Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Makanan Fermentasi Baik untuk Penderita Asam Urat?

KOMPAS.com - Penderita asam urat direkomendasikan untuk menghindari beberapa jenis makanan tertentu pada diet sehari-hari.

Dalam hal ini, apakah makanan fermentasi perlu dihindari?

Bagaimana dampaknya jika penderita asam urat sering mengonsumsi makanan yang satu ini?

Untuk lebih jelasnya, coba simak sejumlah fakta dan ulasan berikut.

Ada sejumlah fakta yang mengungkap,  makanan fermentasi baik dikonsumsi bagi penderita asam urat.

Makanan fermentasi adalah jenis makanan yang diawetkan dengan bantuan mikroorganisme.

Proses pembuatannya melibatkan penggunaan bahan yang berbeda untuk mengubah struktur kimia pada makanan.

Beberapa metodenya menggunakan bakteri, gula, alkohol atau ragi.

Makanan yang diasinkan atau diasamkan juga dianggap sebagai makanan fermentasi karena diproduksi dengan memanfaatkan sejenis asam seperti cuka atau jus lemon.

Pada dasarnya, jenis makanan yang satu ini mengandung bakteri yang disebut lactobacilli yang mengubah pati dalam gula pada makanan menjadi asam laktat.

Inilah yang membuat makanan fermentasi memiliki cita rasa yang cenderung asam dengan tingkat yang berbeda.

Beberapa contoh makanan fermentasi yang cukup akrab di lidah orang Indonesia meliputi yogurt, cuka apel, acar, tape, kimchi, keju, kombucha, hingga tempe.

Saat ini makanan fermentasi juga sangat populer karena dianggap baik untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan.

Namun apakah jenis makanan ini baik pula untuk penderita asam urat?

Makanan fermentasi kerap disebut dengan probiotik yang dapat menjaga keseimbangan jumlah bakteri baik di dalam usus.

Bakteri baik ini bisa membantu respons sistem kekebalan tubuh terhadap bakteri jahat penyebab penyakit seperti diare, eksim, infeksi saluran kemih, kanker kandung kemih, kolitis ulserativa, dan masih banyak lagi.

Hubungan antara makanan fermentasi dan asam urat dapat dibuktikan melalui studi ilmiah yang dipimpin oleh Chandan Prasad, profesor di Departemen Gizi dan Ilmu Pangan dari Texas University.

Berdasarkan studi itu, para peneliti menemukan fakta bahwa probiotik dapat memengaruhi cara tubuh dalam menyerap purin.

Pada gilirannnya kondisi tersebut bisa membantu mengurangi tingkat peradangan, yang menjadi masalah utama bagi penderita asam urat.

Kandungan probiotik pada makanan fermentasi ini dikatakan bisa membantu mengelola kadar asam urat secara signifikan.

Para peneliti juga sangat merekomendasikan konsumsi makanan fermentasi alami dan bukan didapat dari pil atau kapsul suplemen.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa penderita asam urat direkomendasikan agar rutin mengonsumsi makanan fermentasi favoritnya, entah itu dari yogurt, tempe, atau cuka apel dalam jumlah yang wajar alias tidak berlebihan.

Terutama pada cuka apel yang sudah terbukti secara ilmiah dapat membantu memecah penumpukkan kristal asam urat di area persendian.

Selain itu penelitian makanan fermentasi lain juga merujuk pada jenis makanan fermentasi berbasis susu seperti yogurt, keju dan lain sebagainya.

Kandungan susu dapat berfungsi sebagai dasar yang baik bagi bakteri baik untuk berkembang biak karena biasanya melalui proses fermentasi dengan bakteri asam laktat.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/05/04/110930920/benarkah-makanan-fermentasi-baik-untuk-penderita-asam-urat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke