Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal "Fear of Abandonment", Perasaan Takut Ditinggalkan

Oleh: Rangga Septio Wardana dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Pengalaman di masa lalu ternyata merupakan salah satu faktor yang membentuk kepribadian seseorang. Hal ini juga yang menyebabkan beberapa orang memiliki perasaan takut kehilangan atau ditinggalkan.

Kondisi tersebut dikenal sebagai fear of abandonment, yaitu perasaan takut ditinggalkan dan merasa sangat cemas jika orang-orang terdekatnya akan pergi. Pada umumnya, kondisi ini dipengaruhi oleh pengalaman di masa lalu seperti pola asuh anak, pengalaman kehilangan, dan hubungan romantis yang menyakitkan.

Informasi ini pun menjadi pembahasan utama dalam siniar Anyaman Jiwa bertajuk “Takut Kehilangan atau Ditinggalkan (Fear Abandonment)”, yang dapat diakses melalui tautan dik.si/AnyJiwFear.

Mengenal Kondisi ‘Fear of Abandonment’

Dilansir dari Verywell Health, fear of abandonment merupakan kondisi yang terjadi akibat pengalaman buruk atau trauma di masa lalu. Pengidap kondisi ini dapat mengalami rasa takut luar biasa jika ditinggal pergi oleh orang terdekatnya.

Pengidap kondisi ini juga mustahil untuk dapat menjalani hubungan yang sehat. Pasalnya meskipun ketakutan ini tidak masuk dalam jenis phobia, tetapi rasa takut tersebut dapat berdampak negatif pada hubungan.

Orang dengan rasa takut akan ditinggalkan secara berlebihan cenderung menunjukkan pemikiran atau perilaku yang dapat berpengaruh buruk pada hubungan dengan orang sekitar.

Tanda Pengidap ‘Fear of Abandonment’

Melansir dari Psychology Today, rasa takut kehilangan yang berlebihan justru akan menimbulkan masalah lain. Pasalnya, pengidap kondisi ini cenderung akan mudah merasa tersinggung saat mendapat kritik, tak suka penolakan, sulit percaya dengan orang lain, sulit memulai pertemanan baru, sulit berkomitmen, menyalahkan diri sendiri, dan memaksakan kehendak.

Jenis-jenis ‘Fear of Abandonment’

Melansir dari Healthline, fear of abandonment terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu ketakutan emosional, ketakutan ditinggalkan saat kecil, dan ketakutan berpisah dengan pasangan.

Ketakutan Emosional

Setiap orang tentu memiliki kebutuhan secara emosional. Jika tidak terpenuhi, orang tersebut mungkin akan merasa tidak dihargai, tidak dicintai, dan terputus.

Akibatnya, pengidap kondisi ini akan merasa sangat sendirian, bahkan saat mereka menjalin hubungan dengan seseorang yang hadir secara fisik.

Apabila pemicunya adalah pengalaman masa kecil, orang yang mengalami akan terus merasa takut secara berulang.

Perpisahan Masa Kanak-kanak

Sangat wajar jika balita dan anak-anak merasakan fear of abandonment. Mereka bisa mengekspresikan kecemasan dengan menangis, berteriak, atau menolak perpisahan dengan orangtua.

Masalah Hubungan Percintaan

Ketika menjalin hubungan percintaan, kebanyakan orang cenderung memiliki ketergantungan kepada pasangannya.

Fear of abandonment akan membuat pengidapnya memiliki masalah kepercayaan, curiga, dan terlalu cemas tentang keharmonisan hubungan.

Pada akhirnya, ketakutan tersebut justru dapat menyebabkan pasangan tak nyaman sehingga akan menghindar dan benar-benar pergi.

Kondisi fear of abandonment bisa menjadi sinyal adanya gangguan perilaku lainnya, sehingga perlu segera ditangani dengan baik.

Rasa takut tetap bisa diatasi dan sembuh, jadi ingatkan dirimu tentang kualitas positif yang menjadikanmu teman, anak, dan pasangan yang baik.

Dengarkan informasi lengkap seputar fear of abandonment dalam siniar Anyaman Jiwa bertajuk “Takut Kehilangan atau Ditinggalkan (Fear Abandonment)”, yang bisa di akses melalui tautan dik.si/AnyJiwFear di Spotify.

Di sana, kamu bisa menemukan berbagai informasi menarik seputar kesehatan mental yang bermanfaat untuk kehidupan personal, sosial, dan asmara.

Akses juga playlist-nya di YouTube Medio by KG Media agar kamu tak tertinggal episode terbarunya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/06/27/160000820/mengenal-fear-of-abandonment-perasaan-takut-ditinggalkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke