Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jaga Kesehatan Usus Trending di TikTok, tapi Tak Semua Tipsnya Benar

Khususnya di bulan Maret, para influencer menggembar-gemborkan konsumsi jus lidah buaya yang dinilai baik dalam menjaga kesehatan pencernaan.

Sementara kreator konten lain seperti Oliveoilqueen mengajurkan untuk mengonsumsi extra virgin olive oil setiap hari.

Dia mengklaim, manfaat extra virgin olive oil dapat membuat kulit lebih sehat, memperbaiki siklus menstruasi dan mencegah perut kembung.

Video ini pun sudah dilihat lebih dari 3,5 juta kali.

Di samping itu tagar #guttok telah mengumpulkan lebih dari 400 juta konten video yang berkaitan dengan kesehatan usus.

Beberapa di antaranya adalah saran untuk mengonsumsi jus mentimun dan jahe, minyak kelapa, apel rebus, kaldu di pagi hari sampai sup ubi jalar sebagai menu makan malam.

Para ahli kesehatan mengatakan, konten-konten tersebut perlu diluruskan, sebab tidak semuanya bermanfaat positif dalam menjaga kesehatan usus.

Misalnya saja saran dari kreator yang menyarankan untuk konsumsi minyak kelapa.

Faktanya menurut Beth Czerwony, ahli diet dari Pusat Nutrisi Cleveland Clinic, minyak kelapa dapat mengiritasi lapisan lambung.

Kemudian anjuran lain seperti jus lidah buaya. Pada beberapa orang, terlalu sering mengonsumsinya justru bisa menyebabkan diare.

Anjuran yang beredar di TikTok tersebut menurut para ahli sebagian besar tidak sesuai dengan rekomendasi Food and Drug Administration (FDA).

Termasuk di antaranya suplemen yang katanya tinggi serat dalam bentuk pil, minuman serbuk dan produk lain yang dipromosikan influencer.

"Jika seseorang mengklaim sebuah makanan dapat menjaga kesehatan usus. Kalian harus skeptis akan hal itu."

Demikian kata Justin Sonnenburg, profesor mikrobiologi dan imunologi di Stanford University.

Berbanding terbalik dengan apa yang trending di media sosial. Justru kebiasaan dan gaya hidup sehat jangka panjang menjadi satu hal penting untuk menjaga kesehatan pencernaan.

Para ahli berharap, kebiasaan makan sehat yang jarang viral itu justru lebih bermanfaat daripada sekadar langsung percaya dengan rekomendasi influencer.

Stephanie Alice Baker, seorang dosen sosiologi senior di University of London mengatakan, kita perlu mempelajari lagi budaya kesehatan yang tampil di dunia maya.

"Apa yang kita lihat adalah tren pengoptimalan diri," papar dia, seperti dikutip Channel News Asia, Kamis (28/4/2022).

Dia menyebut beberapa contoh yang terlihat dalam konten menjaga kesehatan usus melalui tagar #guttok.

Dalam tagar tersebut, konten video yang paling populer cenderung menampilkan sebelum dan sesudah.

Rata-rata para kreator konten menampilkan perut yang membuncit dan sesudahnya perut menjadi rata.

Dalam budaya online ini, terkadang menyinggung pola makan seseorang sampai program penurunan berat badan.

Kita perlu membingkai tren ini daripada sekadar menunjukkan masalah kesulitan buang air besar.

"Mereka ingin dicap berhasil dalam mempromosikan tubuh yang sehat dan cantik. Tapi ini tentang masalah buang air besar."

Demikian kata Dr Rabia De Latour, ahli gastroenterologi dari NYU Langone Health.

Sementara itu, kesehatan usus memiliki konsekuensi kesehatan jangka panjang. Usus terkait dengan sistem kekebalan dan kesehatan jantung.

Maka dari itu, gangguan kesehatan usus bisa berkaitan dengan masalah kesehatan yang lebih luas. Ketika seseorang mengalaminya, maka konsultasi ke dokter merupakan pilihan yang tepat.

 

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/04/29/090000820/jaga-kesehatan-usus-trending-di-tiktok-tapi-tak-semua-tipsnya-benar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke