Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Minuman Manis Pemicu Kebotakan pada Pria

KOMPAS.com - Male pattern hair loss (MPHL) alias kebotakan pria adalah bentuk kerontokan rambut yang paling umun dialami pria.

Bahkan dalam sebuah riset yang dilakukan oleh tim peneliti dari University of Melbourne, ditemukan, masalah ini dialami oleh sekitar 30-50 persen pria di umur 50 tahun.

Jumlah tersebut pun kian bertambah. Pasalnya, sebuah survei yang dilakukan di China menemukan, kebotakan pria mempengaruhi 21,3 persen pria pada 2010 dan 27,5 persen pria pada 2021.

Konsumsi gula pun digadang-gadang menjadi penyebabnya.

Untuk membuktikannya, baru-baru ini tim peneliti dari Tsinghua University, Beijing, China meneliti hubungan antara konsumsi minuman dengan pemanis dan kebotakan pria.

Hasilnya, studi yang diterbitkan di jurnal Nutrients tersebut pun menemukan, konsumsi minuman dengan pemanis yang tinggi memang membuat risiko kebotakan makin tinggi.

Ada pun temuan tersebut didapatkan dari hasil survei yang diikuti oleh 1.028 mahasiswa dan guru dengan rata-rata umur 27,8 tahun dari 31 provinsi di China.

Dalam studi, para peserta diminta untuk mengisi informasi berikut:

  • Informasi sosio-demografis dasar
  • Status rambut
  • Jus manis
  • Minuman ringan
  • Sport dan energy drink
  • Susu manis
  • Teh dan kopi manis

Hasilnya, ditemukan bahwa 57,6 persen peserta melaporkan mengalami kebotakan, sementara sisanya tidak.

Selain itu, tim peneliti juga menemukan, mereka yang mengalami kebotakan biasanya mengalami hal berikut:

  • Berusia tua
  • Perokok atau mantan perokok
  • Memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah
  • Jarang melakukan aktivitas fisik
  • Memiliki durasi tidur yang lebih singkat
  • Pernah mengalami kecemasan berat atau PTSD
  • Memiliki riwayat keluarga yang menderita kebotakan pada pria
  • Memiliki rambut yang diwarnai, dikeriting, bleached, atau diluruskan

Selain itu, mereka yang mengalami kebotakan juga mengonsumsi makanan yang digoreng, gula dan madu, manisan dan es krim, serta mengonsumsi sayuran lebih sedikit dibandingkan mereka yang tidak menderita penyakit tersebut.

Konsumsi minuman manis per minggunya pun tergolong tinggi, yaitu rata-rata 4,3 liter per minggu. 

Sementara mereka yang tidak menderita kebotakan hanya mengonsumsi sekitar 2,5 liter minuman manis per minggunya.

Lebih lanjut, tim peneliti juga menemukan, riwayat kebotakan juga akan memengaruhi hubungan antara asupan minuman manis dan kebotakan.

Juga ditemukan hubungan antara frekuensi asupan minuman manis terhadap gangguan kecemasan, serta gangguan kecemasan terhadap kebotakan.

Selain itu, tim peneliti juga mencatat, kaitan konsumsi minuman manis tetap ada meski telah disesuaikan dengan kemungkinan perancu, seperti faktor sosiodemografi, asupan makanan, dan status psikologis.

Mengapa asupan gula dapat mempengaruhi rambut?

Menurut salah satu tim peneliti dan Asisten Profesor di Tsinghua University, Dr. Ai Zhao, Ph.D., konsumsi gula tinggi dapat meningkatkan kadar gula darah dan memicu jalur poliol yang mengubah glukosa menjadi gula lainnya.

Ia menambahkan, proses ini dapat mengurangi jumlah glukosa di bagian luar folikel rambut, yang dapat menyebabkan kebotakan pada pria.

Zhao mengatakan, penelitian sebelumnya juga menunjukkan, asupan gula yang tinggi dapat berkaitan dengan masalah kesehatan mental.

Lalu studi pun menemukan, mereka yang minum sekitar tiga kaleng cola per hari memiliki risiko depresi lebih tinggi 25 persen dibanding mereka yang tidak mengonsumsinya.

Lebih lanjut, Zhao mengatakan, penelitian ini masih terbatas pada data yang dilaporkan oleh narasumber secara mandiri.

Artinya, ilmuwan tidak mengumpulkan data terkait konsumsi produk dengan pemanis lain atau perbedaan tingkat keparahan kebotakan, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut.

Profesor dermatologi di University of Pennsylvania Dr. George Cotsarelis yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut pun mengatakan hal serupa.

Menurut dia, studi baru tersebut hanya menunjukkan kolerasi antara minuman dengan pemanis dan kebotakan.

Apalagi, dalam kelompok peserta yang mengalami kebotakan, ditemukan lebih banyak pria yang memiliki keluarga penderita kebotakan.

Karena itu, meski dia mengakui penelitian tersebut cukup rinci, namun kita tidak lantas harus berhenti mengonsumsi semua minuman manis.

Menurut dia, minuman manis masih masih dapat dinikmati asalkan kita tetap mengonsumsi makanan sehat dan seimbang serta menghindari rokok, obat-obatan, dan asupan alkohol berlebih.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/01/17/090000120/minuman-manis-pemicu-kebotakan-pada-pria

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke