Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Duka Ridwan Kamil, Pahami 6 Etika Berbelasungkawa di Media Sosial

Netizen ikut bersedih dengan meninggalnya anak sulungnya, Emmeril Kahn Mumtadz, atau biasa disapa Eril.

Jutaan komentar serta ucapan turut berbelasungkawa membanjiri akun Instagram Ridwal Kamil maupun istrinya, Atalia Praratya.

Banyak yang menyampaikan pesan haru untuk pasangan tersebut karena harus kehilangan buah hatinya yang masih begitu muda.

Berbagai ucapan turut berduka cita semakin banyak setelah sejumlah video beredar soal kondisi pasangan tersebut saat pencarian maupun perjalanan kembali ke Tanah Air.

Ucapan belasungkawa di media sosial pun ada etikanya

Suasana duka memang membutuhkan empati dari orang sekitarnya, termasuk ketika dibagikan di media sosial.

Meskipun berniat baik, netizen perlu mempertimbangkan banyak faktor ketika menyampaikan ucapan belasungkawa di media sosial.

Hal ini tentu bertujuan untuk mencegah ujaran yang terkesan tidak sopan dan menyinggung perasaan keluarga yang ditinggalkan.

Seperti dikutip dari artikel Kompas.com (10/05/2021), berikut adalah etika bermedia sosial yang perlu dipahami ketika ingin mengucapkan belasungkawa

1. Biarkan keluarga yang mengunggah kabar tersebut

Sebagai warganet, kita tidak berhak mengumumkan kabar kematian seseorang di media sosial sebelum anggota keluarga yang melakukannya.

Hindari perilaku seperti ini, karena publikasi di luar kendali bisa membuat keluarga yang tengah berduka menerima banyak email, telepon, komentar dan hal lainnya yang tidak diinginkan.

Sementara di momen seperti ini, keluarga membutuhkan waktu untuk menjalani momen berduka secara personal.

2. Jangan terlalu banyak bertanya

Rasa keingintahuan merupakan hal yang wajar, apalagi ketika mengetahui kabar kematian tak terduga dan secara mendadak.

Tahan jari-jari kita untuk tidak menanyakan hal-hal yang sifatnya terlalu dalam untuk diketahui lewat media sosial.

Pahami bahwa keluarga yang ditinggalkan lebih membutuhkan dukungan dan privasi yang mungkin tidak ingin diketahui orang lain.

Bila perlu, sampaikan pula rasa empati pada keluarga yang ditinggalkan.

Ketahuilah, dukungan dan doa bisa menjadi satu hal yang mungkin mereka butuhkan saat ini.

4. Hindari menebar hoaks

Menebar hoaks terkait penyebab kematian seseorang merupakan satu tindakan yang perlu dihindari kala berbelasungkawa di media sosial.

Pahami bahwa kabar yang tidak benar justru bisa menambah buruk anggota keluarga yang ditinggalkan.

Menyampaikan ungkapan dukacita tanpa menambah informasi yang tidak terverifikasi adalah salah satu cara yang tepat.

5. Hindari "tag" akun orang yang meninggal

Di kolom komentar, kita dapat dengan mudah me-mention akun seseorang namun jangan melakukan hal ini pada akun orang yang sudah meninggal dunia.

Tagging akun orang yang sudah wafat apalagi secara terus menerus bisa memicu kenangan menyedihkan bagi keluarganya.

Perilaku yang seperti ini juga tidak menghormati privasi mendiang. Maka dari itu, kita tidak perlu melakukannya sama sekali.

6. Mengucapkan lewat media sosial kurang efektif

Sebenarnya sah-sah saja mendoakan dan mengucapkan dukacita melalui media sosial. Tapi yang perlu disadari adalah cara ini terbilang kurang efektif.

Pasalnya, keluarga yang tengah berduka akan jarang membuka dan memantau apa yang terjadi di media sosial mereka.

Oleh karena itu, cara yang tepat berbela sungkawa bisa dicurahkan melalui bentuk kepedulian kita seperti mengirim bunga, telepon, melalui pesan atau via WhatsApp, atau jalur komunikasi pribadi lainnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/06/04/083019720/duka-ridwan-kamil-pahami-6-etika-berbelasungkawa-di-media-sosial

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke