Pembelajaran Jarak Jauh Perburuk Perilaku Anak, Benarkah?

KOMPAS.com - Pandemi tidak hanya memengaruhi kehidupan kita sebagai orang dewasa, melainkan juga anak-anak. Salah satu perubahan yang dirasakan anak adalah cara mereka belajar.

Saat ini anak masih harus mengikuti pembelajaran secara virtual dan mereka tidak dapat bertemu guru dan teman mereka langsung.

Studi terbaru mengungkap, sekolah online bisa berdampak besar pada pembelajaran, perkembangan, serta tingkat aktivitas fisik anak.

Seperti diberitakan Medical Xpress, satu studi menunjukkan perilaku anak di rumah memburuk ketika mereka mengikuti pembelajaran virtual.

Studi tersebut dilakukan oleh tim peneliti di Harvard University dan dimuat dalam jurnal JAMA Pediatrics.

Para orangtua dari 405 anak di Massachusetts, AS diminta untuk mengisi survei sebanyak empat gelombang, dimulai dari 4 Januari 2021 hingga 23 Mei 2021.

Orangtua melaporkan bahwa perilaku anak mereka di rumah lebih buruk saat mengikuti kegiatan belajar mengajar di depan layar komputer.

Hasil ini dibandingkan dengan ketika anak-anak mereka datang ke sekolah secara langsung.

Berdasarkan hasil survei, sebanyak 57 persen anak yang terlibat dalam studi telah mengubah model pembelajaran setidaknya sekali selama empat gelombang survei dilakukan.

Juga, perilaku anak cenderung lebih buruk selama menjalani pembelajaran jarak jauh.

Namun para peneliti menekankan studi ini dilakukan hanya dengan melihat pandangan dari orangtua, tidak memantau anak-anak secara langsung di laboratorium.

Lebih lanjut menurut para peneliti, studi yang mereka lakukan tidak menyatakan bahwa metode pembelajaran jarak jauh menjadi penyebab perilaku yang buruk pada anak.

Kemungkinan ada faktor lain selama pembelajaran jarak jauh yang dapat memengaruhi perilaku anak.

Faktanya, pembelajaran jarak jauh berdampak pada kehidupan keluarga, terutama jika orangtua juga bekerja dari rumah dan harus membantu anak mereka sekolah.

Bekerja sekaligus membantu sekolah online anak bisa menyebabkan stres tambahan bagi orangtua.