Indikasi Medis, Alasan Banyak Ibu Bersalin Caesar di Tanggal Cantik

Tentu ada alasan memilih tanggal cantik untuk proses persalinan, karena dianggap unik dan bahkan dipercaya menjadi tanggal keberuntungan.

Namun demikian, bagi kebanyakan ibu yang melahirkan di tanggal tersebut justru memiliki indikasi medis sehingga memilih operasi caesar sebagai metode persalinan.

"Yang melahirkan di tanggal 22-2-2022 di RSIA Bunda ada 11 pasien. Yang lahir normal satu orang dan selebihnya melahirkan secara sesar," ujar dr. Nana Agustina, Sp.OG, saat dihubungi Kompas.com.

Dokter Spesialis yang aktif di RSIA Bunda, Jakarta ini pun membantah jika pasangan suami istri sengaja memilih operasi caesar untuk melahirkan di tanggal cantik.

Sebab menurut dia, pada tanggal cantik 22-02-2022 kemarin, ibu yang melahirkan secara caesar di tanggal cantik rata-rata memiliki indikasi medis pada kehamilannya.

"Semua yang operasi caesar atas indikasi medis, antara lain bayi yang besar, air ketuban sedikit, gagal induksi dan kelainan letak atau posisi janin," sebut dia.

Seperti halnya Aurel Hermansyah yang melahirkan secara caesar, juga karena baby A memiliki bobot tiga kilogram di usia kehamilan 38 minggu, sehingga -konon- tidak memungkinkan untuk lahiran normal. 

Seperti kita tahu, biasanya pasangan suami istri sudah mulai mencari tanggal tertentu untuk menjalani persalinan saat usia kehamilan memasuki hari perkiraan lahir (HPL).

Usia kehamilan umumnya berlangsung selama 38-40 minggu. Proses melahirkan baik caesar atau normal boleh dilakukan pada rentang tersebut.

Dengan mengetahui perkiraan HPL tak cuma bertujuan untuk mempersiapkan orangtua dengan pilihan proses persalinan yang akan dijalani, tetapi juga untuk menekan risiko komplikasi akibat indikasi medis di masa kehamilan.

"Jadi sebenarnya tidak ada yang khusus ingin melahirkan di tanggal cantik ini, hanya kebetulan pas tanggalnya," cetus dr. Nana.

Satu hal yang menjadi catatan adalah jika proses persalinan dipaksakan sebelum waktunya karena ingin bayi lahir di tanggal cantik, maka hal itu bisa menimbulkan masalah kesehatan lain bagi bayi dan sang ibu.