Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pertimbangan Penting Sebelum Menitipkan Orangtua ke Panti Jompo

KOMPAS.com - Menitipkan orangtua untuk dirawat di panti jompo memang bukan keputusan yang populer di Indonesia.

Ada banyak pro kontra soal tindakan tersebut, termasuk dianggap sebagai perilaku menelantarkan orangtua. Anak yang melakukannya dinilai durhaka dan tidak berbakti kepada orangtua di masa senjanya.

Sebaliknya, ada yang berpendapat keputusan ini lebih realistis dan sebenarnya mengutamakan kesejahteraan orangtua.

Para lansia yang hidup di panti jompo lebih terawat dan bahagia karena bertemu dengan teman seusianya, dibandingkan hidup kesepian di rumah.

Feriawan Agung Nugroho, pekerja sosial di Yogyakarta yang sembilan tahun bertugas di Panti Sosial Tresna Werda (PSTW) Unit Abiyoso Pakem, Sleman mengatakan hidup di panti jompo sebaiknya adalah pilihan si lansia.

"Bukan murni keputusan si anak. Tugas anak, bagi saya, adalah membahagiakan si lansia. Itu wajib. Nah membahagiakan itu tidak harus tinggal bersama," jelasnya via pesan singkat kepada Kompas.com, Selasa (02/11/2021).

Bukan hak anak untuk menentukan apakah orangtua layak dititipkan ke panti jompo. Apalagi jika kondisi fisik dan mentalnya masih sangat prima dan memadai.

Feriawan membenarkan hal tersebut namun memberikan pengecualian untuk orangtua yang sudah tidak sehat lagi mentalnya.

"Maka diperlukan pertimbangan dari dokter jiwa, psikolog, atau pekerja sosial untuk pertimbangan," terangnya.

Berbagai pertimbangan sebelum menitipkan orangtua di panti jompo

Keputusan untuk menitipkan orangtua di panti jompo memang semakin populer. Alasan utamanya adalah kesibukan anak dan kesulitan yang harus dialami ketika merawat lansia di rumah.

Selain mengalami penurunan kesehatan, lansia juga kerap berperilaku sulit sehingga anak membutuhkan kesabaran ekstra. Perilakunya menjadi tidak lagi dewasa dan cenderung seperti anak-anak, sehingga perlu perawatan khusus.

Sebaliknya, banyak anak muda yang kini bertekad akan hidup di panti jompo di masa tuanya nanti. Mereka ini mulai menyiapkan dana pensiun agar bisa hidup di panti jompo tanpa menyusahkan anak dan cucu.

Memang ada sejumlah panti jompo yang menyediakan layanan berbayar untuk orang yang ingin tinggal di sana di masa tuanya.

Feriawan mengatakan ada dua hal yang penting yang harus ditanggung ketika hendak menitipkan orang tua di panti jompo.

Pertama, perasaan diri sendiri yang mungkin merasa bersalah. Kedua, sanksi dari lingkungan yang terus mengkritisi tindakan kita menitipkan orang tua ke panti jompo.

"Menitipkan orang tua ke Panti Werdha memang seperti dua sisi mata uang. Bisa salah, bisa benar. Semua bergantung pada niatnya. Orang di luar Bapak Ibu tentu tidak tahu tentang niat tersebut. Bapak Ibu sendirilah yang paham," seperti dikutip dari esai Feri, yang dimuat di Facebook pada 2019 lalu.

Idealnya, lansia juga sama seperti anak muda yang membutuhkan aktivitas untuk membuatnya berarti dan memiliki kondisi fisik yang prima.

"Punya peran di tempat kerja, di lingkungan, komunitas. Ada yang biasa diajak ngobrol tentang ini itu. Sama lah kebutuhannya. Sama-sama manusia," jelas Feriawan. 

Jika tidak mampu memenuhinya, maka Feri menilai tidak ada salahnya mempertimbangkan untuk menitipkan lansia ke panti jompo.

Kebahagiaan orangtua yang paling utama

"Perlu diingat, memasukkan lansia di Panti Werdha bukan dalam rangka untuk mengalihkan tanggung jawab, atau kasarnya berlepas tanggung jawab, tetapi sebaliknya: menjadi bagian dari tanggung jawab pemenuhan kesejahteraan lansia," tambah Feri. 

Lansia punya hak untuk bersedia tinggal di panti jompo maupun menolak opsi tersebut. Jadi hal itu tidak boleh menjadi paksaan bagi orangtua.

Meskipun tinggal di panti jompo, anak juga wajib memenuhi kebutuhan orangtua misalnya dengan menjenguk secara berkala dan mengajak keluar di waktu senggang.

"Jika disimpulkan, kasih sayang anak kepada orang tua tidak boleh putus gegara lansia dipercayakan di Panti Werdha. Fungsi kami, tidak lebih sebagai penyedia layanan, bukan pengambil alih peran anak kepada lansia."

Hal yang menjadi fokus utama adalah kebahagiaan orangtua. Pastikan orangtua menjadi lebih baik dan lebih bahagia setelah tinggal di panti jompo.

Kondisi ini pula yang kemudian akan menjawab rasa bersalah yang dialami oleh anak maupun vonis buruk dari lingkungan sosial soal keputusan tersebut.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/11/02/134011220/pertimbangan-penting-sebelum-menitipkan-orangtua-ke-panti-jompo

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke