang terjadi.

"Waspada bila muncul demam tinggi setelah hari kelima, batuk/sesak yang tambah parah, dan penurunan bertahap saturasi oksigen," tulis dia melalui akun Instagram-nya.

Menurut dia, kondisi gejala yang memburuk, dan kondisi masa kritis biasanya terjadi setelah lima hari muncul gejala pertama.

Hindari Covid-19

Karena kompleksnya faktor yang menentukan terjadinya badai sitokin pada seseorang, pencegahannya agak sulit dilakukan.

Namun hak ini bukan mustahil -khususnya jika kita tetap menjaga diri agar tak terinfeksi Covid-19.

"Karena kita tidak bisa memprediksi, lebih baik kita jaga-jaga, jangan sampai orang harus mengalami Covid, dan risikonya untuk jatuh ke kondisi berat tidak bisa diprediksi," kata Ninggar.

Pakar kesehatan yang aktif memberikan edukasi di media sosial ini mengingatkan untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Khususnya, karena penyebaran varian delta yang dominan dan jenis virus ini dapat menyebabkan viral load yang tinggi.

Perempuan berambut panjang ini juga menyarankan untuk menyegerakan vaksinasi karena dapat mengurangi gejala berat.

Selain itu, kita dianjurkan untuk menerapkan pola hidup sehat untuk mengoptimalkan kesehatan interferon dan sel imun dalam menghadapi virus.

Terakhir, Ninggar menyarankan pentingnya berdoa karena ada faktor genetik yang tidak bisa diketahui, namun sangat berpengaruh pada pasien yang mengalami badai sitokin.

"Kita tidak tahu bagaimana respons imun seseorang melawan Covid, jadi berdoa dan pasrah penting setelah melakukan semua usaha," sebut dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/08/23/102525420/cara-cegah-badai-sitokin-pada-pasien-covid-19

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke