Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pertanyaan "Apa Pentingnya?" untuk Membangun Komitmen dan Kontribusi

Asisten rumah tangga memberi tahu bahwa kacamata saya tertinggal di meja makan. Saya mengatakan, “Biarin, deh, hari ini saya tidak perlu pakai kacamata.”

Saya memutuskan demikian karena agenda saya hari itu tidak banyak membaca teks kecil seperti membaca buku.

Pada hari itu kacamata tidak penting. Namun pernah suatu hari di tengah perjalanan, teringat ada mobile modem yang tertinggal karena sempat digunakan di rumah saat internet kurang stabil, maka segera saya putar balik untuk mengambilnya karena modem sangat penting berperan untuk mem-back-up kegiatan daring yang akan dilakukan.

Hal sederhana yang sangat lumrah dan masuk akal, semua yang penting (bernilai) akan mendapat perhatian dan akan diberikan energi kepadanya.

Modem yang saya sadari begitu berperan penting mendapatkan perhatian saya sehingga saya memberikan upaya untuk mengambilnya. Demikian sebaliknya, yang dianggap tidak penting maka akan diabaikan.

Sebuah presuposisi NLP (Neuro Lingusitic Program) mengatakan “Energi akan mengalir kepada perhatian yang diarahkan oleh intensi (energy flows where attention goes as directed by intention).”

Saya mempelajari sistem Meta Coaching yang diformulasikan oleh L. Michael Hall, Ph.D., salah satunya konsep “Well-Formed Outcome”.

Coachee perlu menjawab pertanyaan “Hal penting apa yang hendak kaucapai?” Jika tujuan yang hendak dicapai itu bukan hal penting, maka tidak mendorong usaha serius dari coachee.

Bahkan setelah tujuan itu diklarifikasi secara spesifik, perlu juga kejelasan kapan hendak dicapai dan orang-orang yang terlibat.

Coachee membayangkan seperti apa yang terlihat, terdengar, dan terasa pada saat tujuan itu tercapai. Ekspresi pikiran dan perasaannya akan membantu menghadirkan realita di dalam dirinya.

Robin sharma berkata, “Everything is created twice, first in the mind and then in reality.”

Realita itu terjadi dua kali, terjadi pertama kalinya dalam pikiran dengan menghadirkan gambar, suara, rasa. “Realita” ini mampu mendorong tercapainya realita.

Semakin dianggap penting sesuatu akan semakin kuat motivasi untuk mewujudkannya pada realita.

Bagaimana agar anggota tim memegang komitmen dan memberikan daya upaya untuk berkontribusi, maka mereka perlu menyadari pentingnya aktivitas kerja itu.

Seringkali anggota tim yang mengerjakan pekerjaan sangat spesifik, berulang, tanpa tahu kelanjutan proses serta hasil akhirnya terjebak dalam rutinitas dan tidak menemukan arti penting pekerjaannya. Ini dampak dari cara kerja spesialisasi.

Pemimpin tim sangat perlu untuk memberitahukan kontribusi pekerjaan anggota tim terhadap proses utuh, produk akhir bahkan nilai tambahnya bagi konsumen.

Setiap anggota tim dapat menemukan “apa pentingnya” sebuah aktivitas bagi dirinya dalam rangka menemukan motivasi internal.

Saya berikan contoh dari salah seorang peserta dalam kelas pelatihan saya. Dia adalah seseorang yang bertugas di bagian farmasi sebuah rumah sakit, khususnya urusan pengadaan obat.

Karena rumah sakitnya menerima pasien BPJS, maka diperlukan persediaan obat yang telah ditentukan oleh pemerintah yang pengadaannya melalui program e-katalog dan e-purchasing. Program ini banyak sekali peraturan, persyaratan, dan prosedurnya.

Bagaimana membangkitkan antusiasme dalam mengerjakan tugasnya ini? Beginilah proses penyadaran diri untuk menemukan motivasi internal.

Peserta ini menuliskan “Mempelajari e-katalog & e-purchasing” di bagian bawah kertas kosong, lalu saya memintanya untuk membuat garis agak melengkung di atas tulisan itu.

Saya bertanya, “Apa pentingnya mempelajari e-katalog & e-purchasing?”

Jawabnya, “Saya mahir dan lancar menggunakan program.”

Setiap jawabannya saya memintanya menuliskan di atas garis lengkung sebelumnya, dan seterusnya sehingga akan ada banyak garis-garis lengkung menjulang ke atas.

Lanjut saya, “Apa pentingnya mahir dan lancar menggunakan program itu?”

“Proses pengadaan lancar.”
“Apa pentingnya proses pengadaan lancar?”
“Obat tersedia.”
“Apa pentingnya obat tersedia.”
“Pasien BPJS mendapatkan obat yang diperlukan.”
“Apa pentingnya pasien BPJS mendapatkan obat yang diperlukan?
“Pasien cepat sembuh.”
“Apa pentingnya pasien cepat sembuh?”

Dia terdiam, ada lengkungan kecil di sudut bibirnya, terucaplah, “Saya senang…”

Saya melanjutkan kalimatnya yang tampak belum selesai. “Senang karena…”
“Karena mereka yang butuh berobat, dapat obat, dan mereka sembuh.”
“Jadi apakah berarti kamu telah berkontribusi?” Dia mengangguk.

Saya melanjutkan dengan pertanyaan untuk membantu dia menemukan identitasnya, “Jadi, kamu sudah menjadi orang yang seperti apa?”

“Saya sudah memberi manfaat.”
“Apa yang kau yakini tentang menjadi orang yang memberi manfaat?”
“Di kepercayaan saya, ada tertulis “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.”
“Jadi, apa pentingnya menjadi bermanfaat bagi manusia?”
“Melalui pekerjaan saya, saya telah melakukan perintah keyakinan saya, pekerjaan saya juga adalah ibadah saya.”

Saya membantu membuat kompilasi atas percakapan penting tersebut, “Engkau mempelajari program e-katalog dan e-purchasing, pentingnya adalah agar proses pengadaan obat menjadi lancar, sehingga obat tersedia. Pentingnya obat tersedia adalah agar pasien BPJS mendapatkan obat untuk mempercepat kesembuhan mereka. Ini berarti engkau sudah menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia dan itu sesuai dengan keyakinanmu. Dengan demikian perkerjaan mu adalah ibadah juga.”

Sebagai penutup, sekali lagi saya tanyakan, “Apakah engkau termotivasi untuk mempelajari e-katalog dan e-purchasing sebagai sarana menjadikan pekerjaanmu adalah ibadahmu?”

“Ya,” angguknya mantap.

Para pemimpin tim, mulainya mengajak percakapan sederhana namun mendalam ini untuk membantu anggota tim menemukan arti penting pekerjaan mereka sehingga memicu motivasi dalam menjalankan komitmen serta berkontribusi.

Mereka pun berbahagia karena apa yang dikerjakan mengandung arti penting, bermakna.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/11/02/083000220/pertanyaan-apa-pentingnya-untuk-membangun-komitmen-dan-kontribusi-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke