Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ketahui, Efek Samping Gigitan Tikus dan Tips Perawatannya

Hewan pengerat ini juga sering menjadi inang tungau, kutu, dan parasit lain yang dapat menularkan penyakit kepada manusia.

Untungnya, tikus tidak agresif dan biasanya hanya menggigit manusia ketika merasa terancam atau terpojok.

Selain itu, gigitan tikus biasanya tidak serius.

Namun tetap merupakan ide yang baik untuk menemui dokter jika kita digigit, karena gigitan tikus bisa menimbulkan risiko infeksi.

Sebab, hewan ini membawa bakteri dan virus yang dapat menyebabkan kondisi yang berpotensi mematikan.

Nah, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai potensi efek samping hingga perawatan apa yang perlu dilakukan jika digigit tikus, simak penjelasan selengkapnya berikut ini.

Yang dirasakan setelah digigit tikus

Tikus memiliki gigi depan yang kuat yang dapat menghancurkan kulit jika menggigit kita.

Gigitan hewan ini juga dapat menyebabkan sensasi mencubit yang tajam dan mengeluarkan darah. Biasanya, gigitannya menyebabkan luka tusukan tunggal.

Kemungkinan besar kita akan digigit tikus jika kita memegangnya.

Namun, dalam keadaan yang jarang terjadi, tikus dapat menggigit jika merasa terancam, meskipun tidak disengaja.

Potensi efek samping digigit tikus

Sebagian besar risiko gigitan tikus berasal dari potensi infeksi bakteri atau virus. Gigitan tikus juga dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), hewan pengerat kecil termasuk tikus hampir tidak pernah membawa rabies.

• Reaksi alergi

Sebuah studi kasus tahun 2014 menggambarkan seorang penjaga hewan yang mengalami reaksi alergi setelah digigit tikus laboratorium.

Pria berusia 55 tahun itu menerima gigitan di jari tengahnya.

Dalam waktu 10 menit, seluruh tubuhnya menjadi gatal dan timbul ruam di lengannya. Lima menit kemudian, bibirnya membengkak dan dia menjadi pusing.

Gejala-gejala yang dialami pria tersebut mereda dalam waktu delapan jam setelah masuk ke rumah sakit.

• Demam gigitan tikus (RBF)

Demam gigitan tikus atau rat-bite fever (RBF) adalah jenis infeksi yang dibawa oleh bakteri yang hidup pada beberapa hewan pengerat.

Infeksi ini dapat ditularkan melalui gigitan atau dengan mengonsumsi makanan dan air yang terkontaminasi oleh kotoran atau air seni hewan pengerat.

Gejala biasanya dimulai dalam waktu tiga hingga 10 hari kontak. Dalam beberapa kasus, mungkin tertunda hingga 21 hari.

Ini juga bisa menyebabkan gejala seperti demam, muntah, sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan atau nyeri sendi (sekitar 50 persen dari waktu), dan ruam (sekitar 75 persen dari waktu).

Antibiotik sangat efektif dalam menyembuhkan demam gigitan jika ditangani dengan cepat. Jika tidak diobati, tingkat kematian lebih dari 10 persen.

• Hantavirus

Hantavirus adalah penyakit langka namun berpotensi mematikan yang disebarkan oleh tikus rusa dan tikus berkaki putih.

Penyakit ini memiliki tingkat kematian sebesar 38 persen.

Ada pun gejala awal infeksi virus ini meliputi demam, kelelahan, nyeri otot, pusing, menggigil, mual, muntah, diare, dan sakit perut.

Sekitar 4-10 hari setelah infeksi, beberapa orang mengalami gejala seperti sesak napas, batuk, perasaan seperti ada pita yang mengencang di sekitar dada, dan adanya cairan di paru-paru.

Hantavirus dapat menyebar melalui air liur tikus, air seni, atau tinja. Penularan melalui gigitan tikus jarang terjadi. Biasanya, orang tertular melalui penularan melalui udara.

• Koriomeningitis limfositik

Koriomeningitis limfositik adalah penyakit virus yang dibawa oleh hewan pengerat.

Diperkirakan bahwa lima persen dari tikus rumah di AS membawa koriomeningitis limfositik.

Penyakit ini dapat ditularkan ke manusia melalui air liur, darah, kotoran, atau urine.

Gejala biasanya muncul dalam delapan hingga 13 hari yang sering kali meliputi demam, perasaan tidak enak badan secara umum, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, hingga muntah.

Apabila infeksi menyebar, hal ini dapat menyebabkan kondisi yang lebih serius seperti meningitis.

Meningitis sendiri adalah infeksi pada jaringan yang melapisi sumsum tulang belakang dan otak.

Perawatan jika digigit tikus

Apabila kita digigit atau dicakar hewan pengerat, maka kita harus segera membersihkan luka dengan air hangat dan sabun.

Setelah membersihkan area tersebut, kita dapat mengeringkannya dengan handuk bersih dan mengoleskan krim antibiotik dan perban.

Sebaiknya, kita juga memeriksakan diri ke dokter kapan pun kita digigit hewan pengerat.

Meskipun lukanya mungkin tidak terlihat serius, hewan pengerat seperti tikus dapat membawa bakteri dan virus dalam air liurnya yang dapat menyebabkan penyakit yang berpotensi mengancam jiwa.

Saat ini belum ada tes laboratorium yang dapat mengetahui apakah seekor tikus membawa bakteri penyebab demam gigitan tikus, jadi dokter mungkin akan memberikan kita antibiotik sebelum infeksi berkembang.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/04/03/120000320/ketahui-efek-samping-gigitan-tikus-dan-tips-perawatannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke