Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

10 Jenis Gatal yang Sebaiknya tidak Digaruk

KOMPAS.com - Rasa gatal di tubuh akan membuat kita secara otomatis menggaruk bagian yang gatal. Ini merupakan reaksi yang alami, dan terkadang tidak disadari.

Namun tidak semua jenis gatal boleh digaruk, karena itu akan berdampak buruk pada kondisi kulit. Luka, infeksi, atau iritasi yang ada di kulit bisa bertambah parah.

Inilah 10 jenis gatal di kulit yang sebaiknya tidak digaruk.

1. Gatal karena kulit kering

Pemicu paling umum untuk rasa gatal adalah ketika lapisan luar pelindung kulit bernama stratum korneum menjadi kering.

Tubuh kita memiliki persediaan ceramide yang sedikit. Ceramide adalah lipid khusus yang bertindak sebagai pelindung kulit (skin barrier) untuk menjaga hidrasi kulit serta mencegah material asing masuk ke kulit.

Menggaruk gatal karena kulit kering dapat berdampak negatif pada lapisan permukaan kulit.

"Kulit kita dapat membentuk retakan dan luka terbuka, yang pada akhirnya menyebabkan infeksi," kata Sylvia Hsu, MD, ketua dermatologi di Temple University Lewis Katz School of Medicine di Philadelphia, AS.

Bahan-bahan kimia yang keras dari deterjen atau produk kecantikan dapat meresap ke kulit dan menyebabkan alergi terhadap formulasi bahan-bahan kimia itu.

Untuk mengatasi rasa gatal akibat kulit kering, mandilah dengan air hangat, bukan air panas. Lalu, tutup hidrasi di kulit dengan mengoleskan salep atau krim pelembap ketika kulit masih dalam kondisi sedikit basah.

2. Gatal karena gigitan serangga

Ketika nyamuk menggigit, sistem kekebalan akan mendeteksi air liur dari serangga itu dan melepaskan histamin. Histamin inilah yang secara langsung memicu rasa gatal.

Penyebab gatal umum lainnya adalah chigger atau tungau kecil yang ditemukan di hutan atau daerah padang rumput.

Gigitan chigger melepaskan enzim ke dalam kulit untuk mengikis jaringan. Hal ini menyebabkan sel-sel kulit di pinggiran kulit mengeras dan gatal.

Ada pula semut api yang dapat menyengat kulit sehingga kulit kita melepuh dan bernanah.

Jika salah satu dari serangga yang disebutkan menggigit dan menimbulkan rasa gatal, jangan digaruk.

"Menggaruk akan menyebabkan lebih banyak peradangan," kata Hsu.

Setiap kali kita menggaruk, bakteri dapat masuk dan membuat kita rentan terhadap infeksi.

Solusinya, gunakan kompres es di area kulit yang terasa gatal atau mengoleskan kulit dengan krim anti-gatal yang dijual bebas.

3. Gatal karena luka yang belum sembuh

Rasa gatal karena luka yang belum sembuh merupakan bagian dari respons peradangan, jelas Brian Kim, MD, co-director di Washington University School of Medicine Center for the Study of Itch, di St. Louis.

"Ketika kulit terluka, kita juga merusak saraf, dan saraf yang dalam tahap pemulihan akan menimbulkan sensasi gatal," ucap dia.

Apabila rasa gatal itu digaruk, kita akan merobek kulit halus yang sedang berusaha memulihkan diri sehingga proses penyembuhan menjadi lebih lama dan kita merusak jaringan parut.

Ditambah lagi, kuku kita kemungkinan besar menampung bakteri yang dapat masuk ke luka dan memicu infeksi.

Gunakan krim topikal yang memiliki sensasi dingin untuk membantu meredakan rasa gatal akibat luka yang belum sembuh.

4. Gatal akibat terbakar sinar matahari

Sengatan sinar matahari akan mengirimkan respons peradangan tubuh ke tingkat yang tinggi.

Hasilnya, saraf pada kulit yang terpapar sinar matahari akan memicu rasa gatal.

Hindari menggaruk bagian kulit yang gatal akibat paparan sinar matahari, karena hal ini dapat merusak kulit, memperlambat proses penyembuhan, dan memperburuk rasa gatal.

Gunakan kompres dingin dan gel lidah buaya untuk meredakan gatal akibat sengatan matahari.

Juga, oleskan krim kortison yang berfungsi meredakan peradangan.

5. Gatal karena eksim

Eksim adalah masalah kulit yang kering, kasar, dan meradang. Biasanya, eksim mengacu pada dermatitis atopik, kondisi di mana penghalang kulit gagal bekerja dengan baik.

Eksim menyebabkan bagian kulit terasa kasar dengan adanya pemicu dari kain pakaian, wewangian yang digunakan, atau alergen di udara.

Kondisi ini akan membuat kulit terasa gatal. Tetapi jangan digaruk karena kondisi tersebut akan bertambah parah.

Kita dapat mengalami kondisi yang disebut lichen simplex chronicus, atau gangguan saraf yang memicu peradangan kronis pada kulit.

"Kulit menjadi lebih tebal, lebih gelap, dan lebih keriput," kata Hsu.

Kita juga dapat mengalami prurigo nodularis, penyakit kulit yang ditandai dengan munculnya benjolan-benjolan kecil di kulit yang terasa gatal.

Dalam rangka mengatasi gatal-gatal karena eksim, terapkan kompres dingin dan krim hipoalergenik di area yang terkena.

Jika rasa gatal tak kunjung hilang, hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan seperti steroid topikal yang kuat, atau obat antihistamin guna meredakan peradangan.

6. Psoriasis

Sistem imun yang terlalu aktif menyebabkan tubuh memproduksi sel-sel kulit dengan cepat, sehingga sel-sel baru terdorong ke permukaan kulit dalam waktu yang lebih cepat daripada seharusnya.

Pertumbuhan sel kulit baru yang terlalu cepat menyebabkan sel-sel kulit yang mati menjadi berwarna kemerahan, bersisik, dan terasa gatal. Inilah yang dinamakan psoriasis.

Namun, alangkah baiknya kita tidak menggaruk bagian tubuh yang gatal karena psoriasis.

"Bagian epidermis yang berada di atas pembuluh darah yang melebar bisa berdarah saat sisik tergores atau tercabut," terang Hsu.

Sama seperti kondisi gatal lainnya, krim pelembap dapat membantu meredakan rasa gatal.

Namun, kita dapat berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan psoriasis seperti terapi sinar ultraviolet atau obat yang diresepkan.

7. Dermatitis kontak

Dermatitis kontak muncul dari iritasi akibat alkohol atau alergen dari minyak tertentu.

Ketika seseorang terkena dermatitis kontak iritan, maka iritan dari sabun, pewangi, deterjen atau bahan-bahan lain akan menembus penghalang kulit.

Sementara itu, dermatitis kontak alergen akan meningkatkan sistem kekebalan, dan ruam merah yang disertai rasa gatal berkembang beberapa hari kemudian.

Ingat, rasa gatal karena dermatitis kontak juga tidak boleh digaruk karena kita berisiko mengalami pendarahan, infeksi, atau rasa gatal yang lebih hebat.

Solusinya, hindari zat-zat yang mengganggu kulit dari deterjen yang sudah pernah kita gunakan. Ketika mencuci pakaian, gunakan deterjen baru.

Atasi rasa gatal dengan kompres dingin, krim hidrokortison atau obat alergi yang dijual bebas.

8. Ketombe

Kulit kepala yang gatal akibat ketombe bisa mengganggu aktivitas kita.

Ketombe mengacu pada kondisi yang disebabkan oleh jamur yang disebut malassezia.

Sebenarnya, jamur malassezia ini ada pada kulit kepala kita. Tetapi untuk orang yang rentan ketombe, malassezia menyebabkan iritasi dan pertumbuhan sel kulit berlebih.

Menggaruk kulit kepala yang gatal karena ketombe dapat memperburuk proses peradangan yang dipicu oleh malassezia, jelas Kim.

Hilangkan rasa gatal dengan memakai sampo anti-ketombe yang mengandung selenium atau zinc pyrithione untuk menghilangkan jamur.

Temui dokter jika sampo saja tidak dapat mengatasi rasa gatal-gatal itu.

9. Penyakit kaki atlet atau kutu air

Rasa gatal akibat penyakit kaki atlet alias kutu air juga dipicu oleh jamur.

Jamur ini bisa berasal dari lantai kamar mandi atau lantai di kolam renang yang lembap.

Selain kulit bersisik di sela-sela jari kaki, kutu air membuat telapak kaki menjadi kering dan kaki menjadi kemerahan.

Apabila digaruk, kita berpotensi menyebarkan jamur ke bagian tubuh lain, dan membuat rasa gatal bertambah parah.

Oleskan krim antijamur untuk mengatasi kutu air. Jika tidak berhasil, konsultasikan kepada dokter tentang cara lain yang lebih ampuh membasmi kutu air.

10. Wasir

Wasir adalah kondisi yang mengacu pada kumpulan pembuluh darah vena yang terletak tepat di bawah permukaan selaput lendir rektum bawah dan anus.

Terkadang, pembuluh darah ini menjadi bengkak dan menyebabkan kulit terasa gatal. Menggaruk justru semakin memperparah rasa gatal yang kita alami.

Untuk mengatasi gatal, oleskan krim wasir, menggunakan pembalut, atau kompres es.

Atau, rendam bagian bawah tubuh yang gatal dalam air hangat di bak mandi. Setelah itu, keringkan bagian tersebut dengan cara ditepuk perlahan, jangan dilap.

Menyeka dan membersihkan secara berlebihan dapat menyebabkan gatal di daerah sekitar anus. Kondisi ini disebut pruritis ani.


https://lifestyle.kompas.com/read/2021/12/29/151238720/10-jenis-gatal-yang-sebaiknya-tidak-digaruk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke