Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Alasan Orang Bisa Kecanduan Operasi Plastik

KOMPAS.com - Operasi plastik untuk tujuan estetika semakin umum dan populer bagi masyarakat modern.

Tidak sedikit individu yang mencari perubahan fisik untuk meningkatkan rasa percaya diri hingga membuatnya merasa lebih baik soal penampilan.

Namun tak jarang pula, sebagian orang cenderung melakukannya lagi, lagi dan lagi alias kecanduan operasi plastik demi mencapai tujuan estetika yang diharapkan.

Padahal jika dilihat prosedurnya secara umum, operasi plastik sama seperti bedah medis lain yang juga memiliki risiko hingga dampak yang perlu dipertimbangkan secara matang.

Dokter spesialis bedah plastik dan rekonstruksi, Dr. dr. Irena Sakura Rini, Sp. BP-RE (K), MARS mengatakan ada sejumlah alasan seseorang terjebak dalam perilaku ketagihan operasi plastik.

1. Menginginkan kesempurnaan

Seseorang yang merasa tidak puas dengan penampilan cenderung mencari solusi melalui perubahan fisik yang berulang.

Sebagian besar pasien berharap bahwa setiap prosedur baru akan memberikan kepuasan yang lebih besar.

"Kebanyakan orang kecanduan operasi plastik itu karena pada dasarnya ada kecenderungan ingin terlihat cantik atau ganteng yang sebenarnya susah digambarkan."

"Misalnya sudah memperbaiki hidung. Tapi merasa mata kurang tinggi, jadi operasi lagi. Lalu alisnya kurang sempurna, jadi terus disempurnakan lagi."

Demikian kata dokter Sakura dalam konferensi pers Indiba Proionic System for Beauty & Wellness by PT Regenesis Indonesia di Jakarta, Rabu (5/7/2023).

2. Tidak takut dengan rasa sakit

Seiring perkembangan teknologi, prosedur operasi plastik saat ini sudah semakin canggih.

Tidak cuma metodenya yang minim akan efek samping, tapi juga didukung pengobatan hingga modalitas anastesi yang mumpuni.

Meskipun prosedurnya dilakukan melalui pembedahan, tapi diakui dokter Sakura, kebanyakan dari pasien merasa tidak khawatir dengan rasa sakit pasca operasi plastik.

"Prosedur operasi plastik itukan dibedah ya dengan pisau dan segala macam. Bohong kalau tidak ada rasa sakit."

"Tetapi rasa sakit ini sekarang sudah banyak menawarkan anastesi yang baik, modalitas obat untuk menghilangkan rasa sakit tanpa risiko menakutkan," lanjut dokter Sakura.

Di sisi lain, sejumlah perawatan pasca operasi juga mulai dikenal luas seperti penggunaan alat berbasis radio frekuensi yang dinilai efektif dalam mengoptimalkan proses recovery seperti Indiba.

Alat kecantikan non invasif ini memiliki kegunaan sangat luas karena dapat digunakan sebagai treatment tunggal maupun treatment kombinasi.

Tak terkecuali pada bedah yang bisa membantu untuk pemulihan setelah operasi dengan memperbaiki sistem limfatik, sirkulasi darah hingga mempercepat proses penyembuhan luka.

Beberapa hal juga turut memengaruhi pasien dan membuat pasien tidak keberatan untuk menjalani operasi plastik terus-menerus.

3. Kemudahan akses yang melayani bedah plastik estetika

Tidak seperti beberapa tahun lalu yang mana prosedur bedah plastik dengan tujuan estetika kebanyakan ada di luar negeri.

Tapi di Indonesia saat ini sudah banyak klinik yang menawarkan layanan itu sehingga akses prosedurnya jadi lebih mudah.

Sudah banyak dokter berkompeten juga untuk melakukannya baik di fasilitas kesehatan hingga klinik estetika.

"Kalau di dalam negeri kan kita jadi tidak terkendala banyak hal. Seperti perbedaan bahasa, kultur, tidak perlu repot-repot lagi pesan tiket pesawat untuk ke sana, mengatur waktu, kalau ada apa-apa dan lain sebagainya akan lebih mudah di negeri sendiri," jelasnya.

4. Ada "kebutuhan" tersendiri

Secara umum, biaya operasi plastik dalam satu kali prosedur itu tidak murah. Tapi, kata dokter Sakura, di Indonesia kebutuhan estetika seperti operasi plastik itu ada dan cukup tinggi.

Bahkan tipikal pasien di Indonesia jika memang belum ada uang untuk melakukan operasi plastik, pilihan tindakan estetika yang lebih terjangkau akan dipilih lebih dulu. 

"Karena marketnya ada, pasien-pasien juga memiliki kemampuan (finansial). Mereka juga akan mencari layanan yang masuk sesuai kantongnya."

"Tidak jarang ada yang mengumpulkan uang dulu, kalau belum cukup operasi plastik, mereka akan melakukan perawatan yang terjangkau seperti botox dan filler."

"Lalu kalau uangnya sudah ada, mereka pasti akan memilih prosedur lanjutan yaitu bedah plastik estetika," pungkas dokter Sakura.

 

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/07/06/090000120/4-alasan-orang-bisa-kecanduan-operasi-plastik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke