Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Memahami Penyesalan karena Kalap Belanja di Diskon 12.12

KOMPAS.com - Berbelanja adalah aktivitas yang amat menyenangkan, khususnya ketika banjir promo menarik seperti diskon 12.12.

Ketika dilakukan, belanja bisa terasa sangat menggembirakan khususnya untuk menyalurkan stres dan keinginan yang sudah lama terpendam.

Namun ada yang kemudian merasakan penyesalan setelah pembelian dilakukan dan barang akhirnya diterima. Apalagi jika ternyata uang yang dihabiskan cukup banyak akibat kita kalap ketika belanja.

Perilaku ini juga termasuk ketika kita baru melakukan pembelian besar seperti rumah, mobil atau berinvestasi dalam jumlah besar.

Perasaan menyesal itu dikenal pula dengan istilah buyer's remorse, efek samping yang sangat umum dirasakan ketika kita sudah menghabiskan banyak uang untuk sesuatu. Terlepas apakah barang tersebut benar-benar kita butuhkan atau hanya sekedar diinginkan.

Penyesalan itu dianggap berkaitan dengan disonansi kognitif. Pembelian besar, atau kebiasaan menghabiskan banyak uang dalam satu waktu, bertentangan dengan ajaran umum finansial selama ini sehingga cenderung memicu perasaan negatif.

Dr Art Markman, seorang profesor di University of Texas, mengatakan penyesalan ini ada hubungannya dengan dua sistem terpisah yang membimbing kita.

Pertama adalah sistem penghindaran, yaitu naluri yang menyuruh kita untuk menghindari hal-hal seperti utang.

Sistem lainnya adalah pendekatan, yang lebih berbasis impuls dan mendorong kita untuk membuat keputusan yang mengubah hidup dan perilaku impulsif lainnya.

Pada dasarnya, berbelanja atau menghabiskan uang menjadi suatu kebutuhan atau keinginan, tergantung kita. Selama kita membelanjakan uang sesuai kemampuan tanpa berhutang, tidak ada alasan untuk kecewa atau merasa menyesal melakukannya.

Penyesalan yang dirasakan pasca belanja besar-besaran di diskon 12.12 tidak akan menghilang begitu saja. Kita juga mungkin akan merasakannya lagi di masa-masa mendatang, usai menghabiskan banyak uang untuk satu kebutuhan.

Namun cara terbaik untuk menghadapi sensasi penyesalan ini adalah dengan belajar untuk membuat anggaran dan menaatinya. Metode ini penting untuk merencanakan masa depan kita dan belajar bersikap praktis untuk masa kini.

Untuk mengurangi perasaan bersalah usai kalap belanja, kita bisa meluangkan waktu setidaknya satu hari untuk merenungkan tindakan tersebut. Gunakan waktu untuk memikirkan hal-hal yang berpotensi besar itu, lalu evaluasi bagaimana perasaan kita setelah beberapa waktu berlalu.

Gunakan waktu itu untuk melakukan beberapa perbandingan harga dan mencari tahu apakah pembelanjaan yang kita lakukan sudah paling baik. Bukan hanya dari segi harga namun berbagai faktor lainnya, termasuk kebutuhan dan kelayakan.

Karena tergiur diskon atau promo menarik, mungkin saja kita melewatkan hal lain yang lebih baik di luar sana.

Cara lain untuk bersikap lebih bijaksana dalam berbelanja, gunakan uang tunai dibandingkan kredit, paylater atau metode hutang lainnya.

Selain menghindari tagihan di kemudian hari, cara ini juga mengurangi risiko besaran bunga yang harus kita bayar sehingga barang tersebut menjadi lebih mahal dalam jangka panjang.

Jika belum melakukannya, buat garis besar anggaran untuk pembelian sesuai jenis barangnya. Periksa kembali anggaran tersebut untuk memastikan kita tidak berlebihan dengan pembelian itu.

Dengan sikap teliti dan introspeksi, kita bisa memastikan belanja yang dilakukan memang benar-benar mampu dibeli. Hal ini tentunya akan mengurangi atau menghindari penyesalan yang muncul setelah belanja lagi di promo diskon berikutnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/12/13/160700320/memahami-penyesalan-karena-kalap-belanja-di-diskon-12.12

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke