Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Bahaya Perut Buncit yang Sering Diabaikan

KOMPAS.com - Bukan lagi rahasia jika perut buncit memiliki sejumlah risiko buruk pada kesehatan.

Tumpukan lemak di perut atau biasa disebut lemak visceral merupakan salah satu jenis lemak yang cukup berbahaya.

Lemak yang membuat ukuran perut membesar itu mengelilingi organ bagian dalam termasuk hati dan usus.

Namun sayangnya menurut Jamie Harper MD, spesialis pengobatan obesitas yang berbasis di Amerika Serikat, tidak semua orang memahami bahaya perut buncit.

Padahal jika kondisi tersebut tidak segera ditangani maka dampaknya bisa berkontribusi terhadap peradangan hingga resistensi insulin.

Melansir laman Livestrong, para ahli telah mempelajari sejumlah bahaya perut buncit bagi kesehatan. Mulai dari risiko diabetes, sampai kanker.

Berikut pemaparan selengkapnya.

1. Risiko diabetes

Menurut penelitian yang diterbitkan pada tahun 2017 di Journal of American Medical Association, perut buncit memiliki keterkaitan dengan masalah diabetes tipe 2.

Salah satu alasannya disebabkan oleh lemak visceral tersebut dapat memicu produksi sitokin, yang merupakan sejenis sistem kekebalan tubuh yang membuat sel menjadi kurang sensitif terhadap efek insulin yang mengatur gula darah.

2. Tekanan darah tinggi

Sitokin yang diproduksi oleh lemak visceral tidak cuma memengaruhi kadar insulin. Tetapi juga memengaruhi kemampuan sel tubuh untuk mengatur tekanan darah.

Di antara banyak penelitian yang mengaitkan lemak perut dan tekanan darah tersebut telah terbukti melalui penelitian yang diterbitkan di jurnal Heart pada tahun 2017.

Pada studi tersebut para peneliti mengumpulkan data dari 10.000 orang dewasa di China selama enam tahun.

Hasil penelitiannya ditemukan bahwa 5 persen dari peningkatan lingkar perut dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi sebesar 34 persen untuk pria, dan 28 persen pada wanita.

3. Serangan jantung

Faktor risiko ini masih berkaitan dengan tekanan darah tinggi yang kemudian berdampak pada serangan jantung.

Menurut Harvard Health Publishing, lemak di perut dapat memompa asam lemak yang memberikan sinyal pada hati untuk lebih banyak memproduksi lemak dan kolesterol jahat.

Selain studi tersebut, pada studi besar di Journal of American Heart Association pada tahun 2018 juga menemukan bahwa orang dewasa yang memiliki kelebihan berat badan, terutama yang berasal dari beban perut lebih mungkin mengalami serangan jantung daripada yang tidak.

Ketika ukuran lingkar perut tidak segera ditangani, maka risiko serangan jantung lanjutan juga lebih mungkin terjadi.

Berdasarkan penelitian di European Journal of Preventive Cardiology pada tahun 2020, orang yang memiliki perut buncit berisiko mengalami serangan jantung berulang.

Bahkan ketika seseorang telah menjalani terapi untuk mengurangi faktor risiko lain, seperti tekanan darah tinggi dan gula darah.

4. Asma

Sejumlah penelitian telah menemukan hubungan antara ukuran perut yang besar dan risiko asma, bahkan pada orang yang memiliki berat badan normal secara keseluruhan.

European Respiratory Journal menyebutkan bahwa tingkat peradangan tinggi dapat mengakibatkan risiko asma.

Pasalnya, kelebihan lemak di rongga perut bisa mempersulit paru-paru untuk mendapatkan oksigen sebanyak yang dibutuhkan.

5. Risiko kanker

Lemak di perut memiliki kaitan dengan risiko kanker tertentu. Salah satu studi dari European Journal of Cancer pada tahun 2016 menyebutkan bahwa wanita yang lingkar pinggang dan pinggulnya berukuran besar lebih mungkin terkena kanker payudara daripada wanita dengan pinggang kecil.

Sementara pada jurnal yang lain seperti diterbitkan oleh PLOS One, terlalu banyak tumpukan lemak di perut juga dapat melipatgandakan risiko kanker kolorektal.

 

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/10/14/070700120/5-bahaya-perut-buncit-yang-sering-diabaikan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke