Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cedera Lutut Boleh Dipijat atau Tidak? Ini Kata Dokter

Keluhan yang biasanya dialami meliputi keseleo, patah tulang lutut, cedera meniskus, dislokasi lutut, dan cedera jaringan ACL pada lutut.

Ketika mengalami cedera lutut, hal yang pertama kita lakukan tentunya mendapatkan penanganan yang tepat.

Namun, sebagian besar budaya masyarakat Indonesia secara turun temurun menangani masalah lutut ini dengan teknik atau metode pemijatan.

Lantas, apakah teknik memijat cedera lutut adalah langkah yang tepat?

Untuk mengetahuinya lebih lanjut, seorang dokter spesialis ortopedi dan traumatologi, serta konsultan lutut dan panggul di Eka Hospital BSD, Dr Ricky Edwin P. Hutapea, SpOT (K) Hip & Knee, menjelaskannya sebagai berikut.

Cedera lutut, boleh dipijat atau tidak?

Menurut Dokter Ricky, selama ini banyak orang yang melakukan pijat atau urut untuk menyelesaikan masalah cedera lutut.

Hal itu sebenarnya tidak masalah jika tujuannya sudah sesuai.

"Kalau setelah olahraga badan terasa pegal ya tidak apa-apa dipijat. Kita bisa tetap mendapatkan manfaat dari pijat itu," katanya saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, belum lama ini.

"Tapi kalau sudah terjadi cedera, itu bisa menyebabkan bengkak yang diakibatkan oleh adanya jaringan yang putus."

"Jadi untuk cedera, saya tidak menyarankan pijat karena itu hanya akan memperburuk kondisi cedera seperti area bengkak yang bisa semakin membesar hingga jaringan-jaringan ikat yang ada di dalam meradang," terang dokter Ricky.

Metode pengobatan ini biasanya dilakukan untuk cedera akut, khususnya cedera jaringan lunak (sprain maupun strain).

Metode terapi RICE juga bisa dilakukan secepat mungkin sesaat setelah terjadinya cedera sampai dengan kurang lebih 48 jam setelah cedera terjadi.

Hal ini berguna untuk membantu penyembuhan jaringan setelah mengalami cedera dan mencegah dampaknya lebih lanjut.

"Ketika ada initial injury, perawatannya harus langsung dimobilisasi dengan metode RICE," ungkap dokter Ricky.

"Pertama-tama didiamkan atau diistirahatkan dulu, setelah itu baru dikasih kompres dingin."

"Kemudian, kaki dielevasi atau diangkat lebih tinggi supaya bengkaknya tidak terlalu tertimbun ke bawah dan terakhir kasih balutan," sambung dia.

Sementara itu, Dokter Ricky juga menambahkan bahwa setelah cedera terjadi, biasanya area periode penyembuhan memakan waktu 3 - 6 minggu apabila cedera yang dialami bersifat ringan.

"Nanti 3 - 6 minggu itu kondisinya hampir 80 atau 90 persen sudah sangat baik," jelasnya.

Kapan harus ke dokter?

Namun, apabila kondisi cedera semakin bertambah parah setelah tiga hari, segera hubungi bantuan medis untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.

Ada beberapa metode penanganan cedera lutut yang dapat ditawarkan oleh dokter untuk menangani cedera berdasarkan jenis dan penyebabnya.

"Salah satu metode yang dapat ditawarkan adalah operasi artroskopi, yaitu prosedur pembedahan yang digunakan dokter untuk melihat, mendiagnosis, dan menangani masalah di dalam sendi," kata dokter Ricky.

"Metode ini merupakan operasi kecil dan dilakukan secara rawat jalan yang berarti pasien bisa melaksanakan operasi dan pulang pada hari yang sama," ujar dia.

Biasanya metode ini direkomendasikan untuk pasien yang mengalami peradangan, cedera, dan kerusakan sendi seiring waktu.

Pasien pun dapat menjalani artroskopi pada sendi manapun, tetapi sering kali memang dilakukan pada penanganan sendi lutut.

"Saat masa pasca operasi, pasien akan diminta beristirahat 3 - 6 minggu dan menghindari melakukan aktivitas-aktivitas fisik, namun masih bisa melakukan aktivitas kecil di rumah," terang dokter Ricky.

"Setelah masa pemulihan pasien selesai, dokter mungkin akan meminta pasien menghindari aktivitas berat seperti berolahraga dan mengikuti terapi untuk mendapatkan kembali fungsi lututnya secara perlahan," imbuhnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/06/30/193728720/cedera-lutut-boleh-dipijat-atau-tidak-ini-kata-dokter

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke