Ketika bakteri dan virus melewati mekanisme tersebut, sistem kekebalan bekerja untuk menghentikan penyebaran infeksi dengan mengirimkan sel darah putih ke area infeksi.
Sel-sel darah putih ini kemudian melepaskan bahan kimia untuk melawan infeksi, yang dapat menyebabkan jaringan di sekitarnya meradang.
Bagi kebanyakan orang, peradangan ini akan berlalu tanpa menimbulkan masalah lebih lanjut.
Jika proses ini tidak berjalan sebagaimana mestinya, akan terjadi peradangan permanen yang menghancurkan jaringan dan otot elastis yang mengelilingi bronkus (saluran udara), sehingga jaringan dan otot tersebut melebar.
Dalam dunia medis, kondisi tersebut dinamakan bronkiektasis.
Bronkus yang dipenuhi lendir dapat memicu batuk terus-menerus, dan membuat paru-paru lebih rentan terhadap infeksi.
Jika paru-paru kembali terkena infeksi, bronkiektasis menyebabkan peradangan lebih lanjut. Pengulangan siklus membuat kerusakan paru-paru semakin parah.
Penyebab bronkiektasis
Dilansir laman NHS, dari setengah kasus bronkiektasis, belum diketahui penyebab pastinya.
Namun, ada beberapa masalah umum yang diketahui bisa memicu penyakit itu.
1. Infeksi paru-paru di masa kanak-kanak
Sekitar 1 dari 3 kasus bronkiektasis pada orang dewasa dikaitkan dengan infeksi paru-paru yang parah di masa kanak-kanak, seperti:
2. Imunodefisiensi atau melemahnya sistem imun
Beberapa kasus bronkiektasis terjadi karena sistem kekebalan yang lemah, menyebabkan paru-paru lebih rentan terhadap kerusakan jaringan.
Di dunia medis, melemahnya sistem imun dikenal dengan sebutan imunodefisiensi.
Beberapa orang memiliki imunodefisiensi karena masalah dengan gen yang diwariskan dari orangtua, atau setelah mengalami infeksi seperti HIV.
3. Allergic bronchopulmonary aspergillosis
Beberapa orang mengembangkan bronkiektasis sebagai komplikasi dari alergi yang dikenal sebagai aspergilosis bronkopulmonal alergi atau allergic bronchopulmonary aspergillosis (ABPA).
Individu dengan ABPA akan mengalami alergi terhadap jamur yang disebut aspergillus, yang ditemukan di berbagai lingkungan berbeda di seluruh dunia.
Jika penderita ABPA menghirup spora jamur, itu dapat memicu reaksi alergi dan peradangan terus-menerus, yang dapat berkembang menjadi bronkiektasis.
4. Pneumonia aspirasi
Aspirasi (atau juga dikenal pneumonia aspirasi) adalah istilah medis untuk menggambarkan isi lambung yang secara tidak sengaja masuk ke paru-paru, bukan mengarah ke saluran pencernaan.
Paru-paru sangat sensitif terhadap adanya benda asing, seperti makanan atau bahkan asam lambung. Masuknya benda asing ke paru-paru dapat memicu peradangan yang berujung pada bronkiektasis.
5. Fibrosis kistik
Fibrosis kistik adalah kelainan genetik, di mana paru-paru tersumbat oleh lendir. Lendir kemudian memicu terjadinya infeksi bakteri, yang menyebabkan gejala bronkiektasis.
6. Gangguan pada cilia
Cilia adalah struktur seperti rambut kecil yang melapisi saluran udara di paru-paru.
Struktur ini dirancang untuk melindungi saluran udara dan membantu menghilangkan lendir berlebih.
Bronkiektasis dapat berkembang jika cilia tidak dapat membersihkan lendir secara efektif dari saluran udara.
Kondisi yang dapat menyebabkan masalah pada cilia meliputi:
7. Penyakit jaringan ikat
Kondisi tertentu yang menyebabkan peradangan di area tubuh lain terkadang dikaitkan dengan bronkiektasis. Ini termasuk:
Gejalanya
Gejala bronkiektasis yang paling umum adalah batuk terus-menerus yang mengeluarkan dahak dalam jumlah besar. Dahak bisa berwarna bening, kuning pucat atau kuning kehijauan.
Beberapa penderita bronkiektasis kemungkinan jarang mengalami batuk berdahak, atau tidak mengeluarkan dahak sama sekali.
Gejala lain termasuk:
Tanda-tanda infeksi paru-paru
Jika kita mengalami infeksi paru-paru, gejala biasanya memburuk dalam beberapa hari. Infeksi paru-paru akan menyebabkan:
Kapan harus pergi ke dokter?
Apabila belum pernah didiagnosis menderita bronkiektasis dan mengalami batuk terus-menerus, kunjungi dokter umum untuk diperiksa.
Batuk terus-menerus belum tentu pertanda bronkiektasis, namun memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Berkonsultasi dengan dokter sangat disarankan bagi yang sudah didiagnosis menderita bronkiektasis dan mengalami gejala infeksi paru-paru.
Biasanya, pasien bronkiektasis memerlukan perawatan dengan obat antibiotik sebagai tindakan pencegahan jika mereka mengalami infeksi paru-paru secara tiba-tiba.
Beberapa orang dengan bronkiektasis diberikan persediaan antibiotik sebagai tindakan pencegahan jika tiba-tiba mereka mengalami infeksi paru-paru.
Penderita bronkiektasis yang mengembangkan infeksi paru-paru yang parah kemungkinan perlu dirawat di rumah sakit.
Tanda dan gejala infeksi paru-paru yang serius meliputi:
https://lifestyle.kompas.com/read/2022/12/20/061618320/mengenal-bronkiektasis-penyakit-paru-paru-yang-berbahaya