Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Cara Mengatasi Demotivasi

Oleh: Zen Wisa Sartre dan Fandhi Gautama

KOMPAS.com - Melalui sudut pandang psikologi, demotivasi merupakan kondisi tidak adanya antusiasme dalam hidup atau konstruksi pikiran yang tidaklah mampu menyelesaikan tugas atau pekerjaan.

Tentu, kondisi tersebut kerap dialami semua orang. Penyebabnya pun bisa bermacam-macam, seperti tidak terpenuhinya asupan makanan atau kurangnya tidur juga dapat menjadi alasan.

Demotivasi juga kerap disangkutpautkan dengan kemalasan. Akan tetapi, hal ini tidak membuahkan hasil positif atau solusi dan cenderung memberikan makna yang negatif sehingga akar permasalahan tidak dapat diselesaikan.

Devan Yulio, Stand Up Comedian dan Konten Kreator di Instagram @semakindidevan, memaparkan pendapatnya yang melihat demotivasi bukan sebagai sesuatu yang buruk dalam siniar BEGINU episode “Bentuk Demotivasi untuk Motivasi”.

Menurutnya, demotivasi justru membuka sudut pandang lain bagi seseorang yang dapat dimanfaatkan agar dirinya menjadi lebih baik. Karena demotivasi atau keadaan di kala kita merasa terpuruk, kita dipaksa jujur dan melihat realitas dengan apa adanya.

Lantas, bagaimana caranya mengatasi demotivasi?

1. Bertindak Seolah-olah Termotivasi

Dilansir dari verywellmind, kita bisa merangkai pikiran dan perasaan dengan bersikap penuh semangat.

Misalnya saja, dibandingkan kita berbaring di tempat tidur atau duduk-duduk saja sembari memikirkan tugas atau pekerjaan yang membuat pikiran terbebani, kita bisa mencoba menyelesaikannya.

Bukan tidak mungkin, pikiran kita menjadi fokus dan perasaan demotivasi hilang dengan sendirinya.

2. Lawan Pikiran Negatif

Di kala demotivasi melanda, kemungkinan besar kita kerap memiliki pemikiran-pemikiran negatif atau menemukan alasan yang menyebabkan kita menunda-nunda pekerjaan, seperti merasa tugas terlalu berat atau selalu saja mencari waktu yang tepat untuk menyelesaikannya.

Untuk menanganinya, cobalah lawan alasan-alasan tersebut dengan berpikir positif. Kita bisa menilik kembali alasan mengapa kita harus mengerjakannya atau membayangkan kegiatan menyenangkan yang dapat dilakukan setelah pekerjaan selesai.

3. Sayangi Diri

Salah satu alasan munculnya demotivasi adalah kurangnya kita merawat atau menyayangi diri. Padahal, tubuh dan mental kita juga membutuhkan istirahat.

Dengan kita memaksakan diri dengan bekerja sampai larut malam, pola makan yang tidak teratur, dan kurangnya waktu rehat hanya akan membuat tubuh dan pikiran semakin tidak sehat. Indikator ketidaksehatan itu adalah hilangnya motivasi menjalani hari.

Itu sebabnya, kita harus meluangkan waktu untuk merawat dan menyayangi diri, seperti berolahraga, tidur yang cukup, memenuhi kebutuhan gizi, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan.

4. Berikan Apresiasi Diri

Agar tetap termotivasi, kita juga bisa mengapresiasi diri bila telah menyelesaikan tugas. Akan tetapi, kita juga harus mengetahui apakah kita cenderung lebih termotivasi bila telah menyelesaikan segala tugas atau hanya tugas-tugas yang berat.

Selain itu, apresiasi yang akan kita berikan tidak selalu harus sesuatu yang mahal, melainkan bisa juga melakukan kegiatan yang menyenangkan atau melanjutkan hobi yang karena pekerjaan menjadi terbengkalai.

5. Jangan Takut Salah

Pastinya, siapa pun tidak ada yang ingin melakukan kesalahan. Namun, kita juga harus ingat bahwa setiap orang pasti melakukan kesalahan dan akan terus terjadi. Meskipun, kita tidak menginginkannya, dan bahkan, ada yang tak terhindarkan.

Terlebih, kesalahan bisa membuat kita kecewa, tetapi kesalahan juga bisa menjadi bukti bahwa kita masih memiliki segenap ruang berkembang. Itu sebabnya, kita tidak boleh fokus pada hal negatif yang ditimbulkan dari kesalahan.

Jangan menghukum diri setelah melakukan kesalahan karena hal itu hanya akan memperburuk keadaan. Kita tidak bisa belajar dari kesalahan dan malah membentuk persepsi diri yang negatif.

Dari kesalahan juga kita bisa mengubah sudut pandang dan belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik sehingga tidak mengulangi kesalahan yang sama.

6. Bangun Kepercayaan Diri

Faktor yang kerap membuat kita mengalami demotivasi adalah rendahnya kepercayaan diri, terutama ketika harus menyelesaikan tugas.

Dengan memiliki kepercayaan diri, kita akan menyelesaikan tugas lebih efektif dan efisien. Kepercayaan diri juga menunjukkan bahwa kita merasa yakin atas kemampuan dalam bidang yang kita geluti.

Selain itu, kepercayaan diri berpengaruh dan berperan penting untuk memotivasi kita dalam mencapai tujuan. Itulah mengapa, penting untuk membentuk kepercayaan diri sehingga kita tidak menjadi pribadi yang pesimis dan kerap berpikiran negatif.

Dengarkan kisah hidup lainnya yang inspiratif dari para tokoh terkemuka hanya melalui siniar BEGINU di Spotify. Di dalamnya, ada banyak fakta-fakta yang belum terungkap dan pengalaman berkesadaran yang penuh makna.

Tunggu apalagi? Yuk, ikuti siniarnya agar kalian tak tertinggal tiap ada episode terbarunya tiap Senin, Rabu, dan Jumat. Akses sekarang juga siniarnya melalui tautan https://dik.si/beginu_demotivasi_.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/09/15/060000020/6-cara-mengatasi-demotivasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke