Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah MSG Tak Baik bagi Kesehatan? Ini Kata Ahli

Bahkan sampai sekarang, banyak orang menghindari makanan yang mengandung MSG tanpa mengetahui secara pasti mengenai fakta sebenarnya tentang bumbu penyedap satu ini.

Nah, untuk menghindari miskonsepsi atau kekeliruan yang lebih luas, para ahli pun menjelaskan apa itu MSG, kegunaannya, apa yang salah dari MSG, dan memberikan penilaian apakah MSG benar-benar sehat atau tidak.

Apa itu MSG

Ahli gizi bersertifikat dan direktur klinis di Sunrise Nutrition, Mindy Lu, MS, CN, LMHC, mengatakan bahwa MSG adalah penyedap rasa yang biasanya ditambahkan ke dalam makanan untuk memberikan rasa gurih.

"MSG pada awalnya dipanen dari rumput laut, tetapi sekarang sebagian besar bersumber dari protein kacang-kacangan dan sereal," terangnya seperti dikutip dari laman Parade.

Sementara itu, seorang ahli diet dan penulis Dressing On The Side (and Other Diet Myths Debunked), Jaclyn London, MS, RD, CDN, mengungkapkan bahwa MSG adalah bahan dan senyawa yang secara alami ditemukan dalam bahan makanan lain.

Di antaranya ada protein nabati terhidrolisis, ragi yang diautolisis, ragi yang dihidrolisis, ekstrak ragi, ekstrak kedelai, dan isolat protein.

Meskipun MSG paling sering dikaitkan dengan penambahan rasa gurih pada masakan Asia, namun penyedap rasa ini juga dapat ditemukan pada sup, keripik, makanan ringan, makanan beku, mie instan, dan bumbu-bumbu seperti saus tiram, saus hoisin, saus ikan, maupun kaldu.

Lu menambahkan, kebanyakan orang mengasosiasikan MSG dengan makanan Asia, tetapi MSG sebenarnya juga digunakan dalam banyak budaya, terutama jika makanan tersebut dikemas atau diproses.

Sebagai contoh, kita bisa menemukan MSG dalam keripik dan makanan ringan, campuran bumbu, saus dan bumbu seperti kecap, saus barbekyu, makanan beku, kari dalam kemasan, serta daging olahan seperti sosis, stik daging, hingga hot dog.

Sejarah reputasi buruk MSG

Pada tahun 1960-an, seorang dokter keturunan Tionghoa-Amerika bernama Dr Robert Ho Man Kwok, MD, menulis surat tentang MSG kepada The New England Journal of Medicine setelah jatuh sakit karena menyantap makanan China.

Tiba-tiba, istilah "sindrom restoran China" muncul di mana-mana dan MSG disebut sebagai penyebabnya dan menjadi bahan yang harus dihindari.

Padahal belum tentu penyebab sakit kepala itu adalah MSG. Para ahli gizi percaya bahwa miskonsepsi yang meluas terhadap MSG setidaknya sebagian bermotif rasial.

"Ketika MSG pertama kali ditemukan, AS secara aktif membatasi jumlah imigran China yang datang ke sini," kata ahli gizi terdaftar di A Healthier You Journey, Sophie Hung, RD, MPH, CPT.

"Undang-Undang Eksklusi Tionghoa yang disahkan pada tahun 1882, diperpanjang beberapa kali hingga akhirnya dicabut pada tahun 1943."

"Rasisme anti-China juga merajalela, sebagian besar merupakan reaksi terhadap pekerja China yang dipekerjakan sebagai buruh karena mereka bersedia bekerja dengan upah yang lebih rendah daripada etnis lain" sambung dia.

Menurut Hung, saat itu Dr Kwok menulis surat bahwa dia percaya bahwa gejalanya bisa jadi disebabkan oleh konsumsi alkohol, natrium, atau MSG.

"Hal ini memicu sejumlah informasi yang salah tentang MSG, yang kemungkinan besar terkait dengan bias yang ada pada saat itu terhadap imigran China dan masakan mereka," ujar Hung.

Lu mengungkapkan bahwa hal ini bisa sangat berbahaya bagi anggota komunitas Asia-Amerika dan lebih khusus lagi, komunitas Tionghoa-Amerika, karena stigma makanan mereka yang buruk dan penuh MSG.

"Pesan tersebut terinternalisasi dan komentar negatif tentang makanan suatu budaya tiba-tiba menjadi komentar negatif tentang orang-orang dari budaya tersebut. Ini memiliki konsekuensi yang sangat besar dan berat," jelasnya.

Di sisi lain, London percaya, alasan mengapa MSG dipandang buruk adalah karena faktor-faktor lain, termasuk jenis bahan makanan yang cenderung digunakan, efek samping yang dilaporkan, serta bagaimana MSG dimetabolisme di dalam tubuh.

"Fisiologi MSG adalah sebagian penyebab mengapa MSG menjadi sasaran sebagai senyawa yang harus dihindari," katanya.

Ia pun menjelaskan bahwa glutamat endogen (alias glutamat yang kita buat di dalam tubuh kita) memiliki beberapa fungsi vital.

Namun, terlalu banyak glutamat juga dapat berdampak negatif pada sistem saraf pusat, termasuk otak.

"Gagasan bahwa penyerapan MSG yang kita konsumsi dari makanan terkait dengan, atau memainkan peran langsung dalam mengubah kimiawi otak kita adalah tidak berdasar," ungkapnya.

"Alih-alih memahami nuansa fisiologisnya, banyak yang mengambil kesimpulan yang salah bahwa MSG buruk bagi kesehatan otak," terang London.

Beberapa merek bahkan memasarkan makanan mereka sebagai bebas MSG dengan cara yang sama seperti beberapa makanan yang dipasarkan sebagai "tanpa pewarna buatan" atau "bebas nitrat" dalam upaya untuk membuatnya tampak lebih sehat daripada yang sebenarnya.

Semua alasan ini telah berkontribusi pada MSG sebagai bahan yang ingin dihindari oleh banyak orang.

Apakah MSG tidak baik bagi kesehatan?

Ketiga ahli diet tersebut kemudian menyimpulkan bahwa MSG bukanlah bahan makanan yang kaya akan manfaat bergizi.

Tetapi, MSG juga tidak seburuk miskonsepsi yang selama ini beredar.

Menurut Lu, MSG adalah penambah rasa yang hebat.

Menggunakan MSG untuk menambahkan rasa gurih pada sup berisi sayuran, ikan, saus salad, dan bahkan pada telur adalah cara-cara untuk membuat makanan yang kaya nutrisi terasa lebih lezat, yang dapat membuat lebih banyak orang memakannya lebih sering.

Senada dengan hal itu, London mengatakan bahwa banyak orang tidak makan porsi sayuran yang direkomendasikan dalam sehari karena rasanya yang kurang enak.

Jadi, semakin banyak cara yang lezat dan beraroma yang ditemukan orang untuk menambahkannya ke dalam makanan, maka semakin sehat pula pola makan seseorang.

"Saya sendiri menggunakan MSG saat memasak untuk menambah rasa pada tumisan, sayuran panggang, dan sup," katanya.

Penting juga untuk diketahui bahwa penelitian ilmiah telah berulang kali menunjukkan bahwa MSG aman, kecuali jika dikonsumsi dalam jumlah yang sangat tinggi.

Alih-alih secara obsesif menghindari makanan dengan MSG, London menganjurkan untuk fokus pada makanan yang kaya akan makanan utuh dan bernutrisi.

"Intinya, MSG adalah bahan makanan yang netral, sama dengan semua bahan makanan lainnya di luar sana," terang Lu.

"Jangan terlalu mengawasi makanan, karena yang terpenting adalah gambaran besarnya dan fokuslah untuk mengembangkan hubungan positif dengan makanan yang fleksibel dan penuh kegembiraan," saran dia.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/06/23/100000920/apakah-msg-tak-baik-bagi-kesehatan-ini-kata-ahli

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke