Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Kebiasaan dalam Berolahraga yang Harus Dihindari Setelah Usia 50

Namun, tanpa disadari, kita sering melakukan kebiasaan yang kurang baik saat berolahraga yang menyebabkan olahraga jadi kurang efektif.

Tapi jangan khawatir, karena jauh lebih baik untuk mengetahuinya sekarang sehingga kita dapat mengatasi kebiasaan ini secepatnya.

Terutama setelah kita berusia 50 tahun, sangat penting untuk memastikan bahwa kita telah mengambil langkah yang tepat untuk berolahraga dengan aman dan mencapai tujuan kebugaran.

Seorang pelatih pribadi di Fyt, Laura Endres membagikan beberapa kebiasaan buruk berolahraga yang mungkin sering kita lakukan dan perlu dihentikan setelah mencapai usia 50 tahun ke atas.

Nah, untuk mengetahuinya lebih lanjut, simak simak beberapa kebiasaan tersebut di bawah ini, seperti yang dilansir dari laman Eat This Not That.

1. Hanya melakukan kardio

Menurut Endres, berjalan kaki adalah kontribusi besar untuk kesehatan secara keseluruhan, tetapi hanya berfokus pada kardio saja tidak cukup, terutama seiring bertambahnya usia.

"Hilangnya kepadatan tulang dan kurangnya kekuatan sangat meningkatkan risiko kita jatuh, patah tulang, dan kesulitan pulih," terangnya.

"Untungnya, ini dapat dicegah atau dikurangi dengan latihan kekuatan dasar," saran dia.

Endres juga mengatakan bahwa latihan kekuatan yang kita lakukan tidak harus sangat menantang atau melelahkan.

Cukup sertakan latihan kekuatan dasar seperti hip hinge, latihan push, sit to stand, pulling, dan squat.

Itu semua adalah latihan yang benar-benar kita butuhkan dalam rutinitas sehari-hari.

2. Jadwal olahraga yang tidak menentu

Konsistensi sangat penting dalam hal berolahraga. Endres pun merekomendasikan kita untuk berolahraga selama 30 menit setiap hari.

"Kita mulai kehilangan massa otot di usia 30-an," ungkap dia.

"Maka kita harus membuatnya lebih menantang seiring waktu untuk membangun dan mempertahankan kekuatan maupun daya tahan otot, serta melakukan latihan yang cukup untuk meningkatkan dan menjaga kesehatan," ungkap dia.

Untuk memanfaatkan olahraga 30 menit setiap hari dengan baik, kita dapat melakukannya dengan berjalan-jalan, melatih kekuatan, mengikuti video dansa, atau melakukan apa pun sumber olahraga favorit kita.

Selain itu, pastikan kita tetap konsisten dan jangan berubah-ubah dengan jadwal olahraga.

"Kekuatan fisik kita akan meningkat, begitu pula kesehatan mental dan emosional. Jadi, ini harus menjadi prioritas utama," tambah Endres.

3. Membingungkan otot dengan mengganti olahraga terlalu banyak

Endres memperingatkan kita untuk tidak mengganti terlalu banyak olahraga.

Sebab, dibutuhkan olahraga yang secara rutin dilakukan dan dikuasai, supaya kita melakukannya juga dalam bentuk yang tepat.

"Jika kita hanya melakukannya sekali dan itu tidak muncul lagi selama berminggu-minggu, ada risiko keamanan yang jauh lebih tinggi saat kita tidak terampil dalam melakukannya maupun olahraga lainnya," kata dia.

Endres juga mengatakan, berganti olahraga terlalu sering juga dapat membingungkan otot dan pikiran kita.

"Ini bisa sangat menegangkan dan melelahkan untuk tidak tahu apa yang kita lakukan selama setiap latihan," ujar dia.

"Tentu, kita akan tahu kapan kita menjadi lebih kuat dan dapat bertahan lebih lama, tetapi program latihan yang solid membuat kita mengulangi latihan sehingga kita dapat secara khusus meningkatkannya."

"Di samping itu, kita juga bisa memperbaiki bentuk, meningkatkan berapa banyak yang dapat kita lakukan atau seberapa banyak beban yang bisa kita tekan dan sebagainya," sambung dia.

4. Mendorong melalui rasa sakit

Sangat penting untuk menentukan perbedaan antara rasa sakit yang wajar dan rasa sakit yang buruk.

Endres mengungkapkan, rasa sakit yang bisa mungkin akan terdengar biasa saja, sedangkan rasa sakit yang buruk akan terdengar lebih parah sehingga kita harus mengakhiri sesi olahraga.

"Olahraga dimaksudkan untuk membangun kekuatan, daya tahan, dan keseimbangan."

"Artinya kita harus dapat melakukan latihan dengan aman dan tanpa rasa sakit, baru kemudian kita menambahkan beban atau kesulitan untuk itu," jelas Endres.

"Apabila kita mengalami nyeri akut atau nyeri yang menetap setelah berolahraga, itu adalah sinyal bahwa ada sesuatu yang tidak beres."

"Ini mungkin berarti kita belum siap untuk latihan dan perlu melakukan variasi atau alternatif yang lebih mudah," saran dia.

Endres menambahkan, kita tidak harus menjadi hardcore setiap saat, tetapi berolahragalah dengan cara yang benar-benar bermanfaat bagi, terutama jika kita sudah berusia 50 tahun ke atas.

Karena sangat penting untuk pulih dengan cepat dan merasakan dorongan energi saat kita selesai dan kita seharusnya tidak merasa benar-benar kelelahan setelah berolahraga.

5. Melewatkan keseimbangan, kelincahan, dan mobilitas

Seiring dengan gerakan latihan kekuatan (seperti bicep curl dan squat), dan kardio (seperti berenang dan berjalan), Endres memberikan latihan yang menargetkan kelompok otot kecil.

Ini juga dapat meningkatkan mobilitas, kelincahan, serta keseimbangan.

"Latihan ini juga bisa meningkatkan kemampuan kita untuk bergerak dengan cara yang berbeda dan meningkatkan kelincahan," kata dia.

"Menariknya, kami menemukan ini sebagai latihan paling penting untuk dilakukan karena dapat bekerja untuk mendukung latihan besar seperti squat dan push-up."

"Dan itu membuat kita bergerak dengan cara yang sudah lama tidak kita lakukan," imbuh dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/04/30/140000020/5-kebiasaan-dalam-berolahraga-yang-harus-dihindari-setelah-usia-50

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke