Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menpora Dito Mengaku Perlu Diet, Ini Pentingnya untuk Kesehatan Pria

Ucapannya itu memang disampaikan sebagai kelakar sesaat setelah dilantik di Istana Negara.

"Ada satu sih yang perlu dikurangin kalau dari saya, itu berat badan saya pasti," katanya, sembari tertawa.

"Jadi, kita hari ini diet makin keras, latihan makin keras. Mungkin teman-teman nanti mau ikut latihan sama saya di Kemenpora," ujarnya lagi.

Pria berusia 32 tahun ini memang tergolong tambun sehingga berat badannya dinilai tidak ideal.

Pentingnya menjaga berat badan untuk mencegah obesitas

Menjaga berat badan bagi kaum pria, seperti keinginan Menpora Dito, bukan hanya soal penampilan.

Perubahan ini erat kaitanya dengan upaya menjaga kesehatan khususnya untuk mencegah obesitas.

"Beberapa masalah yang terkait dengan obesitas termasuk sleep apnea, tekanan darah tinggi, diabetes, asma, kolesterol tinggi, trigliserida abnormal," kata pakar bariatrik di Amerika Serikat, Robert T. Marema, MD FACS., dikutip dari Flagler Health.

Selain itu, ada juga risiko penyakit arteri koroner, sesak napas, refluks, penyakit hati berlemak, peningkatan risiko kanker termasuk usus besar dan prostat, dan peningkatan tingkat kematian dini.

Seorang pria tergolong obesitas jika BMI (indeks massa tubuh) yang dimilikinya lebih dari 30.

Dalam sebuah penelitian berdasarkan rekam media 2,8 juta pasien, ditemukan jika pria obesitas lebih mungkin menderita diabetes, hipertensi, dan hiperlipidemia.

Kejadian ini juga meningkat seiring dengan kenaikan BMI pria berdasarkan usianya.

Khusus untuk pria obesitas, kesehatan prostat perlu menjadi perhatian karena risikonya memicu kanker sangat besar.

Studi baru juga membuktikan, tes penanda sel kanker prostat dini cenderung salah pada pria gemuk karena rendahnya tingkat testosteron.

"Jadi, deteksi dini tidak umum, tetapi ditemukan terlambat dan dalam stadium lanjut," jelas Marema.

Testosteron rendah dan estrogen tinggi adalah salah satu ketidakseimbangan hormon yang berhubungan dengan obesitas.

Testosteron rendah menghasilkan gejala seperti penurunan libido, disfungsi ereksi, energi rendah, kesulitan berkonsentrasi, penurunan kepadatan otot dan tulang, peningkatan penyimpanan lemak, depresi, dan insomnia.

"Rekomendasi saya untuk pria dari segala usia adalah untuk mengetahui BMI Anda," pesan Marema, yang juga dokter bedah.

Risiko kesehatannya lebih rendah jika BMI masih berada dalam kisaran 19-29.

Namun untuk orang yang tidak bisa menjaga BMI di bawah 35, Marema menyarankan untuk mempertimbangkan operasi bariatrik guna menurunkan berat badan.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/04/05/105251620/menpora-dito-mengaku-perlu-diet-ini-pentingnya-untuk-kesehatan-pria

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke